PMI Gagal Capai Ekspektasi, Bitcoin Meroket ke US$123.000

Banner IUX

Pasar keuangan global kembali menghadirkan kontras menarik. Di satu sisi, data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan sektor jasa melambat, memberi sinyal tantangan bagi pertumbuhan. Di sisi lain, harga Bitcoin justru kembali melesat ke US$123.000.

Sektor Jasa Mandek, Inflasi Tetap Tinggi

Data dari Institute for Supply Management (ISM) yang dirilis Jumat (03/10/2025) menunjukkan sektor jasa Amerika Serikat stagnan pada September. Indeks PMI tercatat di level 50, turun dari 52 pada bulan sebelumnya dan meleset dari ekspektasi. Angka ini menjadi titik keseimbangan pertama antara ekspansi dan kontraksi sejak Januari 2010.

Laporan ISM juga menyoroti pelemahan di sejumlah indikator utama. Business Activity Index turun ke 49,9, menandai kontraksi pertama sejak Mei 2020. New Orders Index merosot ke 50,4, sementara Employment Index tetap berada di zona kontraksi dengan angka 47,2 untuk bulan keempat berturut-turut.

BACA JUGA:  Mantan CTO Coinbase: Bitcoin Dapat Geser Tatanan Dunia
Data PMI AS September 2025 - ISM
Data PMI AS September 2025 – ISM

Kondisi ini juga menunjukkan bahwa perekrutan tenaga kerja di AS saat ini masih terlihat lesu, sementara permintaan baru terus melambat. Perusahaan tampak berhati-hati dalam menambah kapasitas di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar AS.

Di saat yang sama, tekanan inflasi belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Prices Index tetap tinggi di level 69,4, memperpanjang tren di atas angka 60 selama 10 bulan berturut-turut. Hal ini menandakan biaya input masih sulit terkendali.

Sementara itu, Supplier Deliveries Index naik menjadi 52,6. Angka ini biasanya mencerminkan keterlambatan pengiriman yang masih berlanjut di tengah permintaan yang meningkat, sekaligus memperlihatkan tantangan baru bagi rantai pasok.

BTC Tampil Perkasa di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Di tengah sinyal melemahnya sektor jasa AS, investor kini tampaknya mulai melirik aset alternatif. Harga Bitcoin kembali menembus level US$123.000 setelah sebelumnya stagnan di kisaran US$110.000 hingga US$112.000 sepanjang September.

BACA JUGA:  Strategi Tersembunyi? AS Dituding Gunakan Kripto Demi Hapus Utang Negara

Lonjakan harga ini dipicu oleh meningkatnya persepsi bahwa kripto dapat menjadi pelindung nilai di tengah stagnasi ekonomi dan inflasi yang membandel. Faktor musiman seperti Uptober yang kerap diasosiasikan dengan fase awal bullish juga turut mendorong reli.

Uptober 2025: Harapan Baru Bitcoin Usai Red September

Selain sentimen pasar, arus dana masuk ke Bitcoin Spot ETF juga menjadi katalis penting. Berdasarkan data dari platform SoSoValue, pada 29 September hingga 2 Oktober, tercatat aliran dana positif sebesar US$2,2 miliar yang memperkuat optimisme investor institusional terhadap prospek jangka panjang BTC.

Kondisi makro yang kontras memperlihatkan dua arah berbeda: ekonomi riil kehilangan momentum, sementara aset digital justru semakin bersinar. Kini investor menanti data ekonomi berikutnya yang berpotensi menentukan arah kebijakan moneter ke depan. [dp]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait