Sejak awal tahun, harga mata uang kripto terkemuka Bitcoin (BTC) telah mengalami pemulihan yang luar biasa dari pasar beruang pada tahun 2022. Namun, bagaimana prediksi harga BTC ke depannya?
Pada November 2022, harga Bitcoin berada di sekitar US$15.000 tetapi pada April 2023, harga tersebut melonjak dua kali lipat menjadi hampir US$30.000.
Kenaikan harga juga terjadi pada mata uang kripto lainnya termasuk Ethereum (ETH). Namun, pemulihan tersebut tidak berlangsung lama karena dalam beberapa minggu terakhir harga mata uang tersebut mengalami penurunan sedikit.
Baru-baru ini, terdapat kekhawatiran regulasi di Amerika Serikat yang berkontribusi pada kejatuhan lembaga keuangan yang ramah terhadap mata uang kripto seperti Signature Bank dan Silvergate Bank.
Ternyata hal ini juga berdampak pada prediksi harga BTC dan aset kripto lainnya. Walaupun terjadi perbedaan, karena ada kripto yang nilainya naik dan ada pula yang turun.
Namun, jika melihat sisi yang lebih positif, para ahli strategi di Wall Street, termasuk Nikolaos Panigirtzoglou dari JPMorgan Chase & Co, telah memprediksi kemungkinan pertumbuhan harga Bitcoin dalam skenario pasar bullish, dikutip dari Coingape.
Namun, pertumbuhan ini bergantung pada potensi kenaikan harga emas. Para ahli strategi ini yakin bahwa prediksi harga BTC dapat mencapai US$45.000 jika dibandingkan dengan emas dalam portofolio investor pribadi dalam hal risiko modal atau penyesuaian volume.
Saat ini, harga emas hampir mencapai US$2.000 per ounce dan seiring waktu terbukti bahwa kedua aset ini bergerak sejalan. Keduanya juga dianggap sebagai aset alternatif bagi investor yang ingin memperluas portofolio keuangan mereka.
“Dengan harga emas yang melebihi US$2.000, nilai emas yang dipegang untuk tujuan investasi di luar bank sentral saat ini bernilai sekitar US$3 triliun, menurut ahli strategi JPMorgan.
“Hal ini menyiratkan harga Bitcoin sebesar US$45.000 dengan asumsi bahwa Bitcoin disejajarkan dengan emas dalam portofolio investor pribadi dalam hal risiko modal atau penyesuaian volume,” tambahnya.
Halving Bitcoin Kemungkinan Mempengaruhi Prediksi Harga BTC
Para analis menganggap kenaikan harga sebesar US$45.000 ini sebagai batas atas untuk token tersebut.
Hal ini menunjukkan potensi terbatas bagi aset digital ini di luar peningkatan yang dipicu oleh penggandaan biaya penambangan atau produksi.
Dengan adanya halving Bitcoin pada April atau Mei 2024 (peristiwa ini terjadi setiap empat tahun sekali), diasumsikan bahwa biaya produksi BTC akan mencapai US$40.000.
“Memang, peristiwa halving sebelumnya pada tahun 2016 dan 2020 disertai dengan tren bullish bagi prediksi harga BTC yang mengalami percepatan setelah peristiwa halving,” tegas para analis. [az]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.