Di balik kesuksesan industri keuangan terdesentralisasi (DeFi) dalam menumbuhkan jumlah uang yang mengalir ke dalamnya, ada pelaku cyber crime (kejahatan dunia maya) yang terus mengintai.
Industri DeFi Sering Kehilangan Uang
Tampaknya, keamanan memang tengah menjadi masalah di industri DeFi di sepanjang tahun ini. Keselamatan dana dari para investor terus terancam dan menghilang karena berbagai aksi cyber crime yang meresahkan.
Sebut saja pencurian, peretasan (hacking), penipuan (scam) dan rug pull telah menjadi sebuah peristiwa biasa yang terjadi di industri ini.
Elliptic report hot off the press today, revealing #DeFi users and investors has suffered more than $12 billion in losses due to theft and fraud! 📰📣
DeFi: Risk, Regulation, and the Rise of #DeCrime
Get your copy today 👉https://t.co/QrLzPbR1qX#Crypto #AML #riskmanagement pic.twitter.com/9ilgCttiN7— elliptic (@elliptic) November 18, 2021
Dan menurut laporan dari perusahaan manajemen risiko, Elliptic, total dana yang hilang di industri DeFi dapat dibilang amat besar, yakni US$10,5 milyar, atau setara Rp149,82 triliun.
Memang, DeFi adalah bentuk terobosan baru di sektor keuangan, khususnya di peminjaman dana. Ini dapat memberikan akses kepada para pengguna yang kesulitan mengakses layanan di perbankan tradisional.
Dengan pengembalian yang lebih menarik untuk para pemberi pinjaman dan kemudahan untuk para peminjam, DeFi telah menjelma menjadi industri raksasa dengan uang yang sangat berlimpah.
Namun sangat disayangkan, ini belum diiringi dengan keamanan yang kuat dan maksimal karena sering kali ada celah yang mampu dimanfaatkan oleh para pelaku cyber crime.
Selain itu, Elliptic juga telah meringkas masalah yang dihadapi proyek DeFi dalam laporannya.
“Banyak perusahaan rintisan dengan keamanan siber yang relatif belum matang dan sifat transaksi kripto yang tidak dapat diubah membuatnya sangat sulit untuk memulihkan dana (yang dicuri). Ini telah membuat mereka menjadi target yang menggoda bagi penyerang mulai dari peretas tunggal hingga [peretas tingkat] negara,” ungkap laporan tersebut.
Dan yang paling menarik dan sekaligus menakutkan adalah, terkadang kesalahan keamanan siber bukanlah hal yang tidak disengaja. Dalam laporan tersebut dinyatakan, hal seperti itu justru merupakan produk dari “pintu belakang yang diperkenalkan oleh pembuatnya untuk mencuri dana pengguna.”
Elliptic pun berpendapat, dalam dua tahun terakhir US$2 milyar telah dicuri langsung dari aplikasi yang terdesentralisasi (dApps).
Hal tersebut mengaitkan kerugian sebesar US$10 milyar tambahan dengan penurunan nilai token sebagai akibat dari penipuan atau pencurian.
Tentu ini, itu semua mencerminkan tingkat kepercayaan investor yang menyusut karena mereka lebih merasa takut dibandingkan berharap memperoleh keuntungan di industri DeFi. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.