Pavel Durov adalah pendiri Telegram dan sosok penting di balik proyek blockchain ambisius bernama TON. Untuk mengenalnya lebih jauh, yuk simak profil Pavel Durov, CEO Telegram yang kekayaannya ditaksir mencapai Rp278 triliun berikut ini!
BACA JUGA:Â 7 Cara Menghasilkan Uang dari Telegram Lewat Airdrop Crypto!
Profil Pavel Durov

Pavel Durov adalah pendiri Telegram dan sosok visioner di balik platform pesan terenkripsi yang kini digunakan lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia.
Melansir laman Business Insider, Durov lahir di St. Petersburg, Rusia. Ia juga berasal dari keluarga intelektual dan memulai Telegram bersama kakaknya, Nikolai, pada 2013.
Tujuannya mendirikan Telegram sangat sederhana, yaitu untuk menciptakan aplikasi pesan yang bebas sensor dan benar-benar menjaga privasi penggunanya. Sejak itu, Telegram terus berkembang dan berhasil bersaing dengan raksasa seperti WhatsApp.
Sebagai pemilik penuh Telegram, profil Pavel Durov juga mencerminkan sosok yang mandiri secara finansial. Hingga Juli 2025, kekayaannya mencapai US$17,1 miliar atau sekitar Rp278 triliun.
Tahun 2024 lalu, Telegram juga berhasil mencetak keuntungan untuk pertama kalinya, dengan pendapatan lebih dari US$1 miliar dan cadangan kas mencapai US$500 juta. Durov dengan bangga menyebut Telegram sebagai platform yang tetap berdiri tanpa campur tangan investor luar.
Biodata Pavel Durov
Pavel Durov adalah CEO Telegram yang lahir di Rusia dan kini dikenal sebagai salah satu tokoh teknologi terkaya dan paling berpengaruh di dunia digital. Berikut ini adalah biodata lengkapnya:
BACA JUGA:Â Apa Itu DAO? Ini Definisi, Fungsi, dan Cara Kerjanya!
- Nama lengkap: Pavel Valeryevich Durov
- Tempat, tanggal lahir: Saint Petersburg, Rusia, 10 Oktober 1984
- Usia: 40 tahun (per 2025)
- Kewarganegaraan: Uni Emirat Arab
- Tempat tinggal: Dubai, Uni Emirat Arab
- Status pernikahan: Lajang
- Jumlah anak: 6
- Pendidikan: Master of Science, Saint Petersburg State University
- Sumber kekayaan: Aplikasi perpesanan Telegram (self-made)
- Kekayaan bersih: US$17,1 miliar (data Forbes per Juli 2025)
Perjalanan Karier
Perjalanan karier Pavel Durov dimulai dari mendirikan media sosial terbesar di Rusia, VKontakte (VK), hingga akhirnya menjadi pendiri Telegram dan pionir dalam dunia blockchain.
Melansir laman Good Returns, pada 2006 Durov mendirikan VK bersama Ilya Perekopsky yang terinspirasi dari Facebook. Di bawah kepemimpinannya, VK tumbuh pesat dan bernilai hingga US$3 miliar.
Namun, konflik dengan pemerintah Rusia mulai muncul ketika ia menolak menghapus halaman milik tokoh oposisi dan menyerahkan data pengguna. Setelah tekanan politik makin kuat, ia akhirnya diberhentikan dari jabatan CEO pada 2014 dan memutuskan meninggalkan Rusia.
Setelah itu, profil Pavel Durov berubah total. Ia mengamankan dana pribadi sebesar US$300 juta, memperoleh kewarganegaraan Saint Kitts and Nevis, dan fokus membangun Telegram. Aplikasi ini menjadi simbol perlawanan terhadap sensor dan monopoli data.
Pada 2018, Durov juga meluncurkan proyek blockchain dan mata uang kripto bernama Gram melalui platform TON (kala itu itu masih disebut dengan kepanjangan Telegram Open Network). Namun, tekanan dari SEC membuat Durov harus keluar dan menghentikan proyek tersebut.
BACA JUGA:Â Apa Itu Wallet Address? Ini Pengertian, Contoh, dan Cara Membuatnya!
Kekayaan Pavel Durov

Per Juli 2025, kekayaan Pavel Durov tercatat sebesar US$17,1 miliar menurut Forbes.
Sebagian besar kekayaannya berasal dari Telegram, terutama setelah aplikasi tersebut mencetak keuntungan pada 2024. Selain Telegram, profil Pavel Durov juga mencatat langkah besar di dunia blockchain lewat proyek TON.
Pada 2018, ia bersama kakaknya berhasil menggalang dana US$1,7 miliar dari investor global. Meskipun proyek tersebut akhirnya dihentikan karena intervensi dari SEC.
Kelanjutan Proyek TON

Setelah “proyek Gram” dihentikan oleh Telegram karena tekanan dari SEC, pengembang independen mengambil alih dan melanjutkannya secara open-source dengan nama baru: The Open Network (TON) dengan nama native crypto-nya adalah Toncoin (TON).
Pada 2020, Telegram resmi mundur dari proyek ini setelah SEC menilai penjualan token Gram melanggar hukum sekuritas AS. Pavel Durov pun mengumumkan bahwa Telegram akan mengembalikan dana investor dan menghentikan pengembangan lebih lanjut. Namun, semangat di balik proyek ini tidak padam begitu saja.
Komunitas open-source kemudian mengambil alih kode sumber TON dan terus mengembangkannya hingga hari ini. Meskipun profil Pavel Durov dan Telegram sudah tidak lagi terlibat secara langsung, Durov tetap memberi dukungan moral lewat kanal resminya di Telegram dan akun X.
Pria bertubuh tegap dan berisi ini juga menghargai upaya komunitas dalam menjaga visi awal TON untuk menciptakan jaringan blockchain yang terbuka, cepat, dan terdesentralisasi.
Kontroversi Penangkapan Durov di Bandara Prancis
Salah satu episode hidup Durov yang dramatis sekaligus kontroversial adalah ketika ia ditangkap oleh aparat berwenang di sebuah bandara di Prancis pada 24 Agustus 2024 silam.
Pavel Durov ditangkap oleh otoritas Prancis di Bandara Le Bourget, Paris, setelah tiba dari Azerbaijan. Penangkapan ini dilakukan oleh OFMIN sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan kelalaian Telegram dalam memoderasi konten ilegal, termasuk pornografi anak, penipuan digital, dan perdagangan narkoba.
Presiden Emmanuel Macron kala itu menyatakan bahwa penahanan tersebut sepenuhnya berdasarkan hukum dan bukan karena tekanan politik dari pihak manapun. Ia menegaskan bahwa proses peradilan di Prancis berjalan secara independen tanpa intervensi luar.
Setelah menjalani empat hari penahanan, Durov akhirnya dibebaskan pada 28 Agustus 2024 dengan status tersangka di bawah pengawasan yudisial. Ia pun dilarang meninggalkan wilayah Prancis, diwajibkan melapor ke kantor polisi dua kali dalam seminggu, dan dikenai jaminan sebesar €5 juta (sekitar US$5,4–5,6 juta).
Namun, pada Maret 2025, pembatasan tersebut mulai dilonggarkan dan warga negara Prancis itu diizinkan untuk sementara meninggalkan Prancis. Ia kemudian diketahui kembali ke Dubai. Saat ini, Durov telah bebas dari tahanan.
Dalam pernyataan resminya di Telegram pada 6 September 2024, Durov, menegaskan bahwa Telegram berusaha menjaga keseimbangan antara privasi dan keamanan, serta bersedia berdialog dengan regulator.
“Telegram siap keluar dari negara yang tidak sejalan dengan prinsip mereka, seperti yang pernah terjadi di Rusia dan Iran. Kami mengakui masih ada ruang untuk perbaikan, termasuk dalam kejelasan proses komunikasi dengan otoritas. Meski begitu, Telegram setiap hari menurunkan jutaan konten berbahaya dan mempublikasikan laporan transparansi. Dengan meningkatnya jumlah pengguna menjadi 950 juta, tantangan moderasi pun bertambah. Durov berkomitmen secara pribadi untuk meningkatkan sistem moderasi Telegram, dan berharap insiden Agustus lalu bisa memperkuat Telegram serta industri media sosial secara umum,” sebutnya.
Sudah Tahu Siapa Itu Pavel Durov?
Dari membangun VK di Rusia sampai menciptakan Telegram dan merintis proyek blockchain TON, profil Pavel Durov menunjukkan kalau teknologi bisa jadi alat untuk melindungi kebebasan dan privasi. Meski menghadapi banyak tantangan, Durov tetap teguh dengan visinya.
Mau belajar crypto dan blockchain lebih lanjut? Yuk, pelajari selengkapnya hanya di Blockchain Media Indonesia! [msn]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.