Peretasan Crypto Bernilai Lebih dari US$30 Milyar, Setara Public Debt Mexico

Perusahaan keamanan blockchain terkemuka SlowMist mengungkapkan bahwa sejumlah crypto senilai US$30 milyar telah hilang dalam peretasan crypto dari 1.101 insiden yang tercatat dari tahun 2012 hingga saat ini.

Tentu saja, itu adalah angka yang besar, karena hampir setara dengan utang publik (public debt) dari Mexico, sekitar US$38,21 milyar.

Angka tersebut mencakup sekitar 2,5 persen dari total kapitalisasi pasar crypto, menggarisbawahi tantangan berkelanjutan yang dihadapi oleh industri dalam mengamankan aset digital.

Di antara berbagai jenis serangan, SlowMist mengidentifikasi kerentanan kontrak pintar, rug pulls, serangan pinjaman kilat, penipuan dan kebocoran kunci privat sebagai lima metode paling umum yang digunakan dalam aksi peretasan crypto.

Nilai dari Aksi Peretasan Crypto 

Berdasarkan laporan Crypto Intelligence, laporan tersebut juga memperinci insiden-insiden tertentu, mengungkapkan bahwa serangan terhadap bursa merupakan penyebab kerugian terbesar, mencapai lebih dari US$10 milyar selama dekade terakhir.

Selain itu, terdapat 217 serangan di dalam ekosistem Ethereum, 162 di dalam ekosistem BNB Smart Chain, 119 di dalam ekosistem EOS dan 85 serangan terkait NFT.

Statistik di atas memberikan gambaran tentang kerentanan platform-platform berbeda dalam ruang crypto dan menekankan perlunya langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan.

Melihat ke belakang pada serangan-serangan awal yang terkenal, serangan Mt.Gox pada tahun 2014 dan serangan Bitfinex pada tahun 2016 mencuat.

Mt.Gox, yang pernah menjadi bursa Bitcoin terbesar di dunia, mengajukan kebangkrutan pada tahun 2014 setelah menemukan bahwa 850.000 BTC, senilai US$25,2 milyar pada saat itu, telah dicuri melalui serangan yang diam-diam berlangsung selama beberapa tahun.

Dalam perkembangan menarik, Mt.Gox berhasil memulihkan 200.000 BTC dan saat ini sedang mendistribusikannya kembali kepada para kreditur.

Begitu pula, pada tahun 2016, Bitfinex mengalami pelanggaran keamanan yang mengakibatkan hilangnya 119.576 BTC, senilai sekitar US$70 juta saat itu dan kini sekitar US$3,7 milyar.

Namun, pada tanggal 8 Februari 2022, agen khusus dari Departemen Kehakiman AS berhasil mengembalikan 94.000 BTC yang dicuri.

Laporan tersebut menyoroti tren menarik dalam frekuensi serangan dengan kerugian melebihi US$1 milyar. Insiden-insiden semacam itu mencapai puncaknya pada awal tahun 2010-an dan antara tahun 2019 dan 2021.

Namun, sejak tahun 2022, terjadi penurunan jumlah insiden keamanan, sejalan dengan temuan dari laporan-laporan industri lainnya.

Perkembangan positif ini menunjukkan bahwa upaya untuk memperkuat langkah-langkah keamanan dalam ekosistem crypto sedang membuahkan hasil, meskipun kewaspadaan dan perbaikan terus-menerus tetap penting untuk menghadapi ancaman yang muncul.

Angka-angka yang mengkhawatirkan ini menggarisbawahi tantangan berkelanjutan yang dihadapi oleh industri crypto dalam memastikan keamanan aset digital.

Sangat penting bagi individu, bursa dan proyek-proyek untuk memprioritaskan keamanan siber guna melindungi aset pengguna dan mencegah serangan potensial.

Seiring dengan terus berkembangnya ekosistem crypto dan semakin banyaknya peserta, upaya bersama harus dilakukan untuk menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat, melakukan audit secara teratur dan mengedukasi pengguna tentang praktik terbaik untuk penyimpanan dan transaksi yang aman. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait