Pensiunan ASN Malaysia Jadi Korban Penipuan Crypto, Merugi Setara Rp100 Juta

Seorang lansia pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) Malaysia menjadi korban penipuan crypto, belum lama ini. Diperkirakan korban menderita kerugian hingga RM299.373,40.

Melansir dari kantor berita nasional Malaysia, Bernama, dilaporkan bahwa seorang wanita Malaysia berusia 62 tahun menjadi korban skema penipuan investasi cryptocurrency palsu yang dipromosikan di platform media sosial Meta.

Penipuan crypto di Malaysia tersebut dimulai pada bulan April ketika wanita lansia diperkenalkan kepada seorang pria yang mengklaim menjalankan perusahaan bernama Syarikat Bitcoin Yoamax.

Program investasi ini, yang secara aktif dipromosikan di Meta dan WhatsApp, menjanjikan pengembalian yang menguntungkan.

Untuk berpartisipasi dalam skema ini, korban dengan sukarela membagikan informasi pribadinya, termasuk nama, nomor identitas diri, dan detail perbankan, sambil juga mengunduh aplikasi Yoamax untuk tujuan investasi.

Pada awalnya, dia melakukan beberapa deposit total RM35.320 dalam tujuh transaksi. Semuanya tampak menjanjikan sampai dia memutuskan untuk menarik keuntungan yang seharusnya.

Pada saat ini, seseorang menghubunginya, mengklaim bahwa dia perlu mendepositkan RM164.417 tambahan untuk memudahkan penarikan keuntungannya. Sayangnya, janji untuk mengembalikan uang ini ternyata adalah tipu daya yang kejam.

Para penipu tidak berhenti di situ. Mereka terus memanipulasi korban lanjut usia ini, meyakinkannya untuk mendepositkan RM99.636 tambahan dengan dalih tujuan pertukaran mata uang asing. Namun, meskipun melakukan deposit tambahan ini, korban menemukan dirinya tanpa pengembalian, keuntungan, atau bahkan modal awalnya.

Frustrasi dan menyadari bahwa dia telah ditipu, wanita tersebut melaporkan masalah ini kepada otoritas, yang mengarah pada penyelidikan yang sedang berlangsung berdasarkan Pasal 420 KUHP.

Insiden yang tidak menguntungkan ini menjadi pengingat yang tajam akan bahaya yang terkait dengan investasi cryptocurrency dan perlunya kewaspadaan yang lebih tinggi.

Sementara itu Cryptonews melaporkan, salah satu penipuan kripto terbaru melibatkan peretasan akun X kripto oracle Tellor (sebelumnya Twitter) untuk mempromosikan penipuan airdrop token palsu.

Peretas mengiklankan airdrop yang tidak ada untuk token asli TRB Tellor, tetapi tautan yang diberikan mengarah ke situs phishing.

Saat pasar crypto terus berkembang, demikian pula kesempatan bagi pelaku yang tidak jujur. Para investor dihimbau untuk berhati-hati, melakukan penelitian yang teliti, dan mencari panduan dari sumber-sumber yang terpercaya saat mempertimbangkan investasi cryptocurrency. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait