IKLAN
Banner IUX

Penyebab Harga BTC Ambrol

Banner IUX

Harga Bitcoin (BTC) kembali ambrol setelah sempat menembus rekor tertinggi di atas US$124.000. Dalam sepekan terakhir, nilai BTC terkoreksi tajam hingga ke kisaran US$113.000.

Laporan mingguan Glassnode mencatat pelemahan ini dipicu oleh distribusi besar-besaran dari investor lama, lemahnya daya serap pembeli, serta gejolak di pasar derivatif.

Penyebab Harga BTC Ambrol 

Menurut laporan The Week On-Chain Week 38/2025, pemegang jangka panjang (LTH) telah melepas keuntungan dalam jumlah besar. Aksi jual masif ini bertepatan dengan melambatnya aliran modal baru dari institusi melalui produk Bitcoin ETF.

“Pasar kehilangan bantalan untuk menyerap arus distribusi ketika aliran masuk ETF mulai berkurang,” tulis Glassnode dalam laporannya.

Selain faktor distribusi, pasar derivatif turut memperburuk kondisi. Lonjakan likuidasi terjadi pada rentang US$114.000–US$112.000, sehingga mempercepat penurunan harga di pasar spot.

Tekanan itu diperkuat oleh meningkatnya aktivitas lindung nilai di pasar opsi, ditandai dengan melonjaknya permintaan opsi put. Menurut Glassnode, perubahan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap risiko penurunan lebih lanjut.

BACA JUGA:  Hong Kong Dorong Emas yang Ditokenisasi Demi Status Finansial Dunia

Tekanan dari Investor Lama

Distribusi besar-besaran dari investor lama menjadi faktor dominan yang membuat harga BTC ambrol. Data Glassnode menunjukkan jutaan BTC dilepas sepanjang tahun berjalan, seiring para pemegang lama merealisasikan keuntungan pasca reli panjang.

Masuknya modal institusional yang sebelumnya menopang reli Bitcoin kini juga melambat. ETF yang sempat menjadi motor penggerak adopsi gagal menahan arus jual besar ini.

“Aliran modal baru yang menurun membuat pasar kehilangan daya tahan,” sebut laporan Glassnode.

Selain itu, perubahan sentimen di pasar opsi memperlihatkan pergeseran sikap pelaku pasar. Lonjakan permintaan lindung nilai lewat kontrak put menunjukkan bahwa banyak investor lebih memilih melindungi portofolionya ketimbang menambah eksposur.

Level Kritis Harga BTC 

Dari sisi teknikal, Glassnode menyoroti level US$111.000 sebagai titik pertahanan penting. Angka tersebut merupakan biaya rata-rata pemegang jangka pendek (STH). Bila harga mampu bertahan di atas level ini, pasar berpotensi memasuki fase konsolidasi. Namun jika jebol, risiko koreksi lebih dalam semakin terbuka.

BACA JUGA:  WisdomTree Rilis Dana Kredit Privat Tokenisasi di Ethereum dan Stellar

Glassnode menegaskan, kombinasi tekanan jual dari pemegang lama, lemahnya arus modal baru, dan gejolak di pasar derivatif membuat kondisi pasar semakin rapuh. Momentum reli yang mulai memudar meningkatkan sensitivitas Bitcoin terhadap faktor eksternal, termasuk likuiditas global dan arah kebijakan moneter.

Selain itu, pandangan teknikal dari analis popular Ardi turut memperkuat gambaran pasar. Menurutnya, Bitcoin telah kehilangan zona penting dalam teori Fibonacci.

“BTC kehilangan zona retracement 0,618, dengan hampir tidak ada dukungan dari pembeli untuk merebut kembali level tersebut. Golden pocket ini biasanya menjadi garis pertahanan terakhir bagi bull,” ujarnya.

harga btc ambrol

Ardi menambahkan, tertembusnya level itu memperbesar peluang retracement penuh. Ia pun menjelaskan bahwa dalam skenario saat ini harga Bitcoin berpotensi jatuh menuju US$107.500.

Ardi menegaskan pasar berada di persimpangan penting, di mana jika harga mampu bertahan di atas US$111.000 masih ada peluang pemulihan, namun bila tembus ke bawah maka fase pasca-puncak akan semakin terkonfirmasi. [st]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait