Perusahaan telekomunikasi besar asal Argentina ini diretas. Data-data penting pun tak dapat diakses karena dienkripsi. Pelakunya meminta bayaran berupa aset kripto Monero (XMR), senilai US$7,5 juta (Rp110 miliar).
Perusahaan bernasib naas itu bernama Telecom Argentina, perusahaan telekomunikasi besar di negara Amerika Latin itu. Peristiwa itu terjadi pada 21 Juli 2020 lalu. Modus operandinya mirip aksi oleh kelompok peretas REvil.
“Anda punya waktu dua hari untuk membayar tebusan sebesar 109.345 XMR (US$7,5 juta). Jika Anda tidak membayar tepat waktu, harganya akan berlipat ganda,” sebut REvil, dilansir dari Decrypt.
Berdasarkan sejumlah sumber Decrypt menyebutkan, bahwa serangan itu menyasar ke sejumlah komputer yang terhubung ke jaringan internal Telecom Argentina.
Sejumlah file perusahaan dienkripsi, dan hanya dapat diselamatkan melalui “general-decryptor” yang disediakan oleh peretas itu sendiri. Ini juga menentukan, bahwa jika Telecom Argentina gagal membayar tebusan sebelum 21 Juli 2020, nilai tebusan akan meningkat menjadi US$15 juta (218.690 XMR).
Pihak perusahaan langsung mengeluarkan pengumuman kepada karyawan agar tidak menggunakan jaringan atau membuka surat elektronik yang mencurigakan dan menyarankan memadamkan komputer sampai situasinya teratasi.
Sampai sekarang, belum ada kelompok peretas yang mengklaim bertanggung jawab. Namun, modus operandinya mirip dengan yang dilakukan oleh kelompok peretas REvil, karena nama ransomware yang disematkannya serupa pada serangan kepada pihak lain sebelumnya.
Pada Juni 2020 lalu, beberapa kantor pengacara diserang oleh serangan ransomware REvil. Mereka meminta tebusan US$100 ribu agar data-data sebesar 500 GB milik klien bisa dipulihkan. [Decrypt/red]