Perkembangan Kecerdasan Buatan (AI) dari masa ke masa telah menjadi perjalanan yang panjang dan menarik. Bermula dari konsep teoritis hingga menjadi alat praktis, di mana Alan Turing menjadi pelopor.
Merujuk sejumlah sumber, tidak bisa disangkal bahwa AI telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, menggerakkan segala sesuatu mulai dari asisten pribadi hingga rekomendasi belanja online.
Berikut kronologi perjalanan waktu perkembangan teknologi AI dari masa ke masa.
Kelahiran AI: Alan Turing dan Mesin Universal
Karya awal yang substansial dalam bidang AI dilakukan oleh logika Inggris dan pionir komputer, Alan Mathison Turing.
Pada tahun 1935, Turing menggambarkan mesin komputasi abstrak, yang sekarang dikenal sebagai mesin Turing universal, yang membentuk dasar pengembangan komputer modern.
Mesin Turing Turing terdiri dari memori tanpa batas dan pemindai yang bergerak bolak-balik melalui memori, membaca dan menulis simbol.
Tindakan pemindai ditentukan oleh program instruksi yang disimpan di memori, memperkenalkan konsep mesin yang beroperasi pada, dan potensialnya memodifikasi atau meningkatkan, programnya sendiri.
Dua Pendekatan: Simbolik vs. Connectionist
Penelitian AI mengikuti dua metode yang berbeda: pendekatan simbolik (atau “top-down“) dan pendekatan Connectionist (atau “bottom-up“).
Pendekatan top-down berusaha mereplikasi kecerdasan dengan menganalisis kognisi secara independen dari struktur biologis otak, dalam hal pemrosesan simbol.
Di sisi lain, pendekatan bottom-up melibatkan penciptaan jaringan saraf buatan meniru struktur otak.
Kedua pendekatan ini telah dikejar secara simultan, masing-masing mencapai hasil yang mencolok, tetapi juga menghadapi tantangan yang signifikan.
Langkah Awal AI: Program Awal dan Pembelajaran Mesin
Program AI pertama yang berhasil ditulis pada tahun 1951 oleh Christopher Strachey, yang mengembangkan program catur yang dapat memainkan permainan lengkap dengan kecepatan yang wajar.
Demonstrasi awal pembelajaran mesin juga diterbitkan pada tahun 1952 dengan program bernama Shopper oleh Anthony Oettinger di University of Cambridge.
Dunia simulasi Shopper adalah mal dengan delapan toko, dan ia bisa belajar dari pengalaman, mengingat beberapa barang yang ada di setiap toko yang dikunjungi dan menggunakan pengetahuan ini untuk menemukan barang lebih efisien dalam tugas-tugas mendatang.
Tes Turing: Ukuran Kecerdasan Mesin
Pada tahun 1950, Turing memperkenalkan tes praktis untuk kecerdasan komputer, yang sekarang dikenal sebagai tes Turing. Tes ini melibatkan seorang penyidik manusia, komputer, dan manusia lain sebagai penipu.
Penyidik berusaha menentukan yang mana dari dua partisipan lainnya yang merupakan komputer, hanya melalui komunikasi berbasis teks.
Jika komputer dapat meyakinkan penyidik bahwa itu adalah manusia, maka dianggap telah menunjukkan perilaku yang cerdas.
Meskipun belum ada program AI yang berhasil melewati tes Turing tanpa cela, munculnya model bahasa canggih seperti ChatGPT telah membangkitkan kembali percakapan tentang relevansi tes ini dan sifat kecerdasan mesin.
Pengejaran AI yang Kuat
Ambisi utama dari penelitian AI, sering disebut sebagai AI kuat, adalah untuk menghasilkan mesin yang kemampuan intelektualnya secara keseluruhan tidak dapat dibedakan dengan manusia.
Meskipun tujuan ini terbukti menjadi tantangan yang signifikan, pengejarannya telah menghasilkan kemajuan yang luar biasa dalam bidang AI, termasuk pengembangan sistem ahli dalam AI terapan dan penggunaan komputer untuk menguji teori tentang bagaimana pikiran manusia bekerja dalam simulasi kognitif.
Sejarah AI adalah bukti dari kecerdasan manusia dan pengejaran yang tak kenal lelah dalam memahami dan mereplikasi kecerdasan.
Saat kita terus membuat kemajuan dalam bidang ini, penting untuk mengingat perjalanan yang membawa kita ke sini dan mempertimbangkan implikasi etis dan sosial dari teknologi yang kita ciptakan.
Masa depan perkembangan AI memiliki potensi yang besar, dan saat kita berada di ambang penemuan dan kemajuan baru, kita melanjutkan warisan para pionir seperti Alan Turing dan orang lain yang telah berkontribusi pada bidang yang menarik ini. [ab]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.