Profesor Harvard: Default AS Dapat Memicu Krisis Keuangan Global

Seorang Profesor Harvard melihat bahwa, krisis keuangan global dapat dipicu oleh default AS yang tampak kian di depan mata.

Sekadar informasi, default AS adalah situasi di mana pemerintah Amerika Serikat tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan mereka, seperti pembayaran bunga atau utang yang jatuh tempo.

Default AS Dapat Memicu Krisis Keuangan Global 

Berdasarkan laporan Bitcoin News, Profesor Ekonomi Harvard bernama Kenneth Rogoff telah membagikan pandangannya terhadap perekonomian AS.

Dalam wawancaranya dengan Editor ET Srijana Mitra Das, Mantan Kepala Ekonom dan Direktur Riset di IMF tersebut melihat adanya peluang terjadinya gagal bayar AS yang dapat memicu krisis keuangan global.

“Potensi gagal bayar AS tampak besar… Risikonya tetap ada, tetapi jika ini memburuk, itu bisa menimbulkan krisis keuangan global. Saya berharap itu tidak akan terjadi, tetapi ini adalah situasi yang sangat berbahaya dan kita berada di perairan yang tidak diketahui,” ujarnya.

Menurutnya, Pemerintah telah salah dalam menjalankan kebijakan fiskal, tidak cakap dalam menavigasi pengeluaran Pemerintah.

“Biasanya, negosiasi ini diselesaikan pada tengah malam tetapi ada peluang dua hingga tiga persen saat ini di sini bahwa kita akan menemukan seperti apa default AS itu,” tambah Kenneth.

Ia pun mengatakan bahwa deault AS pernah terjadi di masa lalu, tetapi dengan cara yang berbeda.

Salah satu contoh gagal bayar dari Pemerintah AS adalah pada awal tahun 1930-an, ketika hutang Amerika dibayar dengan emas. Presiden AS saat itu, Franklin Roosevelt, telah mengubah harga emas dari US$20 menjadi US$35 per troy ounce.

“Kami [AS] gagal membayar klausul emas sementara kami membayar utang dalam dolar AS, yang nilainya jauh lebih sedikit,” ujar Kenneth.

Ia juga menyoroti gagal bayar setelah Perang Revolusi ketika AS terbentuk, di manaSekretaris pertama Departemen Keuangan AS, Alexander Hamilton, saat itu hanya membayar sebagian dari utang kolonial yang diwariskan.

“Kami juga mengalami inflasi yang tinggi baru-baru ini. Dadi, jika Anda pemegang utang AS, nilai kepemilikan Anda telah berkurang secara nyata dalam dua tahun terakhir. Itu adalah semacam default karena Anda tidak mengharapkan hilangnya nilai tetapi jauh lebih tidak mengganggu daripada situasi ini yang seperti menghadapi lubang hitam,” ungkapnya.

Bahkan, Menteri Keuangan AS Janet Yellen pun melihat adanya peluang terjadinya default AS pada 1 Juni mendatang. [st]

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait