Perdagangan Perpetual Kripto Pecahkan Rekor! Apa yang Terjadi?

Pasar perdagangan kontrak berjangka perpetual kripto mengalami lonjakan luar biasa di sepanjang 2024. Aktivitas di bursa terpusat dan terdesentralisasi terus meningkat, dengan volume perdagangan yang melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya.

Bitcoin tetap menjadi primadona dalam kontrak berjangka, sementara platform seperti Solana mulai menarik perhatian. Laporan dari CoinGecko bertajuk State of Crypto Perpetuals 2024 mengungkapkan berbagai perkembangan menarik di sektor ini.

Lonjakan Perdagangan di Bursa Perpetual Kripto Terpusat

Tahun 2024 menjadi titik balik bagi bursa perdagangan kontrak berjangka terpusat. Total volume perdagangan di 10 bursa terbesar mencapai US$58,5 triliun, dua kali lipat dari US$28 triliun yang tercatat pada 2023.

Kuartal keempat mencatat peningkatan pesat, dengan volume mencapai US$21,2 triliun, melonjak 79,6 persen dari kuartal sebelumnya.

Meski Binance masih mendominasi, pangsa pasarnya terus mengalami penurunan sepanjang tahun. Dari awal tahun yang mencatat 43 persen, dominasinya menyusut menjadi 34 persen pada Desember.

Di sisi lain, Coinbase International berhasil masuk ke jajaran sepuluh besar untuk pertama kalinya setelah volume perdagangannya naik lebih dari empat kali lipat pada Desember. Ini menandakan semakin ketatnya persaingan di pasar perdagangan kontrak berjangka.

Bursa Perpetual Terdesentralisasi Tumbuh Pesat

Tidak hanya di bursa terpusat, sektor perdagangan kontrak berjangka terdesentralisasi juga mengalami peningkatan pesat.

10 platform teratas mencatat total perdagangan sebesar US$1,5 triliun sepanjang 2024, naik 138,1 persen dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$647,6 miliar. Peningkatan ini mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan investor terhadap sistem perdagangan tanpa perantara.

perdagangan kripto

Salah satu platform yang paling menonjol adalah Hyperliquid (HYPE). Dengan keberhasilan airdrop tokennya, Hyperliquid mampu meraih lebih dari 55 persen pangsa pasar pada kuartal keempat, bahkan mencapai 66 persen pada Desember.

Sementara itu, dYdX yang sebelumnya menjadi pemimpin pasar, justru mengalami penurunan drastis. Pangsa pasarnya anjlok dari 73 persen pada Januari 2023 menjadi hanya 7 persen pada Desember 2024.

Di tengah perubahan ini, platform berbasis Solana seperti Jupiter mulai naik peringkat menjadi bursa perpetual DEX terbesar kedua. Namun, ekosistem Solana sendiri hanya menyumbang 15 persen dari total volume perdagangan perpetual DEX sepanjang tahun.

Bitcoin Tetap Dominan, Solana Mulai Menarik Perhatian

Bitcoin masih menjadi raja di perdagangan kontrak berjangka, dengan open interest (OI) yang konsisten berada di kisaran 45 persen dari total pasar sepanjang 2024.

Pada 22 November, OI di sepuluh bursa perpetual terpusat terbesar menembus angka US$100 miliar, level tertinggi sepanjang sejarah, dan tetap di atas angka tersebut hingga akhir tahun.

Sebagai perbandingan, angka ini hanya US$31,2 miliar pada awal Januari 2024 dan US$59 miliar di awal Oktober.

Kenaikan ini bertepatan dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS pada awal November, yang membawa sentimen bullish ke pasar. Selain Bitcoin, Ethereum tetap menjadi aset kripto terbesar kedua dalam OI dengan 21 persen, disusul oleh Solana dengan 4 persen, sementara sisanya terbagi di berbagai aset lainnya.

Menariknya, Solana mencatat lonjakan volume perdagangan yang cukup signifikan.

Aktivitasnya melonjak pada pertengahan Maret, akhir Juni, dan awal Agustus, bertepatan dengan peluncuran Pump.fun, yang memicu gelombang memecoin serta tren token selebritas seperti Caitlyn Jenner (JENNER) dan Mother Iggy (MOTHER) yang menarik perhatian investor di pertengahan tahun.

Pelajaran untuk Pasar Kripto di 2025

Melihat data dari laporan CoinGecko, ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan untuk memprediksi tren pasar kripto di 2025. Pertama, lonjakan volume perdagangan di bursa perpetual menunjukkan bahwa permintaan untuk derivatif kripto semakin meningkat, yang berarti volatilitas dan likuiditas kemungkinan akan tetap tinggi.

Kedua, pertumbuhan pesat bursa terdesentralisasi menegaskan bahwa semakin banyak trader yang beralih ke solusi tanpa perantara, terutama di tengah regulasi yang semakin ketat di sektor keuangan terpusat.

Ketiga, Bitcoin tetap menjadi pilar utama pasar, tetapi tren kenaikan volume di ekosistem Solana bisa menjadi sinyal bahwa investor mulai mencari alternatif yang lebih efisien dan murah untuk perdagangan kontrak berjangka.

Jika pola ini terus berlanjut, tahun ini bisa menjadi tahun di mana persaingan antara blockchain utama semakin sengit, dan inovasi dalam teknologi perdagangan kripto akan menjadi faktor kunci dalam mempertahankan daya saing.

Persaingan Semakin Ketat di Dunia Perdagangan Perpetual

Dengan volume perdagangan yang terus meningkat, jelas bahwa perdagangan kontrak berjangka kripto semakin menjadi pilihan utama para trader. Bursa terpusat masih memegang kendali, tetapi bursa terdesentralisasi mulai menunjukkan daya saing yang kuat, terutama dengan kehadiran platform inovatif seperti Hyperliquid dan Jupiter.

Di tengah tren ini, Bitcoin tetap menjadi pilar utama dalam perdagangan perpetual, sementara ekosistem Solana mulai menunjukkan potensinya.

Perubahan cepat dalam pasar ini membuktikan bahwa industri kripto terus berkembang, dan siapapun yang ingin bertahan harus mampu beradaptasi dengan lanskap yang selalu berubah.

Melihat tren yang ada, tampaknya kita masih akan menyaksikan lebih banyak perubahan menarik dalam perdagangan kontrak berjangka kripto pada tahun-tahun mendatang. Jika tahun 2024 saja sudah dipenuhi kejutan, siapa yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya? [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait