Perusahaan Detektif Kripto Ini Ternyata Investor FTX, Jadi Abu?

Perusahaan keamanan blockchain-kripto yang sering dikenal sebagai detektif kripto, Chainalysis mengumumkan, mereka merupakan salah satu investor FTX dan memiliki sejumlah uang di bursa kripto yang telah rubuh tersebut.

Berdasarkan dokumen yang diberikan kepada pengadilan pailit di Delaware pada Rabu (16/11/2022) lalu, Chainalysis menyatakan diri sebagai salah satu kreditor dan diminta untuk memberikan material yang relevan kepada kuasa hukumnya.

Perusahaan analisa blockchain ini memiliki hubungan yang cukup lama dengan FTX. Pada 2019 lalu, keduanya bekerjasama untuk mengubah sistem anti pencucian uang (AML) dan sistem identifikasi pengguna (KYC).

Kerjasama itu digelar pada Agustus lalu, ketika FTX memberikan pembaharuan di bagian ‘help‘ pada situsnya.

Menurut laporan Forbes, Chainalysis merupakan salah satu dari 53 perusahaan yang dikonfirmasi di awal tahun 2022 memiliki bisnis dengan FTX.

BACA JUGA  Microsoft Uji Coba Dompet ETH di Browser Edge

Pihak lain yang masuk dalam daftar tersebut adalah perusahaan jasa audit keuangan ‘Big Four’ seperti PwC dan Deloitte, penyedia pembayaran Stripe, serta berbagai perusahaan hukum ternama.

Pengajuan kebangkrutan FTX yang telah diserahkan beberapa hari lalu tidak memberitahukan secara spesifik berapa banyak uang yang dimiliki oleh Chainalysis yang masuk jadi investasi.

Chainalysis Masuk Daftar Investor FTX

Chainalysis adalah satu dari 50 teratas pihak yang menjadi investor di FTX. Diperkirakan lebih dari 1 juta pihak memiliki klaim yang sama dalam kasus tersebut.

Beberapa perusahaan telah mengungkapkan keterlibatannya dengan FTX, baik itu melalui dari segi pinjaman, kepemilikan dalam salah satu platform milik FTX, atau menyimpan dananya dalam bentuk FTT token.

Bos Binance, Changpeng Zhao ‘CZ’ dapat menjadi penyelamat FTX karena perusahaannya masih memegang FTT dalam jumlah besar.

BACA JUGA  FTX Siapkan Dana US$2 Miliar untuk Investasi Proyek Web3

Walaupun sebelumnya ‘CZ’ menarik keputusannya untuk akuisisi FTX setelah melakukan uji kelayakan dan adanya penyelidikan pihak berwenang AS terhadap perusahaan tersebut.

“Apa yang terjadi di luar kendali dan kemampuan Binance,” ujar Zhao.

Sementara itu, perusahaan peminjaman kripto BlokFi sedang mempertimbangkan untuk mengajukan bangkrut dan PHK karyawannya pada minggu ini setelah mengungkapkan ‘eksposur yang signifikan’ kepada FTX.

Sebagian investor FTX telah mengambil langkah penghapus bukuan asetnya tersebut. Namun, sebagian lainnya masih menunggu hasil investigasi dan berharap masih memperoleh aset yang tersisa. [az]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait