Jonty Wareing pengamat aset kripto mengatakan, bahwa pasar NFT (Non-Fungible Token) saat ini dibangun dengan fondasi yang rapuh. Tidak semua NFT itu bisa bernilai tinggi dan selayaknya mahal. Jika terus begini, NFT bisa tak bernilai lagi.
NFT adalah jenis aset kripto yang mewakili benda-beda fisik ataupun digital, agar lebih mudah diverifikasi soal unit jumlah dan kepemilikannya.
Secara prinsip NFT adalah bentuk kontrak digital atau sertifikat sah antara pembuat NFT dengan calon pembeli dan pembeli akhir.
Dengan adanya NFT, pembeli memastikan bahwa benda digital dan fisik itu benar-benar dibuat oleh sang kreator dan tidak ada di tempat lain untuk dijual kembali.
NFT standar bisa dibuat hanya satu unit saja, sehingga benar-benar langka. Tetapi ada juga dibuat dalam unit jumlah yang terbatas.
Namun, saat ini hype super tinggi NFT, membuat siapa saja ingin menerbitkan NFT dan menjualnya di pasar lelang daring.
Manusia-manusia yang tidak jelas siapa dan tidak pernah terdata rekam jejaknya, seenak perut membuat NFT dan laku terjual ratusan juta rupiah.
Jonty Wareing tidak menampik sejumlah keunggulan itu, karena itu memang sangat bermanfaat.
Tetapi Wareing menyoroti, ada sejumlah hal yang sangat rapuh, setidaknya dari segi teknis.
Wareing memeriksa data blockhain dua NFT terkenal yang dijual di toko daring aset digital. Ia menemukan itu terdiri dari alamat URL atau hash IPFS.
Dengan kata lain, keberadaan dua NFT itu bergantung kepada toko NFT itu dan dijual agar tetap terpampang di sana.
“NFT yang Anda beli merujuk ke URL di Internet atau hash IPFS. Seringkali, itu merujuk ke IPFS gateway di Internet yang dioperasikan oleh toko daring itu. URL itu bukanlah media, melainkan sekadar berkas metadata JSON,” jelas Wareing.
Dalam contoh pertama, Wareing merujuk pada karya seni berjudul “Crossroad” karya Beeple yang dijual di Nifty Gateway.
Karya itu merupakan NFT pertama di Nifty yang berubah sesuai dengan hasil pemilu AS. “Crossroad” akhirnya laku US$6,6 juta pada Februari lalu.
Wareing menegaskan, bahwa token digital yang mewakili “Crossroad” adalah file JSON yang disimpan di server Nifty Gateway.
Ia menegaskan jika Nifty Gateway berhenti beroperasi, “Crossroad” maka tidak akan lagi terpampang di sana. Ia menyimpulkan karya tersebut akan tidak bernilai jika itu terjadi.
“Berkas itu merujuk ke media yang Anda beli, dalam hal ini disimpan melalui CDN cloudinary yang disimpan oleh server Nifty Gateway.
Andaikata Nifty berhenti beroperasi, maka NFT itu tidak bernilai, sebab tidak merujuk ke apa-apa lagi.
“Hal ini tidak bisa diganti,” tambah Wareing.
Penelisikan terhadap karya Beeple lain, “The First 5000 Days”, merujuk ke hash IPFS yang merujuk ke berkas metadata JSON yang merujuk ke IPFS gateway dari Makersplace. Hal yang serupa juga terjadi.
“Intinya, nilai NFT itu akan hilang, jikalau Nifty Gateway dan Makersplace berhenti beroperasi, karena sistemnya secara sentralistik berada di dua entitas itu, bukan berada di luar, misalnya IPFS dan sistem yang dikendalikan penuh oleh Beeple sendiri,” ucap Wareing.
Wareing kembali menegaskan, jikalau hal ini terus bertahan dengan fondasi yang rapuh ini, maka pasar tak akan bernilai dalam 10 tahun ke depan.
“Sangat mungkin setiap NFT yang terjual sejauh ini akan tak bernilai dalam waktu 10 tahun. Kita tidak tahu apakah hal itu akan menjadikannya tidak berharga,” pungkas Wareing.
Software Engineer ConSensys Sam Walker setuju dengan penilaian Wareing dan memuji atas diangkatnya wacana ini.
Menurutnya, ke depan akan ada pembenahan soal IPFS agar NFT tetap punya nilai dan kekal. [newsbtc.com/ed]