Ini mungkin posisi enak bagi pecinta kripto, di mana harga BTC 2025 diperkirakan mencapai di atas US$100 ribu. Trader kawakan asal AS, Peter Brandt pun yakin bisa tembus US$150 ribu.
Tahun 2025 memang masih 53 hari lagi. Namun di saat Bitcoin terus mencetak rekor baru yang mencerminkan permintaan tinggi dari pasar, sejumlah ramalan baru tentang harga BTC di tahun depan semakin marak.
Gate: US$144.722 hingga Tahun 2030
Salah satu prakiraan harga BTC 2025 datang dari Gate, crypto exchange cukup besar saat ini. Dilansir pada Sabtu (9/11/2025), mereka meramalkan harga BTC 2025 bisa mencapai US$114 ribu.
“Bitcoin dapat mencapai hingga US$144.722 dari sekarang hingga tahun 2030. Potensi ROI dari pembelian Bitcoin pada harga saat ini sebesar US$75.895 (+90 persen),” sebut mereka, menyiratkan bahwa pada tahun 2025 kisaran harga BTC bisa berada di rentang itu.
Itu pun dengan asumsi Bitcoin mencapai level yang diperkirakan tersebut. Selain itu, harga tertinggi Bitcoin sepanjang masa tercatat di US$76.870 pada Jumat dini hari, dengan pergerakan harga terbaru -0,31 persen dalam 24 jam terakhir dan kenaikan mingguan +9,37 persen.
Peter Brandt: Harga BTC 2025, US$150 Ribu
Prediksi harga Bitcoin seperti itu mungkin terkesan mengada-ngada, karena kurang memiliki argumen kuat. Tapi analisis dari trader veteran ini, Peter Brandt, mungkin lebih meyakinkan publik.
“Harga BTC sekarang berada di titik puncak siklus halving pasar bull yang seharusnya berada di kisaran US$130 ribu hingga US$150 ribu pada Agustus atau September mendatang. Saya memang mengukur siklus dengan cara yang berbeda dibandingkan orang lain,” tulisnya di X, Kamis (7/11/2024).
Analisis Brandt didasarkan pada pola siklus halving Bitcoin yang terlihat dari sejarahnya. Dalam bagan yang menunjukkan pergerakan harga Bitcoin dari awal 2022 hingga perkiraan tahun 2026, ia menyoroti dua periode penting, masing-masing berdurasi 518 hari. Kedua periode ini dianggap fase kritis dalam pasar Bitcoin, menunjukkan pola siklus dari pergerakan harganya.
Pola teknis penting yang terlihat dalam grafiknya adalah terobosan dari bentuk irisan yang melebar. Pola ini, dengan garis support dan resistance yang semakin jauh, menunjukkan bahwa volatilitas pasar meningkat saat harga mencapai titik tertinggi yang semakin tinggi dan titik terendah yang semakin rendah.
Jika berhasil menembus pola ini, itu dianggap sebagai sinyal bullish yang kuat. Analisis lengkap terkait siklus itu, ia paparkan secara lengkap di artikel Juni 2024 ini.
Sebelumnya pada 27 Februari 2024 ia meramalkan harga BTC 2025 dapat mencapai US$120 ribu hingga US$200 ribu pada akhir Agustus atau September. Dengan pernyataan terbaru Brandt itu, menandakan bahwa asumsi bullish masih tetap.
Pada 26 Oktober 2024 lalu Ecoinometrics memprediksi bahwa harga Bitcoin (BTC) dapat mencapai enam digit pada akhir 2025, dengan target US$130.000, jika kondisi pasar tetap mendukung. Faktor-faktor utama yang mendasari prediksi ini mencakup aktivitas on-chain yang stabil, momentum aset berisiko yang kuat, dan kemampuan BTC untuk mempertahankan harga di atas ambang US$65.000. Model analisis Ecoinometrics memperkirakan return tahunan BTC bisa mencapai 148 persen dalam skenario manis.
Namun, ada potensi risiko penurunan hingga 26 persen dalam kondisi terburuk. Ecoinometrics juga mencatat bahwa BTC bergerak seiring NASDAQ 100, menunjukkan korelasi positif dengan pasar saham AS, yang bisa menguntungkan harga BTC jika terjadi kenaikan di bursa saham. Selain itu, pertumbuhan pasokan uang AS (M2) turut mempengaruhi pasar, meski belum setara dengan lonjakan saat pandemi.
Meskipun ada tantangan, BTC dinilai tetap memiliki potensi sebagai lindung nilai terhadap depresiasi fiat. Jika momentum bullish terus berlanjut dan kebijakan moneter global stabil, BTC berpeluang mencapai sasaran harga enam digit pada 2025.
Prediksi harga Bitcoin 2025 mengindikasikan potensi perubahan besar bagi aset digital ini. Setelah sembilan bulan stabil di sekitar US$60.000, para analis memprediksi kuartal pertama 2025 sebagai periode kritis.
Markus Thielen dari 10x Research pada 11 Oktober 2024 menyatakan, Bitcoin berpotensi mengalami lonjakan atau penurunan signifikan. Perubahan kebijakan ekonomi global, khususnya dari The Fed, bisa memengaruhi harga, terutama jika imbal hasil obligasi AS terus naik. Di sisi lain, jika The Fed menurunkan suku bunga sambil menjaga ekonomi tetap kuat, harga Bitcoin mungkin melonjak. [ps]