Jaringan blockchain Polkadot resmi menetapkan batas maksimum pasokan koin DOT sebesar 2,1 miliar, menyusul disetujuinya proposal Referendum 1710 oleh mayoritas pemegang suara dalam tata kelola on-chain.
Keputusan ini menandai perubahan signifikan dalam kebijakan ekonomi Polkadot yang sebelumnya tidak memiliki batas suplai tetap.
Referendum 1710, yang dijuluki “Hard Pressure,” disahkan dengan dukungan sekitar 81 persen suara. Proposal ini tidak hanya mengatur batas maksimal jumlah DOT, tetapi juga mengubah model inflasi dengan menetapkan pengurangan inflasi secara bertahap setiap dua tahun, dimulai pada Maret 2026.
Penetapan batas suplai dan reformasi inflasi ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan struktur tokenomik yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
Selama ini, DOT dikenal sebagai koin dengan model inflasioner, di mana suplai baru diterbitkan tiap tahun sebagai insentif bagi validator dan peserta staking.
Namun dengan diterapkannya kebijakan baru ini, Polkadot tidak lagi sepenuhnya bergantung pada inflasi untuk menjaga keamanan jaringan dan daya tarik staking.
Referendum “Hard Pressure” Menang, Kalahkan Usulan Alternatif
Berdasarkan postingan developer ekosistem Polkadot, referendum 1710 mengungguli sejumlah usulan alternatif lain, termasuk proposal “Soft Pressure” (Referendum 1709) yang mengusulkan batas pasokan sebesar 3,14 miliar DOT dan pengurangan inflasi sebesar 13,14 persen setiap dua tahun.
Ada pula proposal “Growth Pressure” yang menawarkan batas pasokan sama sebesar 2,1 miliar DOT, namun dengan formula insentif staking yang lebih agresif.
Komunitas Polkadot akhirnya memilih pendekatan yang lebih konservatif dengan fokus pada pengendalian jumlah pasokan DOT dan pengurangan tekanan inflasi secara progresif.
Langkah ini dianggap sejalan dengan upaya menjaga nilai jangka panjang DOT serta menciptakan ekosistem yang lebih stabil di tengah persaingan antar bockchain layer-1.
Keputusan ini diambil melalui sistem tata kelola terdesentralisasi yang diterapkan di Polkadot, di mana pemegang koin DOT memiliki hak suara dalam setiap proposal perubahan besar. Proses ini menjadi bukti bahwa mekanisme governance on-chain di Polkadot berjalan aktif dan inklusif.
Dampak Ekonomi: Kelangkaan Token dan Revisi Insentif Staking
Dengan batas maksimal pasokan yang kini ditetapkan, DOT berpotensi mengalami kelangkaan dalam jangka panjang apabila permintaan terhadap jaringan Polkadot terus meningkat.
Efek kelangkaan ini biasanya diasosiasikan dengan potensi penguatan nilai token, terutama jika ekosistem Polkadot terus tumbuh dan menarik lebih banyak proyek serta pengguna baru.
Namun demikian, pengurangan inflasi juga berimplikasi langsung terhadap hasil staking. Karena reward staking sebelumnya bersumber dari penerbitan koin baru, maka penurunan inflasi dapat menurunkan imbal hasil yang diterima oleh peserta staking.
Hal ini dapat memengaruhi insentif partisipasi dalam menjaga keamanan dan operasional jaringan.
Meski begitu, tim pengembang Polkadot dan komunitas menyadari risiko tersebut dan berencana menyesuaikan kebijakan secara bertahap, dengan tetap mempertimbangkan keseimbangan antara keamanan jaringan dan nilai ekonomi bagi pemegang token.
Saat ini, seluruh perhatian pasar tertuju pada implementasi dari keputusan tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap ekosistem Polkadot secara keseluruhan.
Perubahan ini dinilai sebagai tonggak penting yang dapat memperkuat posisi Polkadot di tengah kompetisi sengit antar-protokol blockchain besar lainnya. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.