Peretas mengaku mengantongi sejumlah besar data pembeli dompet Bitcoin Cs (Aset Kripto), Ledger, Trezor dan Keepkey. Data itu diakui diretas sebelumnya di toko online Shopify.
Pihak produsen Trezor mengakui, mereka tidak pernah menjual produknya secara resmi di Shopify. Namun, mereka tetap menindaklanjuti informasi itu.
https://twitter.com/underthebreach/status/1264818516970127362
Informasi data itu itu dilacak pertama kali oleh perusahaan keamanan siber, Under the Breach pada pekan lalu. Peretas disebutkan mencoba menjual data itu di dark net, di sebuah forum online rahasia. Namun, kata sandi (password) tidak dijual.
“Ada rumor yang menyebar bahwa pangkalan data pembelian produk kami telah diretas melalui Shopify. Kami tidak menggunakan menggunakan Shopify. Tetapi kami tetap mengikuti kasus ini. Kami juga secara rutin mengamankan data-data pembeli produk kami, meminimalkan dampak yang mungkin terjadi,” kata juru bicara Trezor.
Ledger, Trezor dan KeepKey adalah dompet aset kripto berwujud fisik alias hardware, lazim juga disebut sebagai cold wallet/cold storage, karena tidak senantiasa terhubung ke Internet.
Produsen mengklaim produk mereka sangat aman untuk menyimpan Bitcoin dan jenis aset kripto lainnya.
Pekan lalu, tersiar kabar, bahwa saldo Bitcoin di sejumlah bursa aset kripto berkurang. Glassnode, perusahaan riset blockchain mengatakan, bahwa saldo Bitcoin di sejumlah bursa besar terus menurun sejak crash pada Maret 2020. Dan sekarang mendekati level terendah 1 tahun. Ini adalah tren penurunan saldo terbesar dan terlama dalam sejarah Bitcoin.
“Penjelasan yang paling masuk akal untuk penurunan ini adalah, bahwa investor menarik dana dari bursa untuk disimpan dalam cold storage. Ini bisa jadi menyiratkan prospek jangka panjang. Hal ini didukung oleh peningkatan berkelanjutan dalam jumlah pemain besar (whale) Bitcoin, serta akumulasi lanjutan oleh “hodler” selama 2 bulan terakhir,” tegas Glassnode.
Alasan lainnya adalah karena adanya harapan bahwa harga Bitcoin akan naik di era Bitcoin Halving III ini. Glassnode juga tidak menampik alasan lain, yakni adanya kemungkinan berkurangnya kepercayaan pengguna terhadap bursa aset kripto. [Bitcoin.com/red]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.