Profesor AS Beberkan Potensi yang Mengancam Keamanan Bitcoin

Di balik sejumlah keunggulannya, seorang profesor di Amerika Serikat (AS) mewanti-wanti adanya ancaman yang bisa menguntit Bitcoin terkait keamanan jangka panjang.

Peringatan soal ancaman atas Bitcoin diutarakan oleh Profesor ekonomi terkemuka dari Universitas George Mason, Lawrence White dalam wawancara dengan Kitco News.

“White menguraikan masalah potensial yang mungkin muncul dalam sekitar 100 tahun dari sekarang ketika lebih banyak BTC mungkin tidak lagi dibuat melalui penambangan dan hadiah penambang akan terdiri dari biaya transaksi,” tulis laman Coinmarketcap melansir penjelasan Profesor White, baru-baru ini.

Seperti diketahui, struktur insentif penambangan Bitcoin adalah kombinasi dari Bitcoin yang baru dicetak dan biaya transaksi.

Para penambang diberi imbalan dengan sejumlah Bitcoin yang baru diciptakan untuk setiap blok yang mereka tambang dengan sukses.

Namun, sistem imbalan ini diatur untuk mengalami pergeseran signifikan di masa depan. Ketika laju penciptaan Bitcoin secara bertahap menurun, para penambang akan semakin bergantung pada biaya transaksi sebagai sumber pendapatan utama mereka.

Kekhawatiran yang diungkapkan oleh Profesor White adalah bahwa, seiring semakin banyaknya Bitcoin yang dihasilkan dan insentif bagi penambang yang pada akhirnya didominasi oleh biaya transaksi, insentif ekonomi bagi para penambang bisa melemah.

Perubahan ini bisa mencegah para penambang dari berpartisipasi dalam jaringan, yang pada gilirannya dapat mengganggu keamanan seluruh ekosistem Bitcoin.

Meskipun masalah ini mungkin terasa jauh dan bersifat spekulatif bagi banyak penggemar kripto, penting untuk dicatat bahwa komunitas Bitcoin memiliki sejarah mengatasi masalah keamanan dan menerapkan perbaikan yang diperlukan.

Mata uang kripto wahid ini telah melewati berbagai tantangan dan muncul lebih kuat setiap kali.

Pandangan Profesor White tentang keberlanjutan jangka panjang Bitcoin juga menyentuh perannya sebagai mata uang global.

Ia meyakini bahwa kemungkinan Bitcoin menjadi bentuk mata uang yang diterima secara universal sangat kecil.

“Mata uang kripto lain dengan desain yang berbeda yang memberikan daya beli yang lebih stabil bisa berperan lebih signifikan dalam perekonomian global,” tandas Profesor White.

Ia juga mencatat pertumbuhan signifikan stablecoin dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan potensi mereka untuk mengambil peran yang lebih luas.

Sebagaimana diketahui, keamanan merupakan salah satu trilemma yang menjadi bagian blockchain Bitcoin.

Bitcoin berhasil menjadi aset kripto terdesentralisasi karena tidak dikuasai oleh satu pihak mana pun, serta mempunyai tingkat keamanan yang mustahil ditembus.

Tapi, ini membuat skalabilitas Bitcoin menjadi sangat rendah karena kecepatan transaksi memakan waktu yang cukup lama. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait