Pengembang Bitcoin Ungkap Bug Berbahaya, Apa Dampaknya?

Baru-baru ini, para pengembang Bitcoin mengungkapkan sebuah kerentanan atau bug serius yang dapat berdampak besar pada jaringan node Bitcoin di seluruh dunia.

Dikenal sebagai CVE-2024-35202, kerentanan ini ditemukan pada versi perangkat lunak Bitcoin Core sebelum versi 25.0.

Saat ini, sekitar 13,7 persen node Bitcoin yang beroperasi di jaringan global masih rentan terhadap serangan ini, yang memungkinkan penyerang untuk melakukan pemadaman jarak jauh terhadap node-node tersebut. Apa yang menyebabkan masalah ini?

Mekanisme Kerentanan dalam Protokol Blocktxn

Kerentanan ini berasal dari protokol compact block yang digunakan oleh Bitcoin Core untuk mengurangi penggunaan bandwidth internet. Protokol ini menggunakan pengidentifikasi transaksi yang dipersingkat, yang kadang kala bisa menyebabkan konflik.

Dalam kasus tertentu, jika ada transaksi yang tidak dikenali oleh node, sistem akan meminta blok penuh dari node lain.

Namun, pada versi sebelum 25.0, terdapat kekurangan dalam logika perangkat lunak yang memproses pesan blocktxn lanjutan, sehingga memungkinkan penyerang untuk memanipulasi sistem dan menyebabkan node Bitcoin crash.

“Meskipun meminta blok lengkap dan tidak dipersingkat merupakan tindakan pencegahan keamanan, versi perangkat lunak sebelum 25.0 memiliki kelemahan dalam logika penanganan pesan blocktxn berikutnya,” ungkap tim pengembang, dilansir dari Protos.

Kerentanan ini tidak memberikan keuntungan finansial langsung bagi penyerang biasa. Namun, bagi entitas yang lebih besar seperti korporasi atau pemerintah, kerentanan ini bisa digunakan untuk mengganggu jaringan secara keseluruhan dengan alasan non-keuangan.

Penemuan dan Penyelesaian oleh Pengembang Bitcoin 

Niklas Gögge adalah individu yang menemukan dan mengungkapkan kerentanan ini. Setelah menemukan masalah pada perangkat lunak, ia juga langsung memberikan solusi berupa patch yang diterapkan pada Bitcoin Core versi 25.0.

Patch ini memastikan bahwa perangkat lunak tidak lagi rentan terhadap serangan pemadaman jarak jauh yang disebabkan oleh manipulasi pesan blocktxn. Dengan pembaruan ini, para pengembang Bitcoin mendorong seluruh operator node untuk segera memperbarui perangkat lunak mereka.

Namun, tantangan utama adalah bahwa perangkat lunak Bitcoin Core tidak memperbarui secara otomatis, sehingga operator node harus secara manual mengunduh dan memasang pembaruan tersebut.

Jika mereka tidak segera memperbarui, jaringan Bitcoin bisa terancam dengan potensi pemadaman yang disebabkan oleh serangan ini.

Dampak dan Solusi yang Diharapkan

Meskipun kerentanan ini tidak menawarkan keuntungan besar bagi pelaku kejahatan finansial, risiko pemadaman jaringan node masih sangat relevan.

Mengingat Bitcoin adalah jaringan terdesentralisasi yang sangat mengandalkan banyak node untuk menjalankan dan menegakkan aturan, setiap kerentanan serius dapat berpotensi mengguncang ekosistem.

Selain itu, kerentanan ini bisa dimanfaatkan oleh aktor yang memiliki niat jahat untuk menargetkan jaringan demi kepentingan politik atau ekonomi, bukan semata-mata untuk keuntungan langsung.

Oleh karena itu, penting bagi seluruh operator node untuk segera menginstal pembaruan ke Bitcoin Core versi 25.0 atau lebih baru. Dengan demikian, jaringan Bitcoin dapat terus berjalan dengan lancar tanpa gangguan besar yang bisa diakibatkan oleh pemadaman node secara massal.

Mengapa Pembaruan Perangkat Lunak Itu Penting?

Sering kali, pengguna mungkin menganggap remeh pentingnya pembaruan perangkat lunak. Pada jaringan seperti Bitcoin, yang sepenuhnya terdesentralisasi dan bergantung pada keamanan dan keandalan node, pembaruan menjadi sangat krusial.

Tanpa pembaruan, node-node yang masih menjalankan perangkat lunak lama berisiko menjadi target serangan dan menyebabkan masalah serius di jaringan yang lebih luas.

Kerentanan CVE-2024-35202 adalah pengingat yang jelas bahwa semua operator node harus tetap waspada terhadap pembaruan perangkat lunak dan mengikuti rekomendasi dari pengembang.

Dengan pembaruan ke versi terbaru, risiko serangan dan pemadaman dapat diminimalisir, serta jaringan Bitcoin dapat terus berfungsi dengan baik. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait