Pengguna FTX Harus Rela Duitnya Jadi Abu

Seusai meredanya peristiwa ledakan keuangan yang paling mengejutkan dalam sejarah, terdapat berbagai hal yang masih tidak jelas. Contohnya saja berapa banyak uang yang bisa diperoleh kembali oleh pengguna FTX.

Beberapa pakar hukum mengatakan kemungkinan pengguna mendapatkan dananya lagi itu nol, dikutip dari Edition.

Sebelumnya, FTX.com merupakan bursa kripto yang cukup aman bagi para pemula, sehingga sering dipakai untuk jual dan beli cryptocurrency.

Tapi, krisis likuiditas yang terjadi pada minggu lalu membuat FTX menghentikan layanan penarikan dari pengguna, akhirnya investor dan penggunapun kelimpungan.

Menurut catatan dari Wall Street Journal, FTX disebutkan memakai dana pelanggan sebagai bagian dari lindung nilai perusahaan Alameda Research dalam transaksi trading yang berisiko tinggi tanpa seizin pelanggan.

Akhirnya, baik FTX, Alameda Research dan sejumlah perusahaan afiliasi lainnya dinyatakan bangkrut.

Kejaksaan AS sedang menginvestigasi jatuhnya FTX. Pihak berwenang di Bahama melakukan penyelidikan ke perusahaan tersebut selama minggu ini.

Bagaimana Nasib Uang Pengguna FTX?

Delik hukum kepada Sam Bankman-Fried (SBF) mantan CEO FTX masih belum ditentukan. Sebagai gantinya, perusahaan dengan nilai lebih dari US$30 milyar, bangkrut, dan sepertinya pelanggan yang menyimpan asetnya ke dalam kripto di FTX akan gigit jari.

“Kita tidak tahu seberapa luas dampaknya. Korban utama adalah orang-orang yang menyimpan asetnya di FTX, mereka mungkin tidak bisa memperoleh seluruhnya atau mendekati nilai tersebut,” ujar Howard Fischer dari kantor pengacara Moses Singer.

Terdapat beberapa alasan yang mendukung pernyataan tersebut. Pada kasus gagalnya bank di AS, pemerintah akan menjadi penjamin dan menanggulangi dana pelanggan sampai US$250.000. Tapi, mekanisme ini tidak berlaku pada industri kripto yang umumnya tidak teregulasi.

Teorinya, pelanggan FTX mendapatkan bagian dari aset FTX yang tersisa dalam proses pailit tersebut. Tapi, sampai saat ini tidak diketahui berapa banyak sisanya.

“Sejauh yang saya pahami, FTX memiliki dua aset yaitu goodwill value dari bursanya serta nilai token FTT itu sendiri,” kata Eric Snyder, Kepala Departemen Kebangkrutan di Wilk Auslander.

Sekadar informasi, goodwill value adalah intangible asset seperti reputasi dan kekayaan intelektual.

Sedangkan FTT adalah token kripto yang diterbitkan FTX, yang nilainya berkurang hingga 90 persen di minggu lalu.

“Biasanya pembilang sebagai aset dan penyebut sebagai beban. Anda membagi salah satu dengan lainnya dan hasilnya merupakan yang akan diperoleh pelanggan. Tapi, jika pelanggan menarik semua asetnya, maka yang tinggal sebagai pembilang sangat minim,” tambahnya.

“Jika ini terjadi, maka dana yang akan kembali sangat kecil,” ujar Eric lagi.

Jatuhnya FTX secara tiba-tiba membuat kasus ini sulit untuk dinilai sedari dini. Pada umumnya, perusahaan akan menghabiskan waktu berminggu-minggu sebelum untuk mempersiapkan pengajuan bangkrut.

Perusahaan tersebut juga harus menjelaskan mengapa mencari perlindungan dari UU Chapter 11 serta apa yang ingin dicapai dari pengadilan pailit tersebut.

“Yang kamu bisa lakukan hanyalah menebak dari cuitan yang ada, dan bagaimana pelanggan bisa memperoleh uangnya kembali bergantung pada beberapa hal termasuk entitas yang memegang uangnya serta nilai koin yang tersisa,” ujar Dan Besikof dari Loeb & Loeb.

Jatuhnya FTX mengguncang industri kripto dan mempertanyakan masa depan aset digital tersebut. Namun, Changpeng Zhao meyakinkan pelanggannya akan legitimasi sektor tersebut pada Senin (14/11/2022).

“Tentu orang-orang akan gelisah, untuk jangka pendek hal ini memang menyakitkan tapi untuk jangka panjang hal ini baik untuk industri,” ujar Zhao.

Bursa kripto besar ini sekilas muncul sebagai angin segar bagi FTX sebelum berbalik arah di minggu lalu.

Cuitan dari CEO Binance ini menjadi salah satu pemicu krisis likuiditas di FTX. Dia menyangkal memiliki “rencana besar” untuk menguak kedok FTX.

Tapi, jatuhnya FTX membuat Zhao berada di puncak di industri ini. sehingga tidak diragukan lagi bahwa dia adalah orang terkaya dan yang paling berpengaruh di trading aset digital tersebut.

“Saya minta maaf jika ada pihak yang menyalahkanku akan kekacauan yang saya buat. Tapi saya pikir jika ada masalah, semakin cepat diungkapan akan lebih baik,” ujar Zhao.

Melalui kasus ini, diharapkan industri kripto menjadi lebih baik dan transparan. Namun, nasib dana pengguna FTX masih belum jelas dan mereka harus rela jika aset ini menjadi abu. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait