Presiden Iran Serukan Buang Dolar Amerika

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, telah meminta Bank Sentral Iran untuk mempersiapkan dasar yang diperlukan untuk buang dolar Amerika dalam penyelesaian perdagangan bilateral dan untuk beralih menggunakan rial Iran bila memungkinkan.

Bank Sentral Iran telah mulai menerapkan kebijakan ini, dengan mengusulkan untuk membayar perdagangan bilateral menggunakan rial Iran dalam pertemuan tingkat tinggi baru-baru ini dengan menteri perdagangan Oman.

Raisi Minta Bank Sentral Iran untuk Buang Dolar Amerika

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, telah meminta pergeseran kebijakan dalam penggunaan dolar AS dalam perdagangan bilateral.

Pada Minggu (7/5/2023), dalam rapat kabinet setelah kunjungannya ke Suriah, Raisi membahas kemajuan negara-negara lain seperti China dan Rusia dalam mengurangi ketergantungan perdagangan mereka pada dolar dengan buang dolar Amerika.

Kunjungan ini juga memberikan keputusan dengan meminta Bank Sentral Iran untuk mempersiapkan dasar untuk beralih ke penggunaan mata uang lokal, seperti rial Iran, dikutip dari News.Bitcoin.

Raisi juga menyebut kekuatan pasar Suriah dan bagaimana kedua negara dapat mendapatkan manfaat dari integrasi dan hubungan perdagangan yang lebih erat. Ia mengatakan:

“Pasar Suriah memiliki kapasitas dan kemampuan yang tinggi bagi Iran untuk meningkatkan tingkat hubungan perdagangan antara kedua negara,” ujar Raisi.

Raisi baru-baru ini mengulangi bahwa Iran akan mencari untuk bergabung dengan blok BRICS sebagai cara untuk menghancurkan hegemoni yang AS dan negara-negara lain yang mempengaruhi dunia dengan perlahan buang dolar Amerika dari perdagangannya.

Selain itu, Raisi ingin ikut serta berkontribusi pada pembentukan dunia multipolar di masa depan.

Bank Sentral Iran Bergerak Gubernur Bank Sentral Iran, Mohammadreza Farzin, menjelaskan bahwa Pemerintah Iran akan mengejar kebijakan yang diusulkan untuk meninggalkan dolar AS dalam penyelesaian perdagangan sebagai kebijakan strategis.

Pernyataan ini, yang dibuat pada Senin (8/5/2023) selama pertemuan tingkat tinggi dengan Qais bin Mohammad Al Yousef, menteri perdagangan dan industri Oman.

Menurut Farzin, saldo perdagangan bilateral sebesar US$1,8 miliar bahkan dapat meningkat dengan penggunaan mata uang nasional.

Tentang alasan buang dolar Amerika, Farzin menjelaskan bahwa AS menggunakan mata uangnya sebagai alat politik untuk menekan negara lain, dan ini adalah alasan mengapa penggunaan mata uang lain seperti yuan China meningkat belakangan ini.

Perwakilan Oman menerima proposal tersebut secara positif, menyatakan bahwa langkah ini akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait