Prediksi harga Bitcoin kian mencuat, analis 10x Research menyebutkan kripto itu bisa mencapai US$120 ribu pada 7 Juli 2025.
Harga Bitcoin diperkirakan akan menembus level US$120.000 dalam waktu dekat, seiring sejumlah indikator teknikal dan makroekonomi yang menunjukkan sinyal kuat arah kenaikan. Dalam laporan terbarunya yang dirilis pada Jumat (9/5/2025), 10x Research memproyeksikan bahwa harga Bitcoin berpotensi mencapai titik puncak pada atau sekitar 7 Juli 2025.
Analis dari 10x Research menilai bahwa pergerakan harga Bitcoin sejak pertengahan April mencerminkan perubahan signifikan dalam sentimen pasar. Perubahan arah tren teknikal pertama kali terdeteksi pada 12–13 April 2025, saat harga melampaui level US$85.000 disertai lonjakan indikator RSI. Momentum tersebut memicu reli hingga 16 persen, dengan level US$100.000 kembali berhasil ditembus pada 8 Mei 2025.
“Kami tidak melihat ada titik terendah absolut pada 9 April 2025, tetapi sinyal konfirmasi terjadi beberapa hari kemudian. Ini menunjukkan pergeseran situasi yang penting,” ungkap analis dalam laporan tersebut.
Faktor utama di balik kenaikan harga ini adalah arus masuk stablecoin, akumulasi ETF Bitcoin, serta pelemahan tren menurun yang sebelumnya mendominasi grafik harga. Dalam kerangka pandangan makro, keputusan Federal Reserve pada Desember 2024 yang memangkas ekspektasi pemotongan suku bunga, turut mendorong arus modal asing ke aset kripto. Sementara itu, pengumuman tarif impor pada akhir Maret justru memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset lindung nilai.
“Meski kondisi makro belum sepenuhnya pasti menjelang musim panas, struktur perdagangan yang gesit tetap dibutuhkan,” ujar 10x Research dalam catatan itu.
Lebih jauh lagi 10x Research menyebutkan, secara teknikal, terobosan harga di atas harga realisasi jangka pendek pada 22 April menjadi titik penting. Hal ini mengindikasikan bahwa para trader jangka pendek mulai mencetak keuntungan dan berani melakukan relaveraging.
Tim analis mengungkap bahwa sinyal perdagangan mereka memberikan tingkat keberhasilan 60 persen, dengan proyeksi return rata-rata 20 persen, mengarah ke kisaran harga US$111.000 hingga US$116.000.
Dalam lanskap volatilitas, fenomena tidak lazim terjadi pada akhir April, ketika volatilitas tersirat berada di bawah volatilitas yang terealisasi. Kondisi ini membuka peluang menarik bagi strategi pembelian call options. Kendati suku bunga relatif datar, minat terbuka yang meningkat menandakan bahwa sebagian besar pelaku pasar masih bersikap hati-hati.
“Arus masuk ETF dan likuiditas dari stablecoin cukup untuk menenggelamkan sentimen pasar yang sempat ragu. Ini menciptakan peluang pergerakan tajam saat level teknikal kunci berhasil dilewati,” jelas tim riset.
Untuk menghadapi risiko musim panas yang biasanya sepi likuiditas dan potensi kejutan data ekonomi, 10x Research merekomendasikan struktur call options terbatas, seperti call spread pada level US$100.000 hingga US$120.000 dengan jatuh tempo Juni. Sebagai langkah lindung nilai, posisi pendek pada indeks S&P 500 juga disarankan daripada mengurangi eksposur terhadap Bitcoin.
“Dengan berbagai indikator teknikal, arus likuiditas, dan faktor makro yang mendukung, kami tetap optimis bahwa sasaran harga US$120.000 bukan sekadar spekulasi, dengan tanggal 7 Juli sebagai potensi titik puncak siklus, mengacu pada data historis pergerakan uang global yang secara konsisten menunjukkan keterlambatan sekitar 13 minggu dari titik infleksi likuiditas. Proyeksi ini telah kami sebutkan sebelumnya dalam laporan ‘Alpha Alert’ dan sejauh ini semua indikator tetap sejalan,” jelas mereka.
Prediksi Harga Bitcoin 2025 Sebelumnya
Prediksi harga Bitcoin 2025 menunjukkan optimisme yang tinggi dari berbagai analis dan institusi, meskipun tetap disertai dengan peringatan akan potensi koreksi pasar. Beberapa proyeksi konservatif sebelumnya memperkirakan harga BTC akan berada di kisaran US$100.000 hingga US$150.000, didorong oleh faktor-faktor seperti efek pasca-halving, masuknya investasi institusional melalui ETF Bitcoin Spot, dan kepastian regulasi di Amerika Serikat serta Uni Eropa.
Di sisi lain, prediksi yang lebih agresif datang dari analis seperti Trader Tardigrade, yang memproyeksikan harga Bitcoin dapat mencapai US$260.000 pada tahun 2025, berdasarkan pola teknikal seperti “Cup with Handle” yang telah menyelesaikan formasinya dengan breakout. Sementara itu, Peter Brandt, seorang analis dan trader veteran, memperkirakan harga Bitcoin akan berada di kisaran US$130.000 hingga US$150.000 pada bulan Agustus atau September 2025, mengacu pada pola siklus halving sebelumnya.
Prediksi paling ambisius datang dari Deepseek AI, sebuah kecerdasan buatan asal Tiongkok, yang memperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai US$500.000 pada tahun 2025 dalam skenario ekstrem, jika terjadi pelemahan signifikan dolar AS akibat hiperinflasi dan pemerintah AS menjadikan Bitcoin sebagai cadangan nasional. Samson Mow, CEO JAN3, bahkan memprediksi harga Bitcoin akan mencapai US$1 juta pada akhir 2025, didukung oleh strategi adopsi baru oleh negara-negara dan penerbitan obligasi berbasis Bitcoin.
Meskipun prediksi ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan, investor diingatkan untuk tetap waspada terhadap volatilitas pasar dan faktor eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin secara signifikan. Sejarah menunjukkan bahwa setelah mencapai puncaknya, Bitcoin sering mengalami koreksi besar, seperti yang terjadi pada siklus sebelumnya. Oleh karena itu, strategi investasi yang bijak dan perencanaan jangka panjang sangat dianjurkan bagi para investor yang ingin terlibat dalam pasar kripto. [ps]