Tepat setelah harga Bitcoin sentuh US$29.000, prediksi terkait harganya di tahun 2023 kian bermunculan dan beragam.
Pada hari Kamis (30/3/2023), harga Bitcoin (BTC) melesat hebat hingga sempat menyentuh US$29.000 sebelum kembali terpantul dan pada saat penulisan berada di kisaran US$28.130.
Prediksi Harga Bitcoin 2023Â
Bitcoin News melaporkan bahwa, harga BTC akhirnya kembali menyentuh US$29.000 untuk kali pertama sejak 10 Juni 2022, tepat saat harga merosot tajam dari US$30.000.
#Bitcoin – What a lovely fakeout. This is why you don't chase green candles pic.twitter.com/oJzrMoRi20
— IncomeSharks (@IncomeSharks) March 30, 2023
Tetapi, harga dengan cepat merosot setelah menyentuh US$29.000, yang disebut oleh analis popular di Twitter IncomeSharks sebagai fakeout.
Selama harga bertahan di atas US$28.000, peluang kenaikan untuk berlanjut masih ada, karena tren Bitcoin benar-benar sedang bullish.
Juga, U Today melaporkan bahwa ada tampilan besar logo Bitcoin di Frankfurt Jerman, yang terlihat di gedung kaca ECB.
"Bitcoin" projected on the Seat of the ECB in Frankfurt. Another memorable moment in monetary history. Will be avoided by TV news in Europe. Still happened. 🦇 pic.twitter.com/gdVL5lr6kh
— Tuur Demeester (@TuurDemeester) March 30, 2023
Itu terlihat seperti sebuah dukungan untuk Bitcoin dan kripto di tengah krisis ekonomi yang melanda negara-negara di wilayah Eropa, termasuk karena urusan inflasi.
Peluang untuk Bullish Tetap Berlanjut
Meski telah terpantul dari US$29.000, dalam grafik harian harga BTC sejatinya masih dalam pola konsolidasi antara level US$29.380 dan US$26.688.
Harapan pemulihan harga masih ada bahkan jika harga terus merosot, karena ada support potensial yang diwaspadai investor di US$25.270.
U Today melaporkan bahwa, kepastian bullish untuk berlanjut hanya akan ada jika harga BTC mampu bertahan di atas level US$29.000 dalam beberapa hari.
Di sisi lain, Michael Burry yang terkenal karena film “The Big Short,” telah mengaku salah telah mengatakan jual untuk para investor Bitcoin, saat harga BTC mulai menantul dan terus menguat dari US$16.000 ke US$28.000.
Menurut pengamat, prediksi Burry telah terpatahkan oleh tindak tanduk para Generasi Buy The Dip yang lebih giat membeli justru saat harga BTC merosot kian tajam.
Bisa Jatuh Lagi?
Menanggapi kenaikan harga Bitcoin yang luar biasa belakangan ini, Analis Benjamin Cowen justru mewaspadai potensi Bitcoin untuk kembali jatuh.
Berdasarkan laporan Daily Hodl, Cowen mengatakan bahwa Bitcoin dapat kembali turun ke level terendah November 2022, di kisaran US$15.500, atau terkoreksi lebih dari 40 persen dari harga saat ini.
“Saya pikir ada kasus serius yang harus dibuat dari potensi double bottom seperti yang kita alami di tahun 2015. Jadi saya pikir Anda bisa melihat hal seperti itu. Saya juga berpikir Anda bisa melihat potensi lower low, berpotensi beberapa ribu dolar AS di bawah titik low sebelumnya,” ujar Cowen.
Di sisi lain, Denmark telah menjadi salah satu negara yang mulai memungut pajak atas keuntungan kripto, berdasarkan aturan pajak baru di Kerajaan negara tersebut.
Crypto Potato melaporkan, investor kripto Denmark yang meraup cuan dari menjual kripto milik mereka akan dikenakan pajak.
Penimbang aturan menilai, orang membeli Bitcoin untuk tujuan spekulasi, membeli rendah dan berharap menjual di harga tinggi, sehingga tidak boleh dianggap sebagai kegiatan bebas pajak.
Selain itu, para penambang BTC dan menjualnya untuk meraup untung juga termasuk dalam aturan wajib pajak baru tersebut. [st]