Pig butchering adalah penipuan kripto baru dimana korban “dibantai” oleh pelaku yang mampu meyakinkan korban untuk menanamkan investasi besar di platform perdagangan kripto palsu.
Platform tersebut dibuat agar tampak sah dan menyebabkan korban percaya investasi mereka menghasilkan keuntungan yang luar biasa, hingga penipu dan dana korban dibawa kabur.
Penipuan Kripto Baru
Korban seringkali mengalami kerugian sangat besar, seperti Cy, pria berusia 52 tahun asal San Fransisco AS, yang merugi karena ditipu oleh sosok yang mengklaim sebagai wanita bernama Jessica.
Manipulasi yang dilakukan Jessica terhadap Cy berlangsung selama berbulan-bulan melalui percakapan WhatsApp, melibatkan 271 ribu kata setara 480 halaman teks.
Transkrip percakapan yang dibagikan Cy kepada Forbes mengungkap pendekatan yang dilakukan Jessica melalui identifikasi ketakukan dan kekhawatiran Cy.
Pria tersebut memiliki orang tua yang sakit, istri yang sibuk bekerja dan anak perempuan yang akan memasuki perguruan tinggi sehingga membutuhkan biaya tidak sedikit.
Jessica mengklaim ia berhasil meraih untung besar hingga US$10 juta melalui perdagangan aset kripto. Perempuan tersebut memanfaatkan rincian kehidupan pribadi Cy untuk mendorongnya menanamkan modal pada platform perdagangan kripto palsu.
Akibat manipulasi oleh Jessica, Cy merugi US$1 juta.
Skema penipuan kripto pig butchering sangat menguntungkan sehingga dilakukan dengan skala besar di negara seperti Kamboja, Laos dan Myanmar.
Pihak berwenang Amerika Serikat di tingkat federal dan lokal tidak mampu berbuat banyak untuk memulihkan dana korban ataupun menangkap pelaku.
Jan Santiago, wakil direktur Organisasi Anti-Penipuan Global, berkata penipuan pig butchering dilakukan dengan skala industri, seakan-akan penipuan tersebut dilakukan di dalam pabrik.
Permasalahan ini dibuat semakin rumit dengan adanya isu perdagangan manusia. Pendukung HAM berkata sebagian besar pelaku adalah korban perdagangan manusia yang ditarik ke negara-negara Asia Tenggara dengan iming-iming penghasilan lebih tinggi.
Korban tersebut kemudian dipaksa menjalankan skema penipuan pig butchering dengan ancaman kekerasan bila menolak. Paspor dan ponsel korban seringkali ditahan saat tiba di negara tujuan.
Joshua Crumbaugh, CEO Phishfirewall dan seorang ethical hacker menghimbau agar investor jangan mengikuti nasihat keuangan dari sumber yang tidak jelas.
“Bila informasi tersebut datang melalui media sosial atau pesan mendadak, bersikaplah skeptis. Bila mereka menunjukkan keuntungan cepat, ingat selalu ada resiko tinggi. Tidak ada keuntungan tinggi tanpa disertai resiko tinggi” tandas Crumbaugh. [ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.