Bitcoin (BTC) baru-baru ini mengalami penurunan harga akibat beragam faktor dengan harga berada di kisaran 20 persen di bawah harga tertinggi tahun ini. Sejumlah investor khawatir tren tersebut akan berlanjut ke tren bearish, tetapi ada bukti yang menunjukkan tren bullish akan datang.
Analis kripto menyoroti grafik tiga mingguan Bitcoin mirip dengan kondisi di saat awal bullrun sebelumnya pada era 2015-2017, di mana BTC meroket dari ratusan menjadi puluhan ribu dolar AS. Sentimen positif ini digaungi oleh investor Wall Street yang berpendapat Bitcoin sedang memasuki tren pertumbuhan parabolik.
Indikator RSI di grafik tiga minggu Bitcoin serta Exponential Moving Average berada pada posisi mirip seperti awal bullrun sebelumnya. Jika sejarah berulang, maka reli eksponensial bagi harga Bitcoin akan terjadi.
Investor top Wall Street sependapat dengan analisa tersebut dan berkata reli eksponensial akan segera mulai.
Dan Tapiero, co-founder DTAP Capital dan Gold Bullion, menyatakan aset kripto berada pada posisi untuk meluncur secara eksponensial.
“Grafik logaritmik jangka panjang Bitcoin memperkirakan peningkatan sebesar 5 hingga 10 kali lipat untuk bullrun kali ini, dan baru mulai sekarang. Kurun waktunya bisa berlangsung beberapa tahun sebab konsolidasi selama 2,5 tahun adalah fondasi yang bagus untuk meroket ke atas. Jika harga menembus titik tertinggi sebelumnya, akan ada pertumbuhan luar biasa,” jelas Tapiero.
Raoul Pal, investor mantan Goldman Sachs, memberikan analisis Bitcoin bisa menembus US$100 ribu di bullrun berikutnya. [bitcoinist.com/ed]