Prediksi Harga Bitcoin Juli 2025, PlanB: US$125 Ribu!

Salah satu analis teknikal ternama, PlanB, dalam analisanya yang diunggah di YouTube pada Kamis (3/7), memprediksi bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$125.000 pada Juli 2025. Prediksi ini sejalan dengan model stock-to-flow (S2F) miliknya yang menargetkan rata-rata jangka panjang di angka US$500.000.

“Harga BTC naik US$27.000 pada akhir Juni, penutupan bulanan tertinggi sepanjang masa yang baru seperti yang telah diprediksi,” ujarnya dalam video tersebut—menegaskan bahwa pergerakan harga saat ini masih berada di jalur yang sesuai dengan proyeksinya.

PlanB menilai bahwa siklus bull market BTC saat ini masih berada di fase awal. Dengan waktu hampir tiga tahun tersisa sebelum halving berikutnya, ia meyakini potensi kenaikan harga Bitcoin masih sangat besar.

Namun, ia mencatat bahwa sekitar 40 persen investor meyakini harga BTC tidak akan menembus US$200.000 hingga akhir 2026. Ketidaksepakatan ini, menurutnya, mencerminkan perbedaan keyakinan soal apakah imbal hasil akan terus menurun di setiap siklus selanjutnya.

Siklus Pergerakan Pasar Bitcoin - PlanB
Siklus Pergerakan Pasar Bitcoin – PlanB

Kenapa Harga BTC Masih Belum Meledak?

Lonjakan permintaan dari institusi seperti Strategy dan ETF memunculkan pertanyaan: mengapa harga Bitcoin belum naik? PlanB menilai ini akibat rotasi dana, bukan masuknya modal baru. Banyak investor memindahkan aset dari dompet pribadi ke ETF demi kenyamanan dan kepatuhan regulasi.

BACA JUGA  Masyarakat Asia Tenggara: Minat Aset Kripto, Kendati Berisiko

Ia menyoroti kondisi di Eropa, di mana MiCA memperumit transaksi kripto, terutama untuk koin lama. Dalam situasi ini, Bitcoin Spot ETF jadi opsi praktis karena meminimalkan hambatan, memungkinkan investor tetap terpapar BTC tanpa repot berurusan langsung dengan asetnya.

“Jadi, bagi orang-orang di Eropa, sangat sulit untuk menjual, terutama koin-koin lama. Dan disinilah ETF menghapus semua hambatan tersebut karena tidak ada, atau sangat sedikit, proses know your customer (KYC) dan hambatan lainnya dibandingkan dengan aset kripto langsung,” tegasnya.

Akibatnya, sebagian besar dana yang beredar saat ini hanyalah peralihan dari kepemilikan lama ke instrumen baru, bukan aliran modal segar. Namun, PlanB meyakini bahwa setelah fase rotasi ini berakhir dan investor baru mulai masuk, harga BTC berpeluang melejit.

Indikator On-Chain dan RSI Menguat

Dari sisi teknikal, PlanB menyoroti indikator RSI (Relative Strength Index) yang saat ini berada di level 70. Dalam pasar tradisional, angka tersebut sudah tergolong overbought. Namun, menurutnya, Bitcoin memiliki batas RSI yang lebih tinggi—bahkan bisa menyentuh angka 90 saat memasuki fase bull run.

BACA JUGA  DASH Melonjak 261 Persen dalam 30 Hari Saja, Faktor Burger King?
Bitcoin Relative Strength Index - PlanB
Bitcoin Relative Strength Index – PlanB

Menariknya, RSI rata-rata 12 bulan menunjukkan pola “wobble” kecil—fenomena langka yang sebelumnya hanya terjadi sekali pada 2019 dan diikuti oleh reli besar. PlanB menilai kemiripan pola ini sebagai sinyal positif lanjutan bagi kenaikan harga BTC.

“Kita sudah melihat RSI di level 75 sebanyak tiga kali, atau hampir lima kali, jadi saya rasa kita akan kembali ke level 75 itu. Ngomong-ngomong, kalau itu terjadi bulan ini—Juli—maka Juli bisa saja ditutup di kisaran US$125.000,” jelasnya.

Sinyal teknikal lain turut menguatkan tren bullish. Moving average 200 minggu berada di US$50.000, realized price di US$48.000, dan realized cost 2 tahun di US$84.000. Dengan harga Bitcoin saat ini di sekitar US$107.000, PlanB menilai ini sebagai ciri khas bull market.

Bitcoin Realized Cost Price - PlanB
Bitcoin Realized Cost Price – PlanB

Meski begitu, ia tetap mengingatkan adanya potensi koreksi. Dalam siklus sebelumnya, seperti pada 2013 dan 2021, fase distribusi sempat muncul sementara sebelum reli kembali menguat—dan banyak investor justru salah langkah karena terburu-buru keluar dari pasar.

BACA JUGA  Bitcoin, Ethereum dan Big Eyes Coin Masih Mendominasi Pasar, Menarik Perhatian Investor

Prediksi Harga Bitcoin Juli: Optimistis tapi Tetap Waspada 

PlanB menutup analisanya dengan menyajikan dua pilihan yang kini ada di hadapan investor Bitcoin: mengikuti arus skeptis yang meyakini bahwa harga Bitcoin akan segera terkoreksi, atau tetap percaya pada model jangka panjang seperti stock-to-flow (S2F).

“Semua model pasti salah. Tapi beberapa berguna,” ujarnya, sembari menegaskan bahwa ini bukan nasihat keuangan. Ia mengingatkan agar setiap keputusan investasi disesuaikan dengan profil risiko masing-masing.

Dengan momentum teknikal yang menguat, aliran institusional yang terus bertambah, serta indikator on-chain yang sejauh ini mendukung, harga Bitcoin tampaknya masih menyisakan ruang untuk naik. Namun seperti biasa di dunia kripto—volatilitas selalu menjadi bagian dari permainannya. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait