Tom Robinson, salah seorang pendiri perusahaan Elliptic, mengatakan bahwa sejumlah regulasi kripto di Amerika Serikat (AS) justru membuat nyaman para investor. Maklumlah, Negeri Paman Sam tergolong pangsa pasar kripto yang gurih.
Di AS, regulasi terkait kripto senada dengan di negara lain, yakni bernada abu-abu. Kendati oleh Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka Amerika Serikat (CFTC) masuk kategori komoditi sehingga bisa masuk pasar berjangka, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) punya otoritas sendiri menggolongkan apakah masuk sebagai mata uang (currency), sekadar aset atau juga sekuritas (kontrak investasi modal).
Di AS, menggunakan Bitcoin Cs sebagai alat pembayaran barang dan jasa juga tak dilarang.
Aturan Kripto Berjung Denda, Total US$2,5 Milyar
Ada sejumlah langkah pemerintah AS soal kripto itu, antara lain soal denda. Tom Robinson mencatat, sejak tahun 2009 total nilai denda mencapai US$2,5 milyar.
Hasil tindakan SEC menyumbang bagian terbesar, setara US$1,69 milyar. Sedangkanoleh CFTC mencapai US$624 juta.
Sebagian besar dikenakan untuk perusahaan yang menawarkan sekuritas yang tidak terdaftar dan menipu investor.
Sebagian besar hukuman datang tahun lalu, ketika Telegram Group Inc. dan anak perusahaannya yang sepenuhnya dimiliki TON Issuer Inc. “berdamai” dengan SEC.
Bos Telegram, Pavel Durov: Proyek Blockchain TON dan Kripto GRAM Mungkin Ditunda
Perusahaan milik Pavel Durov itu diangap melanggar undang-undang sekuritas AS, karena menawarkan kontrak investasi untuk membeli kripto GRAM, terkait proyek blockchain TON pada tahun 2019.
Kalah di pengadilan di AS, perusahaan itu akhirnya mengembalikan dana investor seniai US$1,2 milyar. Denda pun tergolong “lumayan” untuk kas negara, yakni US$18,5 juta.
Kendati kalah telak, pihak Telegram tetap tidak mengakui kesalahan mereka.
Aturan Tak Spesifik, Tapi Bikin Nyaman Investor
“Denda itu menunjukkan bahwa kripto pada dasarnya tidak diatur secara jelas dan spesifik. Denda itu hanya berdasarkan peraturan yang sudah ada sebelumnya,” kata Robinson.
Baru-baru ini CFTC muncul sebagai kekuatan utama yang memberlakukan denda juga, menurut Elliptic, yang digunakan oleh regulator, lembaga keuangan, dan bisnis lain untuk melacak transaksi cryptocurrency.
Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa hampir US$65.000 pada pertengahan April sebelum meluncur ke sekitar US$37.000 dalam beberapa pekan terakhir.
“Hukuman ini tidak memperlambat industri kripto. Justru telah membantunya tumbuh dan memberikan kenyamanan kepada konsumen, dan kejelasan peraturan untuk bisnis,” tegas Robinson lagi.
Ke depan, Robinson mengharapkan regulator AS secara khusus menargetkan bursa luar negeri.
Dalam beberapa minggu terakhir, Bloomberg melaporkan penyelidikan bursa terbesar dunia, Binance, oleh CFTC dan lembaga besar lainnya.
“Pasalnya sejumlah tebusan yang dibayarkan kepada kelompok kejahatan dunia maya sedang diuangkan di bursa ini, dan mengatasi ini akan menjadi kunci untuk mengurangi jumlah serangan ransomware,” kata Robinson.
Serangan ransomware baru-baru ini yang melibatkan Bitcoin telah berdampak pada Colonial Pipeline dan JBS. [ed]