Pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri kripto kembali menjadi perhatian setelah dua perusahaan besar, dYdX dan Kraken, mengumumkan pengurangan tenaga kerja. Layoffs dYdX berdampak pada sekitar 35 persen karyawannya, sementara PHK massal Kraken merumahkan sekitar 15 persen dari total karyawan.
Meski begitu, data menunjukkan sebaliknya, tren layoffs pada tahun 2024 menunjukkan penurunan, memperlihatkan bahwa kasus ini lebih bersifat pengecualian.
PHK Massal dYdX, 35 Persen Pegawai Terdampak
Salah satu perusahaan besar dalam sektor decentralized finance (DeFi), dYdX, baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja yang melibatkan sekitar 35 persen karyawannya.
CEO dYdX, Antonio Juliano, langsung mengumumkan keputusan PHK massal dYdX sebagai langkah perusahaan untuk merampingkan operasional di tengah perubahan arah strategi bisnis.
“Hari ini, saya harus mengambil keputusan sulit untuk mengurangi 35 persen tim inti dYdX,” ungkapnya, Selasa (29/10/2024).
Ia menambahkan bahwa perusahaan kini memiliki tim yang tepat untuk melangkah ke depan, meskipun harus berpisah dengan sejumlah karyawan yang telah bekerja keras untuk dYdX.
Pengumuman ini membawa dampak eknomi dan kesehatan mental bagi karyawan yang terdampak, mengingat sebagian besar dari mereka telah menghabiskan bertahun-tahun berkontribusi pada pengembangan dYdX.
Ia juga menyampaikan bahwa meskipun keputusan PHK massal dYdX terasa berat, langkah ini merupakan hal penting yang harus diambil untuk memperkuat arah baru perusahaan di masa depan.
“Keputusan untuk melepaskan adalah sebuah kesadaran bahwa perusahaan yang telah kami bangun berbeda dari perusahaan yang harus menjadi dYdX. Kami akan melangkah maju dengan kejelasan dan semangat yang diperbarui,” tuturnya.
Kraken Lakukan Langkah Serupa, 15 Persen Karyawan Dirumahkan
Di saat yang bersamaan, Kraken, salah satu bursa kripto ternama, juga mengambil langkah serupa pada Rabu (30/10/2024) sebelumnya dengan melakukan layoffs terhadap 15 persen karyawannya, atau sekitar 400 dari total 2.600 pegawai secara global.
Kraken Terpaksa PHK 15 Persen Karyawan di Tahun Ini, Ada Apa?
Berdasarkan laporan terbaru, PHK massal Kraken tidak hanya melibatkan staf di tingkat bawah, tetapi juga dua eksekutif senior, COO Gilles BianRosa dan CTO Vishnu Patankar.
Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi internal yang diambil Kraken dalam menghadapi tantangan yang semakin ketat di pasar kripto.
“Kondisi ekonomi global yang sulit serta tantangan internal industri menjadi faktor utama yang mempengaruhi optimisme jangka pendek terhadap pemulihan sektor kripto,” ujar seorang eksekutif Kraken.
Keputusan PHK massal Kraken dilakukan agar perusahaan tersebut dapat tetap kompetitif dan mempertahankan stabilitas perusahaan di tengah situasi yang tidak menentu.
Kekhawatiran Muncul dari PHK Massal, Tapi Data Menunjukkan Sebaliknya
Di tengah maraknya pemberitaan tentang PHK massal dYdX dan Kraken, data terbaru justru menunjukkan bahwa pemulihan sedang berlangsung dalam industri ini.
Menurut data terbaru dari Layoffs.fyi, puncak layoffs dalam industri teknologi, salah satunya industri kripto terjadi pada kuartal pertama tahun 2023, di mana lebih dari 167.000 orang kehilangan pekerjaan.
Pada 2024, situasi justru membaik dengan angka layoffs yang menurun secara bertahap sepanjang tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa PHK massal Kraken dan dYdX merupakan pengecualian ketimbang tren yang melanda seluruh sektor.
Selain itu, beberapa perusahaan besar justru mulai menambah jumlah karyawan mereka. Seperti yang diungkapkan pada laporan Bloomberg, Crypto.com bahkan berencana untuk memperluas tim mereka.
“Perusahaan, yang juga memiliki bisnis dompet digital, telah merekrut 700 karyawan tambahan sejak November tahun lalu dan berencana untuk menambah 500 orang lagi di bagian layanan pelanggan, serta 200 orang di posisi korporat,” ungkap Kris Marszalek, CEO Crypto.com menurut laporan tersebut.
Lalu, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Meskipun langkah PHK massal dYdX dan Kraken terkesan mencerminkan gejolak dalam industri kripto, sejumlah pihak percaya bahwa ini lebih karena kebutuhan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi pasar.
Pasca periode pertumbuhan pesat, banyak perusahaan kripto, seperti Kraken mengalami penurunan volume perdagangan dan pengguna baru, yang pada akhirnya harus memaksa mereka untuk mengendalikan biaya operasional.
“Kami telah mencoba menghindari PHK dengan memperlambat perekrutan dan mengurangi pengeluaran di sektor pemasaran,” kata perwakilan Kraken.
Selain itu, industri cryptocurrency menghadapi tantangan besar dengan meningkatnya tekanan regulasi di berbagai negara, termasuk AS. Ketidakpastian regulasi ini membuat beberapa perusahaan mengambil langkah defensif untuk memastikan stabilitas di masa depan.
Secara keseluruhan, keputusan PHK massal Kraken dan dYdX mencerminkan respons strategis terhadap situasi pasar yang sulit, bukan tanda krisis yang melanda seluruh sektor. [dp]