Prediksi Bitcoin crash di tahun 2026 semakin menguat seiring dengan semakin dekatnya puncak harga BTC dalam siklus halving. Bisa serendah apa?
Ada banyak prediksi di luar sana terhadap harga BTC yang disebut bakal crash di tahun 2026. Salah satunya datang dari Xanrox, pengguna TradingView dengan pengikut cukup besar. Pada 4 hari lalu ia meramalkan kejatuhan besar harga BTC pada tahun 2026 bisa mencapai US$50 ribu setelah mencapai puncak siklus halving.
Prediksi Bitcoin Crash: Bisa Mencapai US$50 Ribu pada Tahun 2026
“Saya memprediksi Bitcoin akan jatuh ke US$50 ribu dolar AS pada tahun 2026, jadi jika Anda membeli sekarang untuk investasi jangka panjang (buy and hold), Anda mungkin bisa menunggu harga yang lebih baik!” tulisnya.

Dia beralasan, secara statistik, Bitcoin mengalami penurunan setiap 4 tahun, sebesar 86 persen hingga 77 persen. Namun dia menilai, dalam prediksi Bitcoin crash kali ini terkait halving, mengingat kapitalisasi pasar semakin besar karena keterlibatan institusi dan individu berpengaruh, ia memperkirakan penurunan yang lebih lemah (sekitar 65 persen).

Dia juga memproyeksikan berapa kisaran harga puncak Bitcoin sebelum market crash di tahun 2025.
Puncak Siklus di US$125 Ribu pada Tahun 2025
“Kita berada di tahap akhir siklus bullish, dan siklus ini bisa berakhir antara Februari dan November 2025. Ketika kita menggambar garis tren pada grafik bulanan secara linier, kita mendapatkan sasaran sekitar US$125.000. Ini adalah level yang baik untuk menjual Bitcoin,” ujarnya.
Prediksi harga Bitcoin sebesar itu ia tuangkan secara khusus di laman analisis di TradingView ini.
“Harga Bitcoin saat ini sangat bullish, karena berhasil menembus pola falling wedge dan sudah menguji level tersebut dua kali. Ini menunjukkan kemungkinan harga akan terus naik dalam beberapa hari atau minggu ke depan,” sebutnya 4 hari lalu.
Robert Kiyosaki Prediksi Crash Besar dan Kebangkitan Harga BTC ke US$10 Juta
Ia menambahkan, Ada tiga level penting yang bisa digunakan untuk keputusan trading. Level pertama berada di US$105.544, yang merupakan level Fibonacci 0,382 dan titik POC dari segitiga simetris.
Katanya, level ini kemungkinan akan diuji setelah breakout, dengan kemungkinan Bitcoin akan naik ke US$110.000 sebelum kembali dan menguji level tersebut lagi.
“Sedangkan level kedua berada di US$110.342, yang merupakan level Fibonacci 0,618 dari gelombang 1 ke gelombang 2, serta berada di atas harga tertinggi sebelumnya. Ini bisa menyebabkan aksi beli untuk menyapu likuiditas di atas level tersebut, diikuti dengan tren turun jangka pendek. Level ketiga berada di US$118.109 USDT, yang juga signifikan karena merupakan ekstensi Fibonacci 1:1, dan Bitcoin sering bereaksi kuat terhadap level ini,” paparnya, di mana pada grafik jika BTC sukses menembus resistensi ketiga (US$118 ribu), maka kenaikan berlanjut hingga US$125 ribu.
Prediksi mengenai crash besar Bitcoin pada 2026 semakin memperjelas bahwa harga BTC bisa jatuh hingga US$50 ribu setelah mencapai puncak siklus halving, yang diperkirakan akan terjadi antara Februari dan November 2025, dengan harga puncak sekitar US$125 ribu.
Dengan demikian, meskipun harga Bitcoin saat ini menunjukkan tren bullish dan berpotensi naik ke level lebih tinggi dalam waktu dekat, investor dapat mempertimbangkan kemungkinan koreksi besar pada 2026 sebagai bagian dari siklus halving yang lebih panjang. [ps]