Di tengah pasar kripto yang suram, CEO Galaxy Digital masih punya prediksi harga Bitcoin dalam rupiah akan melesat jadi Rp7,6 milyar.
Mike Novogratz adalah salah satu pendukung kripto yang sangat percaya diri, tetap melihat prospek cerah dari kripto utama meski saat ini telah jatuh jauh dari level tertinggi sepanjang masanya (ATH).
Sekitar satu tahun lalu, di saar hype pasar kripto sedang terbentuk dengan panas, Mike mengatakan bahwa harga BTC dapat melesat hingga US$500.000, setara Rp7,6 milyar.
Prediksi Harga Bitcoin Dalam RupiahÂ
Daily Hodl melaporkan bahwa, hal tersebut Mike ungkapkan saat berada di acara WORLD.NOW, di mana ia berpendapat bahwa kinerja Bitcoin akan terus luar biasa sebagai aset penyimpan nilai dan mata uang digital.
“Saya pikir kita telah mencapai titik kritis dalam efek jaringan yang saya bicarakan ini, dan kasus dasar saya adalah jika saya melihat Bitcoin sebagai persentase dari emas, menurut saya Bitcoin akan menjadi emas digital… Saya pikir itu [BTC] punya jalur yang indah sebagai penyimpan nilai. Itu [BTC] dirancang dengan sempurna sebagai penyimpan nilai,” ujar Mike saat itu.
Bahkan, di tengah bullish pasar kripto saat itu, dengan percaya diri ia mengklaim bahwa Bitcoin akan mencetak keuntungan 10 kali lipat dalam tiga tahun, meraup kapitalisasi pasar yang akan mampu mengejar emas fisik.
“Jadi Bitcoin akan menjadi US$60.000 akhir tahun ini [2021], dan akan jadi US$500.000 mungkin sekitar 2024-2025… Itu tidak terjadi dalam semalam. Itu terjadi dengan semakin banyak literasi, dengan semakin banyak seminar seperti ini, dengan semakin banyak komunitas yang membeli ide tersebut,” tambahnya.
Sehingga ia menilai, harga Bitcoin dalam rupiah akan mencapai lebih dari Rp7 triliun per koin BTC.
Terhantam Crypto Winter
Namun, apa yang diprediksi oleh Mike tampak sulit untuk tercapai, setelah tahun 2021 ditutup dengan merah dan harga mulai berangsur menjauh dari ATH, hingga menjelang akhir 2022.
Meski begitu, berdasarkan laporan Daily Hodl, Mike masih yakin prediksinya akan terwujud, meski target waktunya mungkin bisa saja mundur karena sentimen global yang melanda, membawa pasar kripto ke dalam musim dingin yang luar biasa menyiksa.
Dalam wawancara terbaru bersama Bloomberg, Mike mengatakan harga Bitcoin akan tetap mencapai US$500.000, dalam rupiah sekitar Rp7,6 milyar, di tahun 2025 mengikuti prediksi lamanya.
Mike mengklaim bahwa, karena ekonomi makro berubah dan tidak menguntungkan pasar kripto, target yang ia prediksikan akan tercapai dalam waktu yang lebih lama. Tahun 2025 adalah satu tahun setelah halving terbaru BTC yang dijadwalkan terjadi di tahun 2024.
“Tidak dalam lima tahun dan saya akan memberi tahu Anda alasannya, perubahan terbesar yang terjadi dan alasan mengapa Bitcoin turun dari US$69.000 menjadi US$20.000 [atau lebih rendah] adalah [Ketua The Fed] Jay Powell memutuskan untuk menemukan kekuatan super bank sentralnya dan mulai menyerang inflasi dengan serangkaian kenaikan suku bunga yang mengambil tarif dari 0 persen menjadi lebih dari 4 persen,” ujar Mike.
Lanjut dikatakan, hal tersebut membuat banyak aset berisiko, seperti saham dan kripto, mengalami keruntuhan kapitalisasi pasar. Ini adalah alasan utama kenapa pasar kripto terperosok hebat.
Ia berpendapat bahwa, setelah pasar mampu bangkit dari runtuhnya beberapa perusahaan seperti FTX, BlockFi, Celsius dan lainnya, harga aset kripto akan kembali bertumbuh dan melesat lebih tinggi.
Prediksi Harga Bitcoin (BTC)
Menyambut awal Desember, angin segar tampak mulai berhembus ke pasar kripto saat indeks dolar AS jatuh dari puncak kekuatannya, karena Powell mengatakan akan ada perlambatan pada kenaikan suku bunga AS.
Berdasarkan laporan Crypto News, Ketua CFTC telah menyatakan bahwa hanya Bitcoin yang harus diklasifikasikan sebagai komoditas, sementara Ethereum bukan.
Meski sentimen global yang mulai mereda dari sisi suku bunga, pasar tidak sepenuhnya merasa yakin tren akan berubah jelang akhir tahun ini.
Dalam analisis di atas diperkirakan bahwa, ketika harga Bitcoin masih belum sanggup melampaui level US$17.250 dan membentuk candle doji, maka koreksi masih berpeluang terjadi.
Dengan pemetaan Fibonacci Retracement, harga berpeluang turun dulu ke level 23,6 persen atau 50 persen, sebelum mencoba menemukan pijakan baru untuk bangkit.
Tetapi jika US$17.250 mampu ditembus dengan kuat, secara teknikal diperkirakan itu akan terus berlanjut hingga ke US$17.650 dan US$18.100.
Berdasarkan laporan Bitcoin News, setelah melewati data NFP AS pada Jumat malam (2/12/2022), harga BTC masih berkonsolidasi untuk memulai awal pekan besok, masih tertahan di kisaran US$16.950.
Momentum bullish dapat diharapkan dari persilangan pada indikator Simple Moving Average SMA10 dan SMA25m yaitu golden cross. Ini menjadi dasar utama analisis terbaru karena RSI masih di level netral, belum dapat dimanfaatkan hingga mencapai salah satu titik over, yakni oversold atau overbought. [st]