Pukul 07.00 WIB hari ini Bakkt resmi membuka perdagangan Bitcoin Berjangka di platform perdagangan ICE (Intercontinental Exchange). Produk ini sangat diantisipasi sejak tahun lalu dan sempat tertunda beberapa kali.
Bitcoin Berjangka Bakkt adalah produk di komoditi berjangka yang pertama kali mendapatkan restu dari CFTC (Commodity Futures Trading Commission), komisi khusus di Amerika Serikat yang mengurus soal perdagangan komoditas berjangka. Pun lagi, Bakkt adalah anak perusahaan dari ICE, yang juga merupakan induk perusahaan dari Bursa Efek New York.
Perdagangan Bitcoin di Bakkt dilakukan menggunakan Bitcoin sungguhan (physically delivered), bukan berimbal hasil dolar AS, seperti pada produk Bitcoin berjangka CME dan CBOE).
“Sebelumnya, banyak investor dan broker di ICE mengatakan kepada kami bahwa mereka enggan memperdagangkan Bitcoin di bursa yang tidak memiliki aturan yang resmi dan ketat. Mereka ingin ada pengawasan dari pemerintahan federal secara penuh agar merasa aman dalam perdagangan Bitcoin,” kata Kelly Loeffler Chief Executive Officer Bakkt kepada Fortune beberapa waktu lalu..
Perdagangan di Bakkt disebutkan akan mampu menciptakan “kestabilan” harga Bitcoin di pasar secara global. Jika itu terjadi, tidak sulit untuk membayangkan bahwa Bakkt akan membuat aplikasi Bitcoin untuk pembelian eceran.
Bakkt memang belum berencana menawarkan produk itu untuk pasar ritel, tetapi mengakui bahwa kemitraannya dengan Starbucks menunjukkan adanya rencana besar di masa depan. Maklumlah, di Bakkt ada sejumlah investor besar, termasuk Starbuck dan perusahaan venturan Microsoft serta Pantera Capital.
Sementara itu CEO ICE, Jeffrey Sprecher mengatakan kepada Fortune, belum sangat pasti apakah para broker akan sangat meminati produk ini. Tapi, yang pasti ada rasa ingin tahu ketegangan menjelang peluncuran.
“Belum ada permintaan yang kuat. Tapi, rasa ingin tahu. Ini akan memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum investor menilai mutu produk ini,” katanya.
Soal ketidaknyamanan investor memperdagangkan Bitcoin, khususnya di pasar spot, pernah dipaparkan dalam satu survei oleh Bitwise. Disebutkan, bahwa sekitar 95 persen perdagangan di bursa kripto telah dimanipulasi untuk meningkatkan volume atau harga dan bukan untuk transaksi yang sah antara pengguna yang ingin membeli atau menjual Bitcoin.
Di antara praktik penipuan itu adalah “spoofing,” di mana pedagang tidak berniat membeli, tetapi memasukkan perintah palsu untuk memanipulasi harga.
“Pencurian aset kripto telah merajalela di industri ini,” kata Alex Daskalov, CEO KNØX. [red]