Industri kripto kembali diguncang oleh serangkaian peretasan sepanjang Agustus 2025. Menurut laporan PeckShieldAlert, terdapat 16 insiden besar dengan total kerugian mencapai sekitar US$163 juta.
Angka ini mencatat peningkatan sekitar 15 persen dibandingkan bulan Juli, ketika 17 kasus serangan menelan kerugian sekitar US$142 juta. Lonjakan ini memperlihatkan bahwa keamanan aset digital masih menjadi tantangan serius meski langkah pencegahan terus dikembangkan.
Kasus paling menonjol terjadi di BtcTurk, bursa kripto terbesar asal Turki. Pada 14 Agustus 2025, perusahaan tersebut dilaporkan kehilangan aset senilai antara US$48 juta hingga US$52 juta akibat peretasan pada hot wallet mereka.
Insiden ini menambah panjang daftar kerugian BtcTurk, setelah pada Juni 2024 bursa yang sama juga menjadi korban serangan dengan nilai sekitar US$54 juta. Dengan demikian, total kerugian BtcTurk sejak tahun lalu kini melampaui US$100 juta.
Lonjakan Kasus Peretasan Kripto di Tengah Pertumbuhan Industri
Selain BtcTurk, sejumlah platform lain juga turut menjadi target peretas. Eksploitasi yang terjadi tidak hanya melibatkan protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi), tetapi juga kasus phishing dengan metode yang semakin canggih.
Laporan analisis keamanan blockchain menunjukkan pola serangan yang kini semakin terarah, termasuk pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan untuk melancarkan peretasan.
Data dari firma keamanan CertiK memperkuat temuan ini. Hingga akhir Agustus 2025, total kerugian akibat peretasan kripto sepanjang tahun telah mencapai lebih dari US$2,4 miliar. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar US$187 juta yang berhasil dipulihkan.
Kasus terbesar di tahun ini bahkan melibatkan serangan terhadap platform besar seperti Bybit, dengan kerugian mencapai sekitar US$1,5 miliar.
Lonjakan kasus peretasan menandakan masih lemahnya sistem pengamanan pada banyak bursa dan platform kripto. Para analis menilai bahwa celah terbesar terdapat pada manajemen hot wallet serta lemahnya kontrol akses.
Peretas memanfaatkan kelemahan ini untuk menembus sistem pertukaran kripto, menguras aset, dan memindahkannya melalui berbagai jalur blockchain guna mengaburkan jejak.
Dampak bagi Investor dan Tekanan pada Bursa
Peretasan yang menimpa BtcTurk menjadi pengingat bagi investor untuk meningkatkan kewaspadaan. Dengan total kerugian melebihi US$100 juta, bursa tersebut kini menghadapi sorotan publik dan regulator.
Investor diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menyimpan aset, termasuk memanfaatkan cold wallet sebagai opsi penyimpanan yang lebih aman.
Bagi regulator, tren ini mendorong tuntutan agar bursa kripto memperketat standar keamanan dan meningkatkan transparansi dalam melaporkan insiden. Analis menilai bahwa tanpa adanya perbaikan sistemik, eskalasi serangan serupa dapat terus berlanjut dan berpotensi menimbulkan kerugian lebih besar.
Hingga saat ini, penyelidikan atas serangan terhadap BtcTurk masih berlangsung. Belum ada keterangan resmi mengenai identitas pelaku maupun metode teknis yang digunakan dalam peretasan.
Namun, pola yang terlihat konsisten dengan tren global, di mana peretas mengincar dompet panas yang menyimpan aset dalam jumlah besar dan memiliki akses langsung ke sistem perdagangan.
Dengan catatan kerugian yang meningkat setiap bulan, Agustus 2025 menambah daftar panjang insiden peretasan yang mengguncang dunia kripto. BtcTurk menjadi contoh paling nyata bagaimana lemahnya pertahanan dapat berujung pada kerugian besar.
Sementara itu, komunitas kripto global kini menantikan langkah lanjutan dari regulator, bursa dan penyedia keamanan untuk mencegah kasus serupa terulang di masa depan. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.