Pengamat sebut harga BTC serta aset kripto lain akan tambah suram pada tahun 2023 dan dapat menurun 50 persen hingga mencapai nilai US$8 ribu bagi Bitcoin.
Aset digital telah mengalami tahun yang lesu sepanjang 2022. Kapitalisasi pasar kripto merosot di bawah US$800 milyar setelah sebelumnya mencapai hampir US$3 triliun pada November 2021.
Harga Bitcoin (BTC) anjlok lebih dari 75 persen dalam kurun waktu tersebut.
Harga Bitcoin (BTC) Berpotensi Kian Merosot
Penurunan drastis tersebut diiringi sentimen pasar saham yang lesu. Indeks saham AS Dow Jones dan S&P 500 turut mengalami tekanan jual besar di tengah kekhawatiran resesi dan suku bunga acuan yang meningkat sehingga berdampak terhadap aset investasi.
Krisis di dalam industri kripto sendiri, yakni kegagalan ekosistem Terra (LUNA) hingga kebangkrutan bursa kripto FTX akibat penggelapan dana nasabah kian memperparah “musim dingin” pasar kripto.
Hal itu mendorong investor kripto berbondong-bondong meninggalkan sektor kripto.
Yuya Hasegawa, analis bursa kripto Bitbank, berkata tantangan terbesar bagi aset digital adalah kondisi ekonomi makro. Bank sentral AS Federal Reserve meningkatkan suku bunga acuan demi melawan inflasi, tetapi hal tersebut dapat berujung kepada resesi.
“Saya tidak melihat akan terjadi kepanikan di pasar saham dan kripto, tetapi sentimen investor akan dihambat oleh kondisi yang diperparah isu keyakinan akibat serangkaian krisis yang terjadi,” jelas Hasegawa, dikutip dari Market Watch.
Ia menambahkan, musim dingin kripto akan berlanjut di pertengahan pertama tahun 2023. BTC akan berfluktuasi tanpa arah yang jelas.
Analis Bitbank tersebut menargetkan rentang harga yang besar bagi BTC di tahun 2023. Menurutnya, BTC dapat anjlok lebih dalam 50 persen dari harga saat ini, atau dapat memanjat kembali menuju all-time high US$69 ribu.
Hasegawa memiliki target harga Bitcoin (BTC) sebesar US$8 ribu hingga US$25 ribu bagi kurun waktu Januari hingga Juni 2023. Sentimen BTC akan menguat di pertengahan tahun kedua, dan harga BTC dapat mencapai US$20 ribu hingga US$50 ribu.
Kasus bullish bagi harga BTC bergantung kepada sejumlah faktor intrinsik dan ekstrinsik.
“The Fed harus berhenti menaikkan suku bunga pada bulan Mei, dan sentimen akan mulai positif setelah itu, dengan peluang penurunan suku bunga pada awal tahun 2024,” jelas Hasegawa.
Analis tersebut menambahkan, para trader akan mulai mempertimbangkan halving BTC pada Mei 2024. Halving menyesuaikan imbalan penambangan dan mengurangi penambahan suplai BTC.
Katie Stockton, rekan manajer di perusahaan riset Fairlead Strategies, berpendapat harga BTC menghadapi resistance pada harga US$16.800. Ia memiliki sentimen bearish dan memperkirakan momentum negatif akan terus berlanjut pada bulan Januari.
Sebab tekanan jual besar bagi BTC tidak disambut dengan tekanan beli yang seimbang, Fairlead bersiap-siap menyambut harga BTC US$13.900. Stockton berkata momentum negatif akan jadi hambatan besar bagi aset kripto di tahun 2023. [ed]