IKLAN

Prediksi BTC Menurut Analis: Berpotensi Menjadi US$13.800 Hingga US$10.350

Melirik pergerakan lesu sebelumnya dari pasar kripto, prediksi harga BTC menurut analis berpotensi merosot lebih rendah.

Sejah hari Minggu (6/11/2022), harga Bitcoin merosot, yang kian didorong oleh sentimen buruk dari bursa kripto FTX pasca Binance mengumumkan akan melikuidasi kepemilikan token FTT mereka.

Kepanikan dan ketakutan tercipta di pasar, membawa gelombang jual tajam yang membawa harga BTC turun menjauh dari US$20.000 menuju US$16.000.

Prediksi Harga BTC Menurut Analis 

Berdasarkan laporan U Today, seorang analis veteran dan terkemuka di Twitter, Peter Brandt, melihat potensi berlanjutnya penurunan pada harga kripto utama.

Berdasarkan historis pasar BTC, harga “telah terbiasa” jatuh sekitar 80 sampai 90 persen sebelum kembali bangkit dan reli untuk mencetak tertinggi sepanjang masa (ATH) baru.

Menarik dasar analisis teknikal tersebut, Brandt melihat harga Bitcoin berpotensi turun lagi mencapai US$13.800, jika mengalami penurunan 80 persen, dan mencapai US$10.350, jika mengalami penurunan 85 persen dari ATH terbaru.

BACA JUGA  Harga BTC Diproyeksi Terbang Tinggi, Bisa Tembus US$1 Juta

Selain Brandt, analis dari JPMorgan pun melihat adanya peluang penurunan harga Bitcoin ke US$13.000 karena sentimen jual beberapa hari terakhir, didukung oleh masalah di FTX, yang memicu aksi jual masif karena investor merasa sangat ketakutan.

“Apa yang membuat fase baru deleveraging kripto yang disebabkan oleh runtuhnya Alameda Research dan FTX jadi lebih bermasalah adalah bahwa jumlah entitas dengan neraca yang lebih kuat, yang mampu menyelamatkan mereka yang memiliki modal rendah dan leverage tinggi, [telah] menyusut dalam ekosistem kripto,” ujar Pemimpin tim analis di JPMorgan, Nikolaos Panigirtzoglou, dilansir dari Market Watch.

Data Inflasi Menyelamatkan

Namun, pandangan negatif dari beberapa analis di atas tampak telah coba dipatahkan oleh investor kripto saat data inflasi AS telah rilis.

The Block melaporkan bahwa, harga Bitcoin dan Ether (ETH) telah naik saat data inflasi AS turun ke 7,7 persen, lebih rendah dari ekspektasi pengamat.

BACA JUGA  JPMorgan Ramalkan Harga Bitcoin Bisa Jatuh 25 Persen Karena Skandal FTX

Data tersebut mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga di bulan ini, sehingga selera risiko mulai tumbuh, uang besar mulai melirik kripto kembali.

“Pedagang suku bunga sekarang memperkirakan peluang 80 persen dari kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Desember,” ungkap alat FedWatch CME.

Finbold melaporkan bahwa, berkat data inflasi yang merosot, kapitalisasi pasar Bitcoin kembali meningkat, mendapatkan tambahan US$15 milyar hanya dalam waktu 15 menit saja. Pasar aset digital mulai bersuka cita sejak Kamis malam (10/11/2022). [st]

 

 

 


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait