Roadmap Hyperliquid layak menjadi sorotan para trader dan investor HYPE. Artikel ini menjelaskan secara sederhana apa saja maksudnya. Simak juga proyeksi harga HYPE yang berpotensi naik 66 persen dari level saat ini.
Poin-poin penting dalam roadmap itu mencakup ekspansi margin tier, peluncuran pasangan perpetual baru, serta integrasi dengan dompet dan platform pelacakan portofolio terkemuka. Semuanya telah resmi aktif dan berjalan sesuai jadwal yang dijanjikan.
Penjelasan Rinci Roadmap Hyperliquid
Per 29 Mei 2025, Hyperliquid secara resmi meluncurkan sistem margin tier baru untuk enam aset utama—BTC, ETH, SOL, XRP, HYPE, dan FARTCOIN. Ini berarti tingkat initial margin atau modal awal yang dibutuhkan untuk membuka posisi leverage telah disesuaikan, menjadikan akses ke perdagangan derivatif menjadi lebih terjangkau.
Margin tier baru merujuk pada sistem bertingkat dalam penetapan persyaratan margin (dana jaminan) yang diperlukan untuk membuka posisi perdagangan dengan leverage di platform seperti Hyperliquid.
Dalam konteks ini, “margin” adalah jumlah dana yang harus disetor oleh trader untuk meminjam modal tambahan dari bursa agar bisa membuka posisi yang lebih besar dari dana yang ia miliki.
Dengan adanya margin tier, persyaratan margin disesuaikan berdasarkan ukuran posisi atau aset yang diperdagangkan. Semakin besar posisi yang dibuka, biasanya persentase margin yang dibutuhkan juga meningkat. Ini dilakukan untuk mengelola risiko agar platform tidak menanggung kerugian besar bila terjadi volatilitas ekstrem.
Analogi sederhananya, bayangkan Anda ingin menyewa kendaraan dari sebuah perusahaan rental. Untuk mobil kecil, Anda hanya perlu menyetor deposit kecil. Tapi jika Anda ingin menyewa truk besar, perusahaan akan meminta deposit yang lebih tinggi karena risikonya juga lebih besar. Begitu juga dengan margin tier: untuk posisi kecil mungkin hanya butuh margin 5 persen, tapi untuk posisi besar bisa meningkat jadi 10–15 persen.
Penerapan margin tier baru oleh Hyperliquid per 2 Juni 2025 pada enam aset—BTC, ETH, SOL, XRP, HYPE, dan FARTCOIN—berarti mereka telah menerapkan sistem margin yang lebih dinamis dan efisien. Hal ini bertujuan untuk menurunkan hambatan modal bagi trader ritel, namun tetap melindungi ekosistem dari eksposur risiko berlebihan akibat posisi berleverage tinggi.
Juga diumumkan pada akhir bulan lalu, Hyperliquid juga merilis pasangan perdagangan perpetual baru: SOPH-USD. Dengan tambahan ini, pilihan aset untuk perdagangan kontrak perpetual menjadi semakin beragam.
Peluncuran SOPH-USD melanjutkan tren yang telah dimulai sejak bulan Mei, di mana LAUNCHCOIN-USD dan DOOD-USD lebih dulu diluncurkan. Pola ini memperlihatkan strategi Hyperliquid dalam membidik komunitas aset kecil namun loyal. Mereka menyadari bahwa nilai dari suatu aset dalam konteks perpetual bukan semata soal kapitalisasi pasar, tetapi lebih pada kedalaman komunitas dan potensi volume perdagangan yang bisa digerakkan oleh sentimen sosial.
Tak hanya aspek perdagangan yang diperbarui, Hyperliquid juga telah menyelesaikan integrasi teknis yang diumumkan pada roadmap bulan Mei. Sejak 20 Mei 2025, pengguna Hyperliquid dapat mengakses platform ini lewat Rabby Wallet dan DeBank.
Rabby Wallet merupakan dompet kripto lintas blockchain yang dirancang untuk pengalaman pengguna yang lebih halus dibanding dompet tradisional seperti MetaMask.
Sementara itu, DeBank adalah platform dashboard yang memudahkan pengguna untuk memantau aset dan aktivitas mereka di berbagai protokol DeFi. Dengan integrasi ini, akses ke Hyperliquid menjadi lebih mudah dan efisien, bahkan untuk pengguna yang baru menjajaki dunia DeFi.
Satu hal yang tak kalah penting dari roadmap tersebut adalah hadirnya skema biaya dan insentif berbasis staking token HYPE yang sudah aktif sejak 5 Mei. Sistem ini membedakan antara maker—pengguna yang menciptakan order baru di order book, dan taker—pengguna yang langsung mengeksekusi order yang tersedia.
Pengguna yang melakukan stakingtoken HYPE dalam jumlah tertentu kini berhak mendapatkan potongan biaya (rebate) saat melakukan aktivitas perdagangan. Ini mirip dengan program loyalitas di kartu kredit, di mana pengguna aktif mendapatkan cashback atau poin sebagai bentuk apresiasi atas frekuensi penggunaan.
Semua pencapaian ini merupakan bagian dari visi jangka pendek Hyperliquid dalam enam bulan pertama setelah peluncuran Layer 1 blockchain-nya. Blockchain tersebut, yang diperkenalkan secara resmi pada awal 2025, dirancang untuk mendukung lebih dari 20.000 transaksi per detik (TPS), menjadikannya sangat sesuai untuk kebutuhan perdagangan derivatif yang sangat cepat dan padat. Sebagai ilustrasi, dalam dunia perdagangan derivatif, delay eksekusi beberapa milidetik saja bisa berarti kehilangan peluang besar atau peningkatan risiko. Maka dari itu, kinerja jaringan menjadi komponen yang sangat krusial.
Namun, roadmap ini tidak hanya berhenti pada pencapaian teknis. Dalam jangka panjang, Hyperliquid juga telah memulai fondasi tata kelola komunitas (governance) melalui dua proposal awal, HIP-1 dan HIP-2.
Proposal ini menetapkan kerangka awal bagaimana keputusan akan diambil di masa depan. Meski demikian, saat ini belum ada rencana detail mengenai pemungutan suara berbasis token, pengajuan proposal oleh komunitas, atau pengelolaan dana protokol. Dengan kata lain, pintu menuju desentralisasi sudah dibuka, tetapi jalannya masih panjang.
Tentu saja, keberhasilan Hyperliquid tidak terlepas dari tantangan besar yang masih membayangi. Secara kompetitif, mereka menghadapi tekanan dari proyek-proyek lain seperti dYdX dan ApeX Pro, yang memilih pendekatan berbeda lewat solusi Layer 2 tanpa biaya gas (zero-gas). Strategi ini sangat menarik bagi pengguna ritel yang sensitif terhadap biaya. Selain itu, kompleksitas regulasi juga semakin meningkat. Otoritas di banyak negara mulai menyoroti praktik margin trading dan perdagangan derivatif, dan Hyperliquid saat ini sudah memblokir akses dari wilayah yang terkena sanksi hukum.
Meski begitu, realisasi roadmap yang diumumkan pada Mei 2025 secara tepat waktu dan terukur merupakan sinyal kuat bahwa proyek ini dikelola dengan komitmen tinggi. Bagi trader kripto yang mengikuti perkembangan Hyperliquid, khususnya komunitas HYPE, ini bukan sekadar pembaruan teknis—ini adalah validasi bahwa proyek ini layak mendapat tempat di radar utama. Ketika banyak proyek hanya pandai berjanji, Hyperliquid sudah menapaki jalannya dengan nyata.
Keunggulan Hyperliquid dan Peran Kripto HYPE
Sedikit menyegarkan pemahaman kita, Hyperliquid adalah sebuah platform perdagangan derivatif kripto yang dibangun di atas blockchain khusus (custom Layer 1) yang mereka rancang sendiri untuk mendukung kecepatan dan efisiensi tinggi. Fokus utama Hyperliquid adalah menyediakan pengalaman trading berbiaya rendah, cepat, dan transparan bagi pengguna yang ingin melakukan perdagangan perpetual futures—kontrak derivatif tanpa tanggal jatuh tempo—dengan antarmuka yang responsif dan berbasis on-chain.
Di dalam ekosistem ini, HYPE merupakan token utilitas utama yang digunakan untuk berbagai fungsi, seperti staking guna mendapatkan potongan biaya perdagangan, serta kemungkinan peran lebih besar dalam tata kelola komunitas di masa depan. HYPE juga menjadi representasi kepentingan komunitas dalam proyek ini, karena insentif dan akses fitur premium di platform banyak yang bergantung pada kepemilikan dan partisipasi dalam staking token tersebut.
Hyperliquid resmi diluncurkan pada awal tahun 2025, menjadikannya salah satu pendatang baru yang cukup cepat menarik perhatian di dunia derivatives crypto. Meski terbilang masih muda, proyek ini langsung mengusung pendekatan yang berbeda dibandingkan banyak pesaingnya. Keunggulan utama Hyperliquid terletak pada penggunaan custom Layer 1 blockchain milik mereka sendiri, bukan bergantung pada solusi Layer 2 seperti Optimism atau Arbitrum yang digunakan oleh kompetitor seperti dYdX dan Aevo. Tak heran HYPE menduduki pasar kripto di peringkat 15 besar dalam waktu singkat.
Dengan jaringan sendiri, Hyperliquid mampu mencapai throughput lebih dari 20.000 transaksi per detik (TPS), meminimalkan latensi, dan menghindari kemacetan jaringan yang kerap terjadi di platform berbasis Ethereum. Ini memberi mereka kendali penuh terhadap desain protokol, biaya transaksi rendah tanpa gas, serta peningkatan skalabilitas yang dioptimalkan khusus untuk kebutuhan perdagangan berfrekuensi tinggi (high-frequency trading), sesuatu yang belum sepenuhnya mampu ditangani oleh kompetitor yang masih terbatas oleh arsitektur L2.
Salah satu keunggulan teknis paling mencolok dari Hyperliquid terletak pada arsitektur blockchain-nya yang dirancang khusus untuk menghadirkan performa tinggi di sektor derivatif kripto. Alih-alih menggunakan algoritma konsensus generik seperti Proof-of-Work atau Proof-of-Stake, Hyperliquid mengembangkan sendiri mekanisme konsensus yang disebut HyperBFT. Sistem ini terinspirasi dari HotStuff, sebuah algoritma modern yang juga menjadi dasar konsensus pada blockchain kelas atas seperti Facebook Diem dan Aptos. Namun, Hyperliquid menyempurnakannya dengan tumpukan jaringan (networking stack) yang dioptimalkan secara menyeluruh dari nol untuk mendukung tuntutan unik dari blockchain Layer-1 mereka—khususnya kebutuhan transaksi keuangan real-time dengan finalitas instan.
Secara sederhana, HyperBFT bekerja seperti sistem pemungutan suara ultra-cepat di antara simpul jaringan, di mana setiap keputusan transaksi disepakati dan disahkan dalam waktu satu block saja. Artinya, begitu transaksi terjadi, tidak ada kemungkinan dibatalkan atau di-reorg, yang sangat krusial untuk menjaga kepercayaan dalam perdagangan derivatif berkecepatan tinggi.
Sistem eksekusi di Hyperliquid terbagi dalam dua komponen besar: HyperCore dan HyperEVM. HyperCore adalah jantung dari aktivitas perdagangan—di sinilah seluruh order perpetual dan spot dieksekusi sepenuhnya on-chain. Sementara itu, HyperEVM berperan sebagai “mesin serbaguna” dalam ekosistem ini—menghadirkan kemampuan smart contract layaknya Ethereum, namun dipadukan dengan kecepatan dan efisiensi khas Hyperliquid.

Ulasan HYPE Terkini
Di luar pembahasan roadmap Hyperliquid, HYPE, token utama dalam ekosistem Hyperliquid, kini menjadi sorotan pasar setelah mencatat lonjakan nilai yang luar biasa dalam waktu singkat. Per Jumat (6/6/2025) HYPE menempati peringkat ke-11 secara global berdasarkan kapitalisasi pasar di Coinmarketcap, dengan total market cap sebesar US$11,62 miliar.
Ini mewakili sekitar 0,13 persen dari total kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan. Sementara itu, unlocked market cap—kapitalisasi yang dihitung berdasarkan jumlah token yang sudah beredar—mencapai US$10,83 miliar, dengan volume perdagangan harian menyentuh angka US$393,52 juta. Angka ini mencerminkan rasio volume per market cap harian sebesar 3,37 persen, menunjukkan tingginya tingkat likuiditas dan minat pasar terhadap token ini.
Harga HYPE sendiri saat ini diperdagangkan di kisaran US$34,82, mencatat kenaikan tahunan luar biasa sebesar 988,10 persen sejak setahun lalu. Total pasokan token HYPE ditetapkan sebesar 1 miliar, dengan 333,92 juta token yang telah beredar di pasar. Dengan fully diluted valuation (FDV) sebesar US$34,82 miliar, pasar memperkirakan nilai penuh proyek ini jika seluruh token telah diedarkan sepenuhnya. Dalam 24 jam terakhir, harga terendah berada di angka US$32,75 dan sempat menyentuh level tertinggi di US$35,63.
Pencapaian paling mencolok terjadi pada 26 Mei 2025 lalu, ketika harga HYPE menyentuh all-time high di level US$39,93—hanya sebelas hari sebelum artikel ini ditulis. Ini berarti harga saat ini berada sekitar 12,46 persen di bawah titik tertingginya. Namun jika dibandingkan dengan titik terendah sepanjang sejarahnya, yang terjadi pada 29 November 2024 di harga US$3,20, maka nilai HYPE telah melonjak lebih dari 992 persen hanya dalam kurun waktu enam bulan. Pertumbuhan ini memperlihatkan betapa kuatnya minat investor terhadap Hyperliquid dan optimisme terhadap masa depan proyek ini.

Proyeksi Harga HYPE
Dalam kaitan dengan penjelasan roadmap Hyperliquid, secara teknikal, pergerakan harga HYPE menunjukkan pola yang menarik bagi pelaku pasar. Analisis dari akun CryptoLingrid mengungkap bahwa harga HYPE/USDT saat ini tengah melakukan pullback ke area batas atas dari rentang sebelumnya, yang kini berperan sebagai zona dukungan baru.
“Menariknya, posisi ini juga sejajar dengan garis support diagonal dalam pola broadening wedge, yaitu pola teknikal yang biasanya menandakan fase konsolidasi sebelum pergerakan besar berikutnya. Di tengah pola ini, HYPE justru terus mencetak higher lows, yaitu titik-titik terendah yang makin naik dari waktu ke waktu—sebuah sinyal klasik potensi kelanjutan tren naik. Apabila terjadi pantulan bersih dari level saat ini, maka reli berikutnya bisa membawa harga kembali menguji level psikologis US$40,” sebutnya.
Dari sisi proyeksi kuantitatif, hasil simulasi Monte Carlo—sebuah metode statistik berbasis ribuan skenario acak untuk memperkirakan kemungkinan hasil masa depan—menyuguhkan outlook yang optimistis. Berdasarkan pemodelan tersebut, diperkirakan bahwa harga HYPE bisa menyentuh US$57,2 pada tanggal 5 Agustus 2025. Jika skenario ini terealisasi, maka itu berarti kenaikan sebesar 66 persen dari harga saat ini yang berada di sekitar US$34,3.
Angka ini bukan hanya sekadar proyeksi semata, melainkan cerminan dari momentum kuat yang sedang dibangun oleh Hyperliquid, baik dari sisi teknikal, sentimen pasar, maupun penerapan roadmap Hyperliquid yang solid. [ps]