Penulis Buku The Black Swan: Libanon Didesak Pakai Bitcoin Cs

Nassim Nicholas Taleb, penulis buku terkenal The Black Swan dan Fooled by Randomness mendesak warga Libanon agar menggunakan aset kripto, seperti Bitcoin, karena bank semakin menerapkan kontrol yang lebih ketat di tengah krisis keuangan yang semakin dalam.

Hal itu disampaikannya melalui Twitter menyusul adanya instruksi Bank Sentral Libanon yang mewajibkan pengiriman mata uang asing ke dalam negeri harus dibayarkan dalam mata uang lokal.

Padahal Libanon sendiri sedang mengalami krisis keuangan yang tak kunjung usai. Mata uang pound Libanon kehilangan nilainya sejak Oktober 2019, setelah arus modal asing mengering ditambah beragam protes warganya. Hal itu kian parah akibat pandemi Covid-19.

Decrypt memperkirakan warga Libanon yang tinggal di luar negeri sekitar tiga kali populasi penduduk di negara itu. Banyak orang Lebanon mengandalkan layanan pengiriman uang dari luar negeri.

Tetapi pada hari Kamis, (16 April 2020) Bank Sentral Libanon memerintahkan pengiriman uang asing untuk dibayarkan dalam mata uang lokal dengan “kurs pasar”. Dari sudut pandang bank, itu adalah langkah-langkah menghindari bank rush.

Tak hanya kali ini Taleb menyuarakan dukungannya terhadap aset kripto, khususnya Bitcoin. Pada Desember 2019 lalu dia sangat senang bahwa dunia memiliki aset kripto.

“Ya, memang penipuan berkedok aset kripto itu adalah nyata dan tak dapat dihindarkan. Tetapi, ketika Anda melihat pemerintah, seperti di Libanon, yang melakukan penipuan mirip Skema Ponzi, maka Anda tahu benar mana yang lebih baik,” tegasnya kala itu.

Libanon bukanlah satu-satunya negara yang membatasi penarikan dan transfer mata uang asing. Bank-bank di Mesir , Polandia dan bahkan Amerika Serikat telah memberlakukan pembatasan baru dalam beberapa minggu terakhir, karena krisis ekonomi akibat Covid-19.

Dalam bukunya The Black Swan, yang diterbitkan pada tahun 2007, Taleb meramalkan virus yang sangat aneh menyebar di seluruh planet Bumi. Banyak orang menggambarkan situasi di buku itu mirip seperti pandemi hari ini, di mana penyebarannya sangat cepat dan berskala global, akibat semakin banyak orang berpergian menggunakan pesawat terbang. Di saat yang sama sejumlah negara justru tak siap menangkalnya.

Tapi, Taleb menolak anggapan bahwa pandemi Covid-19 ini serupa dengan apa yang ia ceritakan di bukunya itu.

“Jadi, saat ini bukanlah Black Swan, tetapi White Swan,” katanya beberapa waktu lalu kepada Bloomberg. [Decrypt/red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait