Perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Polychain Capital, kini menguasai aset kripto YFI senilai US$8,5 juta (Rp120 miliar), setelah membeli tambahan sebanyak 141 YFI. Jadi, perusahaan itu memiliki 470 YFI, yang setara dengan 1,6 persen dari pasokan total YFI yang mencapai 30.000 unit.
Kabar itu diumumkan oleh Mason Nystrom, peneliti dari perusahaan Messari, hari ini, 11 November 2020.
“Polychain Capital menambah investasinya, membeli 141 YFI pekan ini. Polychain kini masuk dalam 10 besar pemilik YFI, dengan total kepemilikan mencapai 470 YFI (bernilai sekitar US$8,5 juta) atau setara dengan 1,6 persen pasokan total YFI,” kata Nystrom di Twitter.
Polychain Capital doubled down and purchased another 141 $YFI this week.
Polychain is now the 10th largest holder with 470 YFI (~8.5m) or 1.6% of the total supply. https://t.co/QakHgbPmQC pic.twitter.com/SeFXDOUIfO
— Mason Nystrom (@masonnystrom) November 11, 2020
Pekan lalu perusahaan membeli 329 YFI. Bursa aset kripto Binance dan Huobi juga tercatat dalam daftar 10 besar itu.
YFI adalah aset kripto berjenis governance token, khusus untuk layanan DeFi, Yearn Finance.
Harganya memang jauh melampaui harga Bitcoin. Pada 13 September 2020, harganya adalah US$43.000. Namun, berdasarkan kapitalisasi pasar, YFI masih sangat rendah, yakni hanya
Setelah terkoreksi amat dalam, harganya per 11 November 2020, pukul 22:10 WIB di kisaran US$17.460,03 (Rp247 juta) per unit. Total pasokan beredar hanya 30.000 YFI.
Aset kripto YFI dianggap “legit” karena sejumlah besar aset kripto itu tidak dikuasai secara dominan oleh entitas tertentu, termasuk oleh sang perancang sistem DeFi-nya, yakni Andre Cronje.
Berdasarkan data terkini di Coingecko.com, YFI dalam rentang 14 hari terakhir masih hijau sekitar 30,3 persen, dengan harga tertinggi pada 11 November 2020, pukul 08:00 WIB, US$18.885 per unit. [red]