Untuk pertama kalinya dalam sejarah, volume perdagangan bulanan di perpetual DEX berhasil menembus angka US$1 triliun. Pencapaian ini bukan hanya menandai tonggak penting bagi ekosistem DeFi, tapi juga memperlihatkan semakin kuatnya minat trader kripto terhadap instrumen derivatif.
Volume Perpetual DEX September Capai US$1,1 Triliun
Berdasarkan data on-chain dari DeFiLlama, volume perdagangan derivatif terdesentralisasi (perpetual DEX) pada September 2025 menembus US$1,143 triliun. Angka ini melonjak lebih dari 43,6 persen dibandingkan Agustus yang tercatat sebesar US$766 miliar.

Menariknya, awal Oktober 2025 tren ini berlanjut semakin kuat. Hanya dalam dua hari pertama, volume perdagangan di perp DEX sudah mencapai US$210 miliar, menandakan antusiasme pasar yang belum mereda.
Lonjakan ini menunjukkan semakin banyak trader yang mulai melirik perdagangan derivatif kripto melalui platform DEX. Faktor seperti transparansi, akses global, dan kontrol penuh atas aset menjadi daya tarik utama dibandingkan bursa terpusat (CEX).
Dengan pertumbuhan yang begitu pesat, perpetual DEX kini dipandang sebagai salah satu pilar utama dalam ekosistem DeFi. Jika tren ini berlanjut, tak menutup kemungkinan volume bulanan bisa menembus rekor baru lagi di waktu mendatang.
Aster Kokoh di Puncak Perpertual DEX
Sebagian besar volume perdagangan derivatif terdesentralisasi (perp DEX) saat ini didominasi oleh Aster, platform yang didukung YZi Labs milik Binance. Popularitas Aster didorong oleh fitur andalannya, termasuk leverage hingga 1001x yang menarik minat trader berisiko tinggi.
Pada September 2025, Aster mencatat kontribusi lebih dari 40 persen dari total volume perp DEX, dengan volume lebih dari US$420 miliar. Bahkan, hanya dalam dua hari pertama Oktober, volumenya menembus US$142 miliar. Token native-nya, kripto ASTER, juga tampil impresif dengan kenaikan lebih dari 2.000 persen sejak peretengahan September.

Di posisi kedua ada Hyperliquid, pesaing utama Aster. Namun, kinerjanya terlihat lebih lesu. Volume perdagangan perpetual DEX Hyperliquid pada September turun menjadi US$282 miliar, merosot lebih dari US$100 miliar dibandingkan Agustus yang mencapai US$398 miliar.
Sementara itu, Lighter menempati posisi ketiga. Platform DEX ini hanya membukukan volume perdagangan sekitar US$164 miliar sepanjang September, jauh tertinggal dari dua pemain utama di atasnya.
Data ini memperlihatkan betapa dominannya Aster. Dengan pertumbuhan volume dan harga token yang agresif, Aster seakan mengokohkan diri sebagai motor utama dalam ekosistem derivatif terdesentralisasi.
Rekor baru di perpetual DEX menegaskan bahwa ekosistem DeFi semakin matang dan diminati trader. Dengan dominasi Aster yang terus menguat, persaingan antar platform trading crypto dipastikan makin ketat, dan bukan tidak mungkin kita akan segera menyaksikan rekor baru dalam waktu dekat. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.