Dalam beberapa bulan terakhir, ada peningkatan permintaan alat tambang crypto di Rusia, imbas rendahnya harga jual alat.
Pasar kripto yang terus bergerak ke Selatan dalam setahun terakhir membawa efek domino yang luar biasa, di antaranya adalah memukul mundur beberapa bisnis penambangan kripto.
Tak hanya itu, mundurnya beberapa bisnis penambangan menyebabkan penurunan permintaan dari alat tambang crypto, sehingga harga di pasaran pun anjlok.
Tak lagi digemari, kegiatan penambangan para ritel pun perlahan menyusut karena harga BTC yang terus jatuh, tak mampu menutup biaya operasional mereka.
Di masa yang suram ini, sebagian investor lebih memilih untuk menunggu, alias wait and see, dan sebagian melakukan perdagangan di pasar berjangka untuk keuntungan jangka pendek.
Alat Tambang Crypto Kian Digemari di Rusia
Berdasarkan laporan Bitcoin News, runtuhnya pasar penambangan Bitcoin justru menjadi celah bagi masyarakat Rusia untuk terjun ke bisnis ini.
Kian banyak alat tambang bekas yang dijual karena banyak bisnis yang gulung tikar, dan rendahnya harga alat memicu permintaan besar di kuartal keempat tahun ini di Moskow.
Karena biaya listrik yang murah di sana, warga Rusia berbondong-bondong menjalankan bisnis penambangan kripto untuk meraup keuntungan.
Media lokal Rusia melaporkan bahwa ada tren positif di pasar alat tambang crypto ASIC, diikuti oleh penurunan permintaan untuk unit GPU karena faktor penurunan harga alat.
Bahkan, penjual alat penambangan ritel Chilkoot telah raup keuntungan lebih besar dari seluruh pendapatan pada kuartal ketiga di dua bulan pertama kuartal keempat ini.
“Dalam 10 bulan pertama tahun ini permintaan penambang tumbuh satu setengah kali lipat,” ujar Operator penambangan kripto terbesar Rusia, Bitriver.
Manajer Pengembangan Chilkoot, Artem Eremin, mengatakan bahwa perusahaan telah bekerja sama dengan badan hukum yang membeli alat tambang crypto 30 persen lebih banyak di bandingkan awal tahun ini.
Eremin mengungkapkan bahwa penurunan harga alat penambangan mulai terjadi sejak bulan September, merujuk pada peralihan konsensus Ethereum dalam The Merge yang menjadi penyebab utama penurunan ini.
“Jika gartu grafis awalnya dibeli oleh penambang [kripto] dalam jumlah besar, kini permintaan sebagian besar lebih banyak datang dari para gamer,” ujar Roman Kaufman, Pendiri Berezka DAO dan Weezi.
Roman juga mengonfirmasi bahwa alat penambangan ASIC kini telah memiliki popularitas yang besar di Rusia.
Permintaan Kian Meningkat
Menurut Analis Keuangan di Bitriver, Vladislav Antonov, meningkatnya permintaan yang dibentuk oleh penurunan harga alat dapat dimanfaatkan perusahaan penambangan Bitcoin di Moskow.
Ia mengatakan bahwa saat ini, alat tambang crypto di Rusia telah mengalami penurunan harga hampir 20 persen di sepanjang bulan Agustus sampai Oktober.
“Tarif listrik Rusia yang relatif rendah dibandingkan dengan banyak wilayah lain di dunia, merupakan faktor lain yang mendukung permintaan penambang kripto,” ujar Pendiri Terracrypto, Nikita Vassev.
Dengan segala faktor yang ada, harga Bitcoin (BTC) yang saat ini berada di kisaran US$16.000 sampai US$17.000 masih memberi margin keuntungan yang aman bagi bisnis penambangan di negara tersebut.
“Saat menggunakan mesin penambang koin model terbaru untuk menambang, hanya dengan [biaya] US$0,07 per 1 kWh, biaya produksi satu Bitcoin adalah sekitar US$11.000,” ungkap Pendiri 51ASIC, Mikhail Brezhnev.
Keuntungan tentu dapat lebih tinggi lagi saat perusahaan penambangan memanfaatkan alat tambang crypto bekas layak pakai, yang berasal dari perusahaan yang telah gulung tikar.
Brezhnev meyakini, alat penambangan bekas akan menjadi incaran banyak orang yang baru ingin memulai terjun ke bisnis penambangan Bitcoin karena harga yang jauh lebih rendah.
Meski konflik antara Rusia dan Ukraina membawa dampak buruk ke Moskow, seperti larinya investor asing dan datangnya crypto winter, pengamat masih menilai peluang keuntungan bisnis penambangan di saat ini.
Dan jika musim semi telah datang, dapat dipastikan bisnis penambangan di Rusia akan berkembang dan kian stabil, sebagai salah satu pusat hashrate penambangan Bitcoin global.
Di sisi lain, Rusia tengah mempertimbangkan untuk menghadirkan CBDC, atau penggunakan kripto, untuk penyelesaian perdagangan internasional.
Langkah tersebut siap diambil seiring sanksi AS dan negara sekutu yang tak kunjung dicabut, sebagai bentuk dukungan mereka terhadap Ukraina. [st]