Penyebab BTC Anjlok di Bawah US$29 Ribu

Seorang analis telah melihat penyebab harga Bitcoin (BTC) anjlok di bawah US$29.000 dalam aksi harga baru-baru ini.

Belum lama ini, harga BTC telah gagal mempertahankan posisinya di atas level US$29.000, yang menciptakan pertanyaan tersendiri di antara para investor dan trader.

Penyebab Harga BTC Anjlok 

Berdasarkan laporan Daily Hodl, penyebab harga BTC anjlok di bawah level US$29.000 lagi adalah karena beberapa saham bank di AS merosot dan bank sentral menaikkan suku bunga.

Berdasarkan data dari KBW Nasdaq Bank Index, beberapa harga saham bank di AS telah turun tajam sejak bulan Februari dan jatuh ke titik terendah sejak akhir 2020.

Menurut seorang pakar bernama Charlie Bilello, dampak negatif dari merosotnya beberapa saham bank di AS tidak akan hilang dalam waktu dekat karena telah ada banyak saham bank regional yang rontok. Rata-rata jatuh sebesar 25 hingga 67 persen.

Dalam pertemuan terbarunya, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp), dan mengumumkan bahwa ini akan menjadi kenaikan terakhir.

“Sistem perbankan AS sehat dan tangguh. Kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis cenderung membebani aktivitas ekonomi, perekrutan dan inflasi. Tingkat efek ini masih belum pasti. Komite tetap sangat memperhatikan risiko inflasi… Komite berusaha untuk mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi pada tingkat 2 persen dalam jangka panjang. Untuk mendukung tujuan ini, Komite memutuskan untuk menaikkan kisaran target federal funds rate menjadi 5 hingga 5,25 persen,” ujar The Fed melalui siaran pers resminya.

Secara keseluruhan, harga BTC telah bergerak naik lebih dari 70 persen sejak awal tahun, dan hanya turun sekitar 4 persen dalam 3 minggu terakhir.

Beberapa analis melihat bahwa, harga BTC lebih mungkin untuk kembali melesat karena tren dedolarisasi dan kemungkinan terjadinya hiperinflasi.

Selain itu, harga kripto utama juga diprediksi bakal melompat sekitar US$20.000 jika Pemerintah AS gagal memenuhi kewajiban utangnya, alias default.

Menurut Kepala Riset Valas di Standar Chartered, Geoff Kendrick, kinerja dari Bitcoin akan kian terpoles saat pasar utang turun, memperkokoh statusnya sebagai safe haven. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait