TON (The Open Network) mencatatkan pencapaian luar biasa pada tahun 2024, di mana jumlah pemegang koinnya telah mencapai 100 juta. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat, mengingat pada awal tahun jumlah pemegang hanya sekitar 4,3 juta.
Pertumbuhan ini menempatkan TON di garis depan dalam adopsi teknologi blockchain, terutama melalui integrasinya dengan aplikasi pesan instan Telegram yang memiliki jutaan pengguna aktif bulanan.
“Pada awal tahun, jumlah pemegangnya hanya 4,3 juta. Ini menunjukkan bahwa TON telah mengalami pertumbuhan yang sangat besar,” ujar Community Analyst di CryptoQuant, Maartunn, dalam sebuah tweet.
Lonjakan Pengguna: Apa yang Mendorong Pertumbuhan Ini?
TON mengalami lonjakan adopsi sebesar 2.225 persen sepanjang tahun 2024. Sebagian besar pertumbuhan ini dikaitkan dengan pengenalan mini-apps di dalam Telegram, yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan platform kripto langsung dari aplikasi tersebut tanpa perlu mengatur dompet digital yang rumit.
Pengguna dapat mengakses layanan Web3 dan DeFi dengan mudah, yang menarik lebih banyak peminat dari berbagai kalangan.
Telegram, dengan lebih dari 900 juta pengguna aktif bulanan, menjadi platform yang sangat efektif untuk menghubungkan masyarakat umum dengan dunia kripto melalui TON.
Hal ini menyebabkan peningkatan pesat jumlah alamat yang memegang koin tersebut, yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan jaringan ini.
Di samping itu, adanya beberapa game berbasis blockchain seperti Hamster Kombat yang dibangun di ekosistem TON turut menjadi katalisator penting dalam menarik pengguna baru.
Ekosistem DeFi TON dan TVL-nya
Selain pertumbuhan jumlah pemegang, ekosistem DeFi di jaringan itu juga berkembang pesat. Pada bulan Oktober 2024, total nilai terkunci (TVL) di jaringan TON mencapai lebih dari US$405,9 juta.
Pertumbuhan ini membawa TON ke jajaran 20 besar blockchain teratas berdasarkan nilai ekosistem DeFi. Dengan makin banyaknya proyek yang diluncurkan di jaringan ini, ekosistem The Open Network tampak semakin matang dan siap untuk menghadapi tantangan-tantangan baru di dunia kripto.
Namun, meskipun ekosistemnya berkembang pesat, tidak semua pemegang koinnya mendapatkan keuntungan finansial secara langsung.
Berdasarkan data terbaru, sekitar 74 persen dari pemegang TON sedang mengalami kerugian akibat penurunan harga baru-baru ini.
Saat ini, harga TON berada di kisaran US$5,20, setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi sebesar US$8,24 pada bulan Juni 2024. Ketidakstabilan harga ini menunjukkan bahwa meskipun ekosistemnya berkembang, masih ada risiko volatilitas pasar.
Tantangan dan Risiko di Masa Depan
TON, meskipun mendapatkan momentum positif, tidak lepas dari berbagai tantangan. Kepadatan jaringan yang terjadi akibat airdrop token seperti DOGS menyebabkan peningkatan biaya transaksi serta keterlambatan dalam pemrosesan transaksi.
Selain itu, karena TON memiliki hubungan erat dengan Telegram, risiko regulasi juga mengintai. Beberapa bulan sebelumnya, CEO Telegram, Pavel Durov, sempat menghadapi tantangan hukum yang mengancam stabilitas jangka panjang dari proyek terkait kripto.
Di sisi lain, keberhasilan TON dalam membawa jutaan pengguna baru ke dalam ekosistem kripto adalah tanda positif bagi masa depan jaringan ini.
Adopsi yang terus meningkat tidak hanya memperkuat pondasi ekosistem TON tetapi juga memberi sinyal bahwa blockchain dapat diintegrasikan secara lebih luas dalam kehidupan sehari-hari, melalui aplikasi yang mudah digunakan oleh masyarakat umum. [st]