Peran Stablecoin Sebagai Pilar Baru Ekonomi Global

Seiring tantangan ekonomi yang terus melanda pasar negara berkembang, stablecoin muncul sebagai alat penting bagi individu yang mencari stabilitas dan efisiensi finansial.

Argentina dan Indonesia menyediakan dua contoh yang berbeda namun sangat mirip tentang bagaimana aset jenis ini dapat menawarkan alternatif terhadap sistem perbankan tradisional. 

Di kedua negara ini, warga semakin menggunakan stablecoin tidak hanya untuk perdagangan kripto, tetapi juga sebagai cara untuk melindungi diri dari inflasi, mengakses mata uang asing, dan melakukan transaksi lintas negara dengan lebih efisien.

Argentina: Menghadapi Krisis Ekonomi dengan Stablecoin

Menurut laporan terbaru dari Chainalysis, stablecoin telah menjadi solusi penting bagi mereka yang berjuang dengan masalah inflasi yang sudah berlangsung lama di Argentina..

Peso Argentina (ARS) telah mengalami penurunan nilai yang signifikan selama beberapa dekade, tetapi situasinya semakin memburuk pada tahun 2023 ketika tingkat inflasi mencapai 143 persen, dan Presiden terpilih Javier Milei mendevaluasi ARS sebesar 50 persen dalam apa yang disebutnya sebagai “shock therapy.” 

Langkah-langkah penghematan yang diambil pemerintah, seperti pemotongan subsidi energi dan transportasi, semakin memperparah beban ekonomi, membuat banyak warga Argentina putus asa mencari alternatif finansial yang lebih stabil.

Kebutuhan akan stabilitas ini menyebabkan lonjakan penggunaan aset ini, terutama yang dipatok ke dolar AS, seperti Tether (USDT). Dengan mata uang nasional yang kehilangan sebagian besar nilainya, banyak warga Argentina beralih ke pasar gelap untuk mendapatkan mata uang asing atau memanfaatkan stablecoin, yang menawarkan cara yang lebih mudah diakses dan aman untuk mempertahankan nilai tabungan mereka. 

Chainalysis juga mencatat peningkatan yang cukup tinggi dalam volume pembelian stablecoin di bursa kripto Argentina.

“Kami mengamati volume perdagangan stablecoin bulanan dengan ARS di Bitso, bursa regional terkemuka di Amerika Latin, dan melihat bahwa penurunan nilai peso secara konsisten memicu peningkatan perdagangan stablecoin bulanan,” menurut riset tersebut.

Misalnya, ketika nilai ARS turun di bawah US$0,004 pada pertengahan 2023, volume perdagangannya melebihi US$1 juta, dan setelah devaluasi pemerintah pada bulan Desember, perdagangan stablecoin melonjak hingga lebih dari US$10 juta pada bulan berikutnya.

Bahkan, volume transaksi kripto di Argentina memimpin di Amerika Latin, sedikit di depan Brasil, menunjukkan ketergantungan yang semakin besar pada aset kripto seperti stablecoin dalam menghadapi krisis ekonomi negara tersebut.

Argentina pimpim penggunaan kripto

Indonesia: Mencari Efisiensi Melalui Stablecoin

Sementara itu, di Indonesia, narasi penggunaan stablecoin berbeda dengan Argentina, namun tak kalah penting.

Sebuah penelitian yang disponsori oleh Visa mengungkapkan bahwa aset jenis ini tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk perdagangan kripto, tetapi telah berkembang menjadi alternatif yang andal bagi layanan perbankan tradisional. 

“Kami menemukan bahwa pengguna di Indonesia tidak hanya menggunakan stablecoin untuk perdagangan kripto, tetapi juga sebagai alat konversi mata uang digital, melakukan pembayaran lintas negara, serta sebagai instrumen tabungan dalam dolar digital,” jelas riset tersebut.

Stablecoin yang dipatok ke dolar AS, seperti USDT dan USDC, semakin diminati oleh warga Indonesia yang ingin menghindari ketidakefisienan sistem perbankan tradisional. 

Bagi banyak orang, aset tersebut menawarkan cara untuk melakukan transaksi di luar jam operasional bank dan menghindari biaya tinggi yang terkait dengan transfer internasional. 

Salah satu pendorong utama tren ini di Indonesia adalah kemudahan akses ke dolar digital. Di negara di mana sistem perbankan lokal sering kali lambat dan terbatas, stablecoin menawarkan alternatif yang fleksibel dan efisien. 

Kemampuan untuk dengan cepat mengonversi mata uang dan melakukan pembayaran di luar jam operasional bank lokal telah membuat stablecoin menjadi opsi yang menarik bagi warga Indonesia, terutama untuk transaksi bisnis internasional dan pengiriman uang pribadi.

Pentingnya Peran Stablecoin di Masa Depan Sistem Keuangan

Sementara adopsi stablecoin di Argentina sebagian besar didorong oleh krisis ekonomi yang terus berlangsung, pertumbuhan stablecoin di Indonesia lebih terkait dengan pencarian efisiensi dan fleksibilitas dalam transaksi keuangan. 

Namun, di kedua negara, aset tersebut mewakili infrastruktur keuangan paralel yang dengan cepat mendapatkan momentum, menawarkan pengguna alternatif terhadap mata uang yang diterbitkan pemerintah dan sistem perbankan tradisional.

Dua studi kasus ini menggambarkan betapa pentingnya peran stablecoin di berbagai wilayah. Baik sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi seperti di Argentina, atau dalam upaya mencapai efisiensi finansial seperti di Indonesia, aset ini terbukti menjadi alat transaksi yang multifungsi. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait