Prediksi harga Bitcoin (BTC) pada time frame mingguan diperkirakan berada di kisaran US$52.000 pada akhir Oktober 2021. Level itu adalah support terbaik menuju US$100 ribu per BTC antara Desember 2021 hingga Februari 2022.
Prediksi Harga Bitcoin, Terus Tertekan?
Harga Bitcoin memang belum melampaui rekor tertinggi sepanjang masa, US$64.800 pada 14 April 2021.
Segala jenis tekanan, khususnya larangan Pemerintah Tiongkok terhadap segala jenis transaksi terkait kripto, pembumihangusan tambang kripto dan lain sebagainya, praktis memaksa sejumlah trader dan investor menjual Bitcoin. Harap maklum, Tiongkok selama ini adalah pasar kripto yang terbesar di dunia, selain Amerika Serikat.
September 2021 tentu saja akan tercatat sebagai masa tekanan hebat lain terhadap kripto nomor wahid, selaras dengan larangan Tiongkok lainnya di masa silam dengan riak dan dinamika serupa.
Bitcoin Terus Diapresiasi
Namun, di dunia lain di luar Tiongkok, Bitcoin lebih diapreasiasi masuk ke ranah yang lebih cerdas, mulai dari Exchange Traded Fund (ETF) di Kanada, Exchange Traded Product (ETP) di Eropa, hingga Bitcoin Trust oleh Grayscale di Amerika Serikat. CME yang mendominasi pasar komoditas di dunia, belum berhenti menjual produk Bitcoin berjangkanya sejak Desember 2017.
MicroStrategy, Square dan Tesla yang yakin dengan nilai Bitcoin di masa depan tetap cerah menjadi penahan laju penjualan hingga detik ini. Bahkan Elon mengatakan belum lama ini, bahwa kripto mustahil dihancurkan, walaupun ada regulasi dari banyak negara. Namun regulasi ini sekadar memperlambat saja, bukan memusnahkan. Toh, kesadaran publik tentang keunggulan kripto berkat blockchain, sudah sangat solid.
Harga Bitcoin Tetap Bullish, US$52 Ribu Lalu US$100 Ribu
Dalam rentang waktu yang pendek, tekanan masih akan terus terjadi. Tetapi dalam jangka panjang, secara teknikal di time frame mingguan, yang akan terjadi justru sebaliknya.
Memanfaatkan dua indikator, harga Bitcoin diporoyeksikan akan mencapai US$52.000 pada akhir Oktober 2021.
Itu adalah titik penting yang akan melejitkan mencetak rekor terbaru tahun ini juga. Berikutnya, akan menjadi gerbang menuju US$100 ribu setidaknya pada Desember 2021 atau Februari 2022.
Kami memanfaatkan indikator utama, yakni Bitcoin Logarithmic Growth Curves dan Bitcoin Parabolic Curve di time frame mingguan.
Berdasarkan indikator itu, maka harga Bitcoin diproyeksikan secara berturut-turut sebagai berikut: 4 Oktober 2021: US$44.073,46; 11 Oktober 2021 US$46.641,03; US$18 Oktober 2021: US$49.358,19; 25 Oktober 2021: US$52.286,32.
Ketika artikel ini disusun, harga Bitcoin di awal pekan 27 September 2021 masih ditutup positif di kisaran US$43.500.
Indikator Bitcoin Parabolic Curve sendiri meletakkan batas bawah kurva pada titik-titik support mingguan sejak tahun 2013 dan garis pangkal dan ujung kurva pada titik-titik tertinggi sepanjang masa.
Sedangkan indikator Bitcoin Logarithmic Growth Curves memanfaatkan “indikator dalam”, yakni Fibonnaci Retracement.
Dari sini kita melihat Bitcoin bergerak turun hebat di bawah level 50% Fibonnaci Retracement sejak 17 Mei 2021, yang menandakan aksi jual besar-besaran.
Di sini pula kita melihat bahwa support terbaik mingguan berada di kisaran US$41.200-US$44.600. Itu yang akan melesatkan kita di level terpenting agar naik di atas level 50%, yakni US$52.286,32.
Di atas grafik, itu terjadi di awal pekan pada 25 Oktober 2021 atau 1 November 2021. Kita berpotensi mencetak rekor tertinggi baru pada pertengahan atau akhir November 2021.
Menggunakan kedua indikator itu, level US$100 ribu (Rp1,4 milyar) per BTC bisa tercapai pada 17 Januari atau medio Februari 2022. [ps]