Harga Bitcoin saat ini diperdagangkan di bawah US$110.000, memicu pertanyaan banyak pihak mengenai arah tren selanjutnya. Apakah ini sekadar konsolidasi, atau justru sinyal BTC turun lebih dalam? Beberapa analis menilai bahwa Bitcoin berpotensi tergelincir lebih jauh, bahkan hingga ke bawah US$100.000.
Support US$108.700 Runtuh, BTC Bisa Menyusut Lebih Jauh
Menurut pandangan dari salah satu analis ternama, Ali Martinez, lewat sebuah tweet yang diunggah pada Jumat (29/08/2025) terlihat bahwa pola penurunan yang sebelumnya terjadi pada 2021 silam berpotensi terulang.
Support kritis BTC pada level US$108.700 saat ini sudah berhasil ditembus dan menurut pandangannya harga Bitcoin berpotensi besar untuk amblas lebih dalam, bahkan hingga kebawah US$100.000
“Bitcoin (BTC) sedang mencerminkan pergerakan harga pada tahun 2021! Jika kehilangan support di angka US$108.700, maka target harga BTC berikutnya ada di US$94.000,” tegas Martinez.

Berdasarkan grafik yang dibagikan olehnya, candlestick mingguan menunjukkan retracement setelah uptrend panjang sejak 2023 hingga 2025, menandakan momentum pasar mulai melambat.
Penurunan ini cukup signifikan, menunjukkan tekanan jual yang masih sangat kuat. Harga BTC gagal menembus resistance terdekat di US$125.000 dan membentuk lower high, menandakan potensi tekanan jual berlanjut.
Level Fibonacci dari pergerakan sebelumnya menunjukkan support potensial di kisaran US$98.000–US$86.000, yang bisa menjadi titik rebound. Volume mingguan juga relatif stabil, menandakan konsolidasi sebelum kemungkinan penurunan lebih dalam.
Rising Wedge Jadi Sinyal Dimulainya Fase Bearish
Tak hanya Martinez, pandangan terkait potensi penurunan harga BTC ke bawah US$100.000 juga diungkapkan oleh analis ternama di TradingView, Xanrox. Pada Rabu lalu, ia menilai pola bearish yang kuat mulai terbentuk dalam pergerakan Bitcoin.
“Tanda besar dari kelemahan terlihat pada pola rising wedge merah yang saat ini sedang breakdown. Trendline dari wedge tersebut sudah jebol dan bahkan sudah terjadi retest, sehingga tidak ada yang bisa menghentikan harga BTC untuk terus turun,” jelasnya.
Grafik BTC/USDT memperlihatkan pola rising wedge yang umumnya dianggap sebagai sinyal bearish. Saat ini, harga bergerak di sekitar US$108.000 setelah gagal bertahan di area konsolidasi penting US$112.700, sehingga membuka peluang koreksi jangka pendek.

Dari sisi teknikal, zona support utama berada di US$105.400 (Fibonacci 0,382), lalu US$97.500 (0,5) hingga US$91.400 (0,618). Sementara itu, resistance terdekat ada di US$124.400, dan jika ditembus, target berikutnya mengarah ke US$135.000 sebagai puncak gelombang.
Skenario BTC saat ini memperkirakan adanya koreksi menuju US$95.000–US$97.000 sebagai bagian dari gelombang ke-4 sebelum rebound. Namun, jika tekanan jual membesar, BTC bisa jatuh ke area US$86.000. Sebaliknya, bila menembus US$124.000, target US$135.000 akan terbuka.
Meskipun September hingga pertengahan Oktober diprediksi masih rawan koreksi, Xanrox menilai tren bullish berpotensi kembali dominan pada Oktober hingga Desember 2025. Fase ini diyakini akan menopang altseason hingga akhir tahun.
Fase Bearish Bitcoin Diprediksi Hanya Sesaat
Secara keseluruhan, pergerakan harga Bitcoin saat ini memang menunjukkan tanda-tanda koreksi yang kuat, namun sejumlah analis meyakini fase bearish kali ini hanya bersifat sementara.
Tekanan jual yang terjadi pada Bitcoin lebih banyak dipicu oleh faktor teknikal setelah reli panjang sejak 2023, sehingga koreksi sehat dianggap wajar sebelum melanjutkan tren naik berikutnya. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.