Robot kecerdasan buatan (AI) telah membuat prediksi untuk harga Bitcoin di hari Valentine mendatang (14/2/2023), yang akan mengalami penurunan lagi.
Sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) telah merosot cukup tajam dari puncak multi-minggu sejak rilisnya data NFP di awal bulan ini (3/2/2023).
Sejak itu, harga kian menjauh turun dari level psikologis utama US$23.000 yang tampak mencoba menutup keuntungan yang dicetak di sepanjang bulan Januari 2023.
Prediksi Harga Bitcoin di Hari ValentineÂ
Berdasarkan laporan Finbold, AI telah membuat prediksi untuk harga Bitcoin di hari Kasih Sayang, tepat setelah SEC AS mengumumkan penyelesaian urusan dengan bursa kripto Kraken terkait dugaan pelanggaran UU Sekuritas.
Pada hari Jumat (10/2/2023), algoritma robot AI di platform pemantau kripto PricePredictions melihat kemungkinan terjadinya penurunan lanjutan pada harga BTC di hari tersebut, ke kisaran level US$21.632.
AI tersebut menggunakan beberapa gabungan pembacaan indikator teknikal seperti Bollinger Bands (BB), Moving Average (MA), RSI, MACD dan beberapa indikator lainnya.
Dan berdasarkan indikator di Trading View, pengukuran satu hari melihat sentimen yang agak bearish di angka 10. Sementara sentimen dari MA di angka 8.
Selain itu, sudah ada sekitar US$40 milyar dana yang meninggalkan pasar kripto dalam sehari karena investor masih mengkhawatirkan tindakan SEC AS berikutnya.
Karena kasus dengan SEC AS, bursa Kraken telah mengeluarkan denda sebesar US$30 juta dan memutuskan untuk menutup layanan staking di AS.
Tidak hanya itu, Komisi tersebut juga menuduh bursa kripto memasarkan sekuritas yang tidak terdaftar. Ini menyebabkan kepanikan dan langsung membuat kapitalisasi pasar kripto kehilangan dana senilai US$18 milyar.
Memang, langkah kuat di bulan Januari kemarin tidak dapat dijadikan sebagai jaminan bahwa selanjutnya akan terus mengarah ke atas.
Pasar kripto masih tetap bergejolak dan berpeluang kembali terseret arus bearish utama karena sentimen yang benar-benar kuat belum hadir untuk menopang pasar kripto.
Kekhawatiran sentimen global seperti inflasi dan risiko resesi juga masih membayangi, karena angka inflasi di tiap negara masih terbilang tinggi. Mari kita saksikan. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.