Setahun terakhir, Bitcoin telah babak belur dengan harganya yang anjlok lebih dari 75 persen dari harga tertinggi atau ATH. Pengamat meramalkan harganya bisa mencapai US$1 juta per BTC pada tahun 2030, masuk akal atau tergolong lebay?
Keruntuhan bursa kripto FTX yang mengejutkan serta tekanan regulasi yang kian keras, telah menghapus sekitar US$2 triliun dari gabungan pasar crypto.Â
Terkini, para pemimpin industri kripto telah menetaskan dana penyelamatan kripto yang kontroversial. Termasuk dari inisiatif pemulihan industri kripto oleh crypto exchange Binance.Â
Namun krisis ini justru mendorong sejumlah pihak semakin bullish terhadap kripto wahid tersebut, dengan menyampaikan prediksi harga bitcoin akan meledak jadi US$1 juta per BTC pada tahun 2030 mendatang.
“Menurut kami, bitcoin akan melewati krisis ini dan kelak semerbak bagai mawar (di tengah investor kripto),” kata kepala eksekutif Ark Investment Management Cathie Wood kepada Bloomberg.
Dalam pandangan para pendukung Bitcoin, kripto besutan Satoshi Nakamoto ini memiliki keunikan yang membuatnya tangguh hadapi krisis saat ini.
Mereka berargumen karena sifatnya yang terdesentralisasi dan pasokan tetap sebesar 21 juta BTC membedakannya dari cryptocurrency lain dan masalah yang dihadapi perusahaan crypto.
“Anda harus melalui krisis untuk melihat para penyintas dan pertempuran menguji infrastruktur dan tesis,” ujar Wood.
Perusahaan Ark adalah pendukung utama Tesla Elon Musk dan saham teknologi pertumbuhan tinggi lainnya.Â
Ark sendiri telah bertaruh besar pada bitcoin, mata uang kripto lainnya, dan perusahaan kripto dalam beberapa tahun terakhir, berlipat ganda selama bearish pasar yang brutal pada tahun ini.
Wood juga memperkirakan investor institusional yang telah menunggu di sela-sela pasar Bitcoin dan kripto selama bertahun-tahun pada akhirnya akan merasa mampu terjun ke dalam Bitcoin dan bahkan ETH, mata uang kripto terbesar kedua setelah Bitcoin.
“Begitu mereka benar-benar melakukan pekerjaan rumah dan melihat apa yang terjadi di sini, saya pikir mereka mungkin akan lebih nyaman pindah ke Bitcoin, dan mungkin ETH, sebagai perhentian pertama karena mereka akan lebih memahaminya,” kata Wood.
Pekan ini harga Bitcoin telah berjuang untuk pulih dari efek domino bangkrutnya bursa kripto FTX pada November.Â
Dilansir dari Forbes, pengamat pasar Alex Kuptsikevich memprakirakan pemain besar bisa melupakan Bitcoin untuk beberapa tahun, karena kegagalan FTX dan perusahaan crypto besar lainnya.
“Bitcoin telah gagal mengeksploitasi pola head-and-shoulders terbalik sepenuhnya,” kata analis pasar senior FxPro Alex Kuptsikevich dalam catatan e-mail, merujuk pada data teknikal perdagangan harga Bitcoin.
Pasca kasus FTX, harga aset kripto mengalami penurunan signifikan. Bitcoin mengalami penurunan hingga ke harga US$15.500 pada 22 November 2022 pukul 04.45 WIB.
Aset kripto lainnya juga mengalami penurunan pada tanggal yang sama seperti, ETH di harga US$1.074, BNB di harga US$250, dan SOL di harga US$10,9.
Bitcoin menuju titik terendahnya pada pekan ini yakni US$15.500, harga terendah sejak dua tahun terakhir. Setelahnya, Bitcoin mengalami kenaikan 8,3 persen ke harga US$16.780 pada 24 November 2022.
Per 25 November 2022 pukul 16.30 WIB, Bitcoin diperdagangkan pada harga US$16.458. Dilihat dari indikator Fibonacci Retracement pada timeframe 15 menit, BTC menguji support area jingga yakni di harga $16.400. Jika support ini jebol, maka harga selanjutnya berdasarkan indikator adalah US$16.200 dan US$16.000. [ab]