Peretas Gondol Kripto Setara Rp14,2 Triliun Sepanjang Kuartal Ke-3 Tahun 2021

Peretas masih menjadi momok tersendiri di industri kripto dan blockchain karena terus mencetak kerugian yang tak main-main nilainya.

Memang, di mana gula, di situ ada semut. Peretas terus mengincar industri baru ini karena masih kaya akan celah untuk mereka susupi dan manfaatkan untuk keuntungan pribadi mereka.

Peretas Kripto Terus Beraksi

Di tengah peningkatan minat investor di industri kripto, aksi para peretas pun juga turut meningkat.

Berdasarkan laporan dari Atlas VPN, ada banyak peretas blockchain yang berusaha mengeksploitasi desain jaringan, implementasi dan aspek lainnya untuk mencuri aset kripto senilai lebih dari US$1 milyar, setara Rp14,2 triliun, pada kuartal ketiga (Q3) tahun 2021.

Hanya dalam masa tiga bulan, uang sebanyak itu telah dicuri. Tentu saja, ini merupakan masalah besar yang masih akan terus menghantui. Para peretas tidak akan pernah berhenti.

Faktanya, nilai sebesar itu telah mengungkapkan bahwa jumlah peretasan dan penipuan terkait blockchain telah meningkat, dengan ekosistem Ethereum yang menjadi target jumlah serangan terbesar. Tentu ini juga menjadi penderita kerugian finansial terberat.

Terjadi di Ekosistem Ethereum

Diketahui, pada Q3 tahun ini, ekosistem Ethereum telah mengalami 20 peretasan, yang mengakibatkan kerugian lebih dari US$800 juta, setara Rp11,38 triliun.

Salah satu aksi yang paling besar adalah peretasan Poly Network, di mana seorang peretas mampu mencuri US$610 juta dari platform bursa kripto. Dan kabar baiknya, peretas telah mengembalikan semua dana yang ia ambil.

Tetapi, ini tentu saja tidak menutup fakta bahwa, sistem yang ada pada platform masih lemah dan banyak celah. Ini adalah PR besar yang harus benar-benar dikerjakan dengan baik demi keamanan dan kepercayaan para investor dalam jangka panjang.

Jumlah Aksi Peretasan Meningkat

Menariknya, berdasarkan grafik yang dibagikan oleh Atlas VPN di atas, jumlah yang terjadi di Q1-Q3 tahun ini telah melampaui jumlah total kuartal di tahun 2018 hingga 2020.

Mencengangkan, yang dapat diartikan bahwa para pengembang masih kurang memperhatikan sisi keamanan sistem. Masih kurang belajar dari pengalaman peretasan yang terjadi dalam tiga tahun ke belakang.

Demi masa hidup yang lebih panjang, aman dan baik untuk industri kripto, sangat diharapkan bahwa sisi keamanan ini akan semakin dikedepankan, bahkan dijadikan prioritas utama. [st]

 

 

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait