Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyatakan minatnya untuk menghadiri pertemuan BRICS mendatang di Johannesburg, Afrika Selatan, yang dijadwalkan pada bulan Agustus 2023.
Watcher News melaporkan bahwa, niat Macron untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut menandakan keinginan Prancis untuk mengurangi ketergantungannya pada dolar AS sebagai mata uang global yang dominan.
Presiden Prancis Akan Hadiri Rapat BRICSÂ
Awal tahun ini, Presiden Prancis tersebut telah membuat beberapa pernyataan kontroversial yang mempertanyakan supremasi dolar AS dan menyebutnya sebagai risiko besar.
Ia juga mendorong Eropa untuk mempertimbangkan kembali ketergantungannya pada mata uang tersebut.
Macron menekankan perlunya negara-negara Eropa untuk menghindari terperangkap dalam krisis yang bukan milik mereka sendiri.
Presiden Prancis tersebut secara khusus merujuk pada utang yang terkait dengan dolar AS sebagai krisis besar yang dapat berdampak negatif pada negara-negara yang menjadikannya cadangan.
Namun, minat Macron untuk menghadiri pertemuan BRICS ini masih menunggu persetujuan dari aliansi tersebut.
Rusia, khususnya, menentang partisipasi Prancis dengan alasan bahwa pemerintahan Macron ingin memperoleh informasi internal tentang aliansi tersebut dan kemungkinan dapat merusak mata uang BRICS yang akan segera diluncurkan.
Menariknya, pengaruh aliansi BRICS semakin meluas di Amerika Latin, seperti yang ditunjukkan oleh keputusan Argentina untuk mengurangi ketergantungannya pada dolar AS dalam impor.
Diketahui, Argentina telah melakukan 19 persen dari total impornya dengan menggunakan yuan Tiongkok. Total transaksi lintas batas senilai US$2,72 milyar dilakukan tanpa melibatkan mata uang AS.
Yuan kini telah menjadi mata uang yang paling umum digunakan dalam perdagangan internasional dibandingkan dolar AS.
Beberapa negara juga telah menunjukkan minat untuk bergabung dengan aliansi BRICS dan menerima mata uang baru yang akan segera diluncurkan.
Keputusan mengenai perluasan dari BRICS menjadi BRICS+ dapat ditentukan dalam pertemuan berikutnya, yang akan menjadi sorotan utama di masa depan.
Jika perluasan anggota berlangsung seperti yang diharapkan, gabungan PDB BRICS+ akan mencapai perkiraan sebesar US$32,66 triliun. Angka ini melebihi PDB AS sebesar US$25,5 triliun sebesar US$7,16 triliun.
Oleh karena itu, dolar dan ekonomi AS berpotensi menghadapi risiko kejatuhan jika mata uang BRICS semakin kuat di pasar internasional. Mari kita saksikan. [st]