Presenter televisi dan penulis Amerika, John Stossel, merilis sebuah video pada Selasa (20/06/2023), di mana ia mengungkapkan temuan dari sebuah studi terkini tentang peringkat kebebasan ekonomi global.
Studi tersebut dilakukan oleh Heritage Foundation dan diumumkan pada akhir Februari, dan mengungkapkan realita yang mencolok: Amerika Serikat mengalami penurunan signifikan dalam kebebasan ekonomi.
Sebelumnya AS berada di peringkat ke-20 pada 2022, dan sekarang turun ke posisi ke-25 pada tahun 2023.
Video John Stossel dan Studi Heritage Foundation Mengungkap Penurunan Peringkat Kebebasan Ekonomi Amerika Serikat
John Stossel, pembawa acara televisi dan penulis yang dikenal karena pandangan libertarian-nya, baru-baru ini merilis sebuah video yang membahas tentang peringkat kebebasan ekonomi global dan posisi Amerika Serikat di antara negara-negara lain.
“Apakah Amerika benar-benar negeri yang bebas?” tanya Stossel dalam sebuah cuitan. “Tidak lagi, menurut peringkat baru. Amerika Serikat turun menjadi negara ke-25 terbebas di dunia,” tambahnya.
Dalam video tersebut, Stossel merujuk pada Indeks Kebebasan Ekonomi 2023, yang diterbitkan setiap tahun oleh Heritage Foundation.
Menurut studi tersebut, Amerika Serikat mencapai titik terendah dalam peringkat kebebasan ekonomi, dengan Singapura menjadi negara teratas dalam hal ini.
Amerika Serikat terus mengalami penurunan dalam kebebasan ekonomi, dengan mencatat skor 70,6 dengan penurunan 1,5 poin dari skor kebebasan pada 2022 dan skor terendah sepanjang sejarah Indeks ini.
Amerika Serikat tetap berada di peringkat ke-25 terbebas di Indeks 2023 setelah turun dari peringkat ke-20 menjadi ke-25 pada jika dibandingkan pada 2022, dikutip dari News.Bitcoin.
Ringkasan Heritage Foundation menambahkan:
Laporan ini menyoroti kebijakan ekonomi dan kewirausahaan yang tidak terinformasikan dengan baik dari pemerintahan Biden dan pengeluaran defisit yang tidak terkendali yang membuat ekonomi AS tidak stabil.
Singapura meraih gelar negara terbebas tahun ini, dengan Swiss, Irlandia, Taiwan, dan Selandia Baru mengikuti dengan ketat di dalam peringkat kebebasan ekonomi.
Derrick Morgan dari Heritage Foundation, dalam percakapannya dengan Stossel, menekankan pentingnya untuk menjaga lamanya data untuk tujuan penelitian.
“Apakah kebebasan ekonomi dari waktu ke waktu mengarah pada lingkungan yang lebih bebas, lebih makmur, lebih sehat, dan lebih bersih?” tanya Morgan. “Ya,” katanya.
Data Heritage Foundation mengidentifikasi Korea Utara, Kuba, Venezuela, Sudan, dan Zimbabwe sebagai negara-negara yang paling tidak bebas secara ekonomi.
Amerika Serikat meraih skor 25 tahun ini, seiring dengan periode di mana perusahaan aset kripto berjuang dengan regulator yang menerapkan penegakan hukum daripada legislasi.
Tindakan regulasi tersebut berpotensi mendorong perusahaan aset kripto menjauh dari Amerika Serikat dan menghambat inovasi secara keseluruhan dan dapat menjadi salah satu kunci utama yang memicu penurunan peringkat kebebasan ekonomi AS.
Dr. Kevin Roberts, Presiden Heritage Foundation, berpendapat bahwa banyak negara telah meninggalkan prinsip-prinsip ekonomi yang penting.
“Dunia dan Amerika berada di persimpangan jalan, terlalu banyak negara yang telah menolak prinsip-prinsip ekonomi dasar sehingga masyarakat harus menderita akibatnya,” ujar Roberts. [az]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.