Potensi dari resesi di tahun 2023 tampak membayangi Bitcoin dan crypto lainnya, investor pun tampak bersiap untuk itu.
Watcher News melaporkan bahwa, potensi resesi mulai terlihat dari banyaknya aksi PHK yang dilakukan perusahaan teknologi raksasa AS, yang menopang bursa saham seperti Microsoft, Google, Amazon dan lain-lain.
Ancaman Resesi Terhadap Bitcoin dan Crypto Lainnya
Pada awal tahun ini saja, Amazon telah memberhentikan sekitar 17.000 pegawai yang menandakan, ada kesulitan ekonomi berat yang melanda roda bisnis teknologi di negeri Paman Sam.
Beberapa analis pun memperkirakan, resesi juga dapat menghantam harga aset berisiko seperti Bitcoin dan crypto lainnya. Ini diprediksi membawa aset digital kejurang yang lebih dalam.
Menurut analis crypto popular Benjamin Cowen, pasar kripto memiliki skenario terburuk, di mana total nilai pasar secara luas dapat merosot sekitar 50 sampai 60 persen dari posisinya saat ini.
“Jika resesi melanda pasar, kapitalisasi pasar [kripto] sekitar US$600 milyar bisa lenyap… Saya percaya bahwa skenario terburuk untuk total kapitalisasi pasar adalah antara US$400 dan US$500 milyar, yang pada dasarnya akan mewakili pergerakan 50 persen lainnya ke sisi negatif dari level ini,” ujar Cowen.
Cowen sendiri menilai bahwa itu adalah skenario yang benar-benar buruk dan gila. Itu akan membuat sebagian besar kripto terbantai, termasuk Bitcoin (BTC).
Salah satu yang paling disorot adalah, bank-bank terkemuka seperti JP Morgan, Standard Chartered dan Bank Dunia telah memprediksi resesi akan terjadi di tahun ini.
Kapan BTC Akan Kembali ke ATH-nya?
Di tengah kekhawatiran yang melanda, beberapa investor masih yakin bahwa pada akhirnya, Bitcoin dan beberapa crypto utama akan dapat kembali ke ATH-nya, yang dicetak pada November 2021.
Watcher News melaporkan bahwa, para ahli di Finder memprediksi bahwa harga BTC akan dapat melesat lagi ke ATH dalam dua tahun ke depan, alias di tahun 2025.
Selain itu, para ahli tersebut menilai bahwa, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mulai serok BTC karena harga masih rendah.
“Bitcoin akan mencapai level tertinggi baru sepanjang masa sebesar US$77.492 pada tahun 2025,” ujar para ahli di Finder.
Selain itu, para ahli juga melihat adanya peluang untuk harga Bitcoin (BTC) mencapai US$26.844 di penghujung tahun ini, atau hanya mengalami kenaikan sekitar 10 persen saja dari harga saat ini, di kisaran US$24.370.
“Kita membutuhkan beberapa saat untuk naik kembali ke level tertinggi sepanjang masa. Pada akhirnya, Bitcoin tidak dapat dihindari dan adopsi pada tingkat yang mirip dengan emas yang akan membawa aset tersebut ke harga US$500.000,” ujar co-Founder Origin Protocol, Josh Fraser. [st]