Prediksi Harga BTC Diprediksi Jadi US$1 Juta dalam 90 Hari, FOMO Lagi?

Bitcoin, ethereum, dan kripto utama lainnya mengalami lonjakan harga minggu ini di tengah krisis perbankan yang bisa memicu gempa bumi The Fed yang besar. Namun, apakah ini mengindikasikan FOMO lagi?

Sekarang harga bitcoin telah melampaui US$27.000 per bitcoin, naik lebih dari 30 persen sejak minggu lalu, mencapai level yang belum pernah terlihat sejak Juni tahun lalu. Lonjakan ini juga mendorong harga ethereum dan kripto utama lainnya dengan tajam.

Sekarang, setelah analis JPMorgan mengatakan bahwa program jaminan bank baru dari The Fed dapat menyuntikkan hingga US$2 triliun ke dalam sistem keuangan, terdapat perkiraan bahwa ini akan memicu hiperinflasi di AS.

Investor teknologi dan mantan kepala teknologi Coinbase, Balaji Srinivasan, telah memperingatkan hal ini dan menyarankan orang untuk membeli bitcoin sekarang dan mengambil koin tersebut dari burs.

Kemungkinan FOMO dan Pendapat Ahli

Srinivasan telah bertaruh sebesar US$1 juta bahwa harga bitcoin akan melampaui US$1 juta dalam waktu 90 hari, yang berarti kenaikan harga bitcoin sebesar 3.600 persen pada tanggal 16 Juni mendatang. Apakah ini benar dan bisa mengundang FOMO publik?

“Mengapa begitu cepat? Nah, hiperinflasi terjadi dengan cepat, kita telah melihat pandemi digital (COVID), kerusuhan digital (BLM), dan runtuhnya bank digital (SVB). Semuanya akan terjadi sangat cepat,” ujar Srinivasan.

“Begitu orang-orang memeriksa apa yang saya katakan dan melihat bahwa The Fed telah berbohong tentang seberapa banyak uang yang ada di bank. Semua pemegang dolar akan hancur,” tambahnya.

Srinivasa melakukan taruhan tersebut dengan beberapa nama yaitu @jdcmedlock oleh pemain poker profesional Isaac Haxton beserta dengan syarat taruhannya. Dana taruhan akan disimpan di escrow oleh influencer kripto yaitu Jordan Fish, dikutip dari Forbes.

Taruhan ini tentu menarik karena perhatian publik terpusat kepada keduanya. Namun, di sisi berbeda hal ini dapat mengundang FOMO bagi trader dan investor BTC.

Alasan Pendukung Srinivasan Terkait Kenaikan BTC

Srinivasan juga memberikan pendapat lanjutan terkait kenaikan BTC dan ini berpeluang akan FOMO melalui fakta perbankan sekarang:

“Bank menyembunyikan ketidakmampuan keuangan mereka dari Anda. Dan mereka akan mencetak US$2 triliun untuk mengalami hiperinflasi dolar. Dan ini akan terjadi dengan sangat cepat. Jadi belilah Bitcoin sekarang dan simpan di luar bursa,” ujar Srinivasan.

Minggu lalu, Silicon Valley Bank (SVB), bank yang mengkhususkan diri dalam pinjaman untuk perusahaan startup dan teknologi, ditutup setelah adanya kepanikan di antara para deposan bahwa bank itu tidak mampu membayar hutang.

Signature Bank, yang ramah terhadap kripto, juga ditutup oleh regulator, sebuah tindakan yang mungkin disebabkan oleh kekhawatiran terhadap kontrol pencucian uangnya.

Masalah ini tentu membuat Bitcoin menjadi lebih menarik dan bisa mengundang FOMO jika pergerakan BTC ke arah yang disampaikan oleh Srinivasan.

Mantan anggota DPR AS Barney Frank, yang juga co-author dari UU regulasi perbankan Dodd-Frank, duduk di dewan Signature Bank dan mengatakan bahwa dia percaya bank itu ditutup untuk memberi peringatan terhadap melakukan bisnis dengan perusahaan kripto.

“Ini hanya cara untuk memberitahu orang, ‘Kami tidak ingin Anda berurusan dengan kripto,'” ujar Frank.

Tidak lama sebelumnya, Silvergate juga mengalami kegagalan akibat dampak dari kejatuhan tiba-tiba bursa kripto besar FTX pada tahun lalu.

Kegagalan SVB adalah kegagalan bank terbesar di AS sejak krisis keuangan 2008 lalu dan mengirimkan kejutan melalui sistem keuangan karena nasabah berusaha menarik uang tunai dan otoritas mencoba mengembalikan kepercayaan nasabah.

Departemen Keuangan AS, The Fed, dan Federal Insurance Deposit Corporation (FDIC) mengatakan bahwa mereka akan sepenuhnya menjamin semua deposito di SVB dan Signature.

Srinivasan mengatakan dia sedang mengirimkan “sinyal bit” dengan menawarkan untuk memberikan US$1 juta dalam bentuk bitcoin, yang dibagi oleh 1.000 pengguna Twitter yang merespons posnya.

Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian pada krisis perbankan dan apa yang dia khawatirkan sebagai hiperinflasi yang mengancam. Tapi ini juga bisa menyebabkan FOMO bagi trader dan investor Bitcoin ke depannya. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait